Logo
>

Masuk Indeks MSCI, BUMI Bukukan Laba Bersih Rp1,86 Triliun

Ditulis oleh Yunila Wati
Masuk Indeks MSCI, BUMI Bukukan Laba Bersih Rp1,86 Triliun

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bumi Resources Tbk atau BUMI, pada 25 November 2024 kemarin mengumumkan keberhasilannya masuk dalam MSCI Indonesia Small Caps Index. Dan Senin, 2 Desember 2024, BUMI melaporkan laba bersih perusahaan naik hingga dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Salah satu emiten tambang terkemuka di Indonesia ini mencatatkan peningkatan laba bersih signifikan pada kuartal ketiga tahun 2024. Laba bersih perusahaan mencapai Rp1,86 triliun, hampir dua kali lipat dari perolehan Rp904,6 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Kinerja ini setara dengan laba per saham (EPS) sebesar Rp5,01, yang menunjukkan profitabilitas perusahaan dalam menciptakan nilai bagi para pemegang saham.

    Harga saham BUMI saat ini tercatat sebesar Rp138, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp51,24 triliun. Dengan jumlah saham beredar sebesar 371,3 miliar lembar, valuasi perusahaan mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek bisnis BUMI, meskipun tantangan global masih membayangi sektor pertambangan.

    Dalam laporan keuangannya, BUMI melaporkan pendapatan sebesar Rp14,03 triliun pada kuartal ketiga 2024. Meskipun pendapatan ini hanya menghasilkan laba kotor sebesar Rp1,42 triliun, laba operasi tercatat mencapai Rp384,9 miliar.

    Margin operasi yang tipis menjadi perhatian, tetapi laba bersih tetap mengesankan, didukung oleh pengelolaan beban bunga yang baik, tercermin dari rasio EBITDA terhadap beban bunga sebesar 3,11. Hal ini menunjukkan kemampuan BUMI untuk memenuhi kewajiban bunga melalui pendapatan operasionalnya.

    Total aset perusahaan mencapai Rp64,68 triliun, dengan ekuitas sebesar Rp44,02 triliun, mencerminkan struktur modal yang kuat. Beban utang jangka pendek dan jangka panjang masing-masing tercatat sebesar Rp11,29 triliun dan Rp9,38 triliun, menghasilkan rasio utang terhadap ekuitas (D/E) sebesar 0,47.

    Rasio utang terhadap total kapitalisasi sebesar 0,32 menunjukkan posisi keuangan yang relatif stabil, meskipun rasio utang terhadap EBITDA yang mencapai 34,8 menjadi perhatian yang perlu dikelola secara lebih hati-hati ke depannya.

    Dari sisi valuasi, rasio harga terhadap laba (PER) BUMI berada di level 27,54 kali, mencerminkan valuasi yang cukup tinggi dibandingkan laba bersihnya. Sementara itu, rasio harga terhadap nilai buku (PBV) sebesar 1,16 menunjukkan bahwa harga saham BUMI masih dihargai sedikit di atas nilai buku per saham (BVPS) sebesar Rp118,55.

    Kinerja perusahaan yang solid juga tercermin dari pengembalian terhadap aset (ROA) sebesar 2,88 persen dan pengembalian terhadap ekuitas (ROE) sebesar 4,23 persen, menegaskan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari modal yang digunakan.

    Namun, salah satu poin penting yang perlu diperhatikan adalah absennya pembagian dividen selama kuartal ketiga 2024. Hal ini dapat menjadi perhatian bagi investor yang mengharapkan pengembalian langsung dari investasi mereka. Meski demikian, keputusan ini dapat diartikan sebagai langkah perusahaan untuk memperkuat posisi kas yang saat ini tercatat sebesar Rp854,8 miliar.

    Secara keseluruhan, PT Bumi Resources Tbk menunjukkan kinerja yang solid dengan peningkatan laba bersih yang signifikan, didukung oleh pengelolaan keuangan yang relatif baik meskipun tantangan utang masih ada.

    Prospek perusahaan di masa mendatang akan bergantung pada kemampuannya untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengelola struktur utang dengan lebih optimal. Dengan fondasi keuangan yang kuat, BUMI tetap menjadi salah satu pemain utama di industri pertambangan Indonesia.

    Konstituen Teratas MSCI

    Seperti diberitakan sebelumnya, BUMI dan anak perusahaannya, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), berhasil mempertahankan posisi mereka dalam MSCI Indonesia Small Cap Index. Informasi ini disampaikan oleh Direktur Independen sekaligus Corporate Secretary BUMI Dileep, dalam pernyataan resminya pada Jumat, 7 November 2024.

    BUMI menjadi salah satu konstituen utama dalam indeks tersebut dengan bobot sekitar 4,82 persen, sementara BRMS memiliki bobot 3,06 persen. Kedua perusahaan memenuhi persyaratan likuiditas yang menjadi syarat utama dalam indeks ini, yang mencakup total 52 konstituen dan merepresentasikan sekitar 14 persen dari total saham di Indonesia.

    BUMI telah lama menjadi bagian dari MSCI Indonesia Small Cap Index dan juga tergabung dalam lima indeks FTSE. Konsistensi ini menunjukkan performa perusahaan yang stabil dalam memenuhi berbagai persyaratan ketat indeks global. Dengan bobot yang signifikan, posisi BUMI di indeks ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap fundamental perusahaan.

    MSCI sendiri merupakan indeks global yang dijadikan acuan oleh investor institusional di seluruh dunia. Keberadaan saham dalam indeks ini sering kali diikuti oleh aliran pembelian dari investor pasif, termasuk Exchange Traded Funds (ETF). Hal ini memberikan keuntungan strategis berupa peningkatan likuiditas saham serta akses ke pasar yang lebih luas.

    Sementara itu, BRMS mencatat kinerja saham yang luar biasa pada tahun ini, dengan kenaikan harga hingga 93 persen. Peningkatan ini didorong oleh ekspektasi bahwa BRMS dapat memperkuat posisinya di MSCI. Saat ini, kapitalisasi pasar BRMS mencapai Rp48 triliun (USD3,1 miliar), dengan free float 49 persen dan public float sebesar 52 persen pada September 2024.

    Harga saham BRMS terakhir tercatat di level Rp338 per saham. Dengan kapitalisasi pasar yang disesuaikan berdasarkan free float (FFMC) sebesar Rp23,6 triliun (USD1,5 miliar), perusahaan menunjukkan potensi besar untuk memenuhi kriteria minimum MSCI jika harga saham mencapai Rp400 per saham.

    Pada level tersebut, FFMC BRMS akan naik menjadi Rp28 triliun (USD1,8 miliar), memberikan peluang signifikan untuk menarik minat investor pasif dan ETF.

    Sementara, analis memperkirakan bahwa jika harga saham BRMS mampu stabil di kisaran Rp400 hingga akhir Oktober 2024, perusahaan ini memiliki peluang besar untuk masuk lebih dalam ke indeks MSCI pada rebalancing mendatang. Posisi ini dapat membawa peningkatan likuiditas saham serta menarik perhatian investor global yang lebih luas.

    Dengan langkah strategis yang konsisten dan kinerja saham yang kuat, BUMI dan BRMS terus menunjukkan peran penting mereka dalam pasar modal Indonesia. Keberhasilan mereka dalam mempertahankan posisi di MSCI Indonesia Small Cap Index tidak hanya menjadi penanda kinerja perusahaan, tetapi juga bukti bahwa keduanya tetap relevan di tengah persaingan global yang semakin ketat.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79