KABARBURSA.COM - PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) menunjukkan kinerja yang luar biasa di paruh I 2024 setelah merilis laporan keuangan yang diaudit.
Dalam keterbukaan informasi, Selasa, 1 Oktober 2024, pada semester pertama 2024, MBMA membukukan penjualan sebesar USD921,65 juta, naik lebih dari dua kali lipat atau 163 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni USD350,97 juta.
Peningkatan ini mengindikasikan bahwa MBMA semakin mantap memanfaatkan momentum peningkatan permintaan global atas bahan baku baterai, khususnya nikel, yang merupakan komponen utama dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.
Selain peningkatan pendapatan, MBMA juga melaporkan peningkatan laba kotor menjadi USD63,18 juta dari USD18,42 juta pada semester pertama tahun 2023. Peningkatan ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola efisiensi biaya, meskipun beban pokok penjualan meningkat seiring dengan ekspansi operasional
Namun, yang lebih mengesankan adalah perputaran dari kerugian bersih pada tahun lalu menjadi laba bersih yang besar. Pada semester pertama 2023, MBMA mengalami kerugian sebesar USD13,9 juta, namun kini perusahaan berhasil membalikkan keadaan dengan mencatatkan laba bersih sebesar USD46,26 juta.
MBMA juga berhasil mengendalikan pengeluaran di berbagai lini. Beban umum dan administrasi, yang pada semester pertama 2023 mencapai USD17,44 juta, turun menjadi USD11,94 juta pada periode yang sama tahun ini. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan efisiensi operasional di tengah perluasan skala bisnis.
Pada 30 Juni 2024, total aset MBMA mencapai USD3,29 miliar, sedikit lebih tinggi dari USD3,26 miliar yang tercatat pada akhir Desember 2023. Aset lancar perusahaan mencapai USD789,85 juta, yang menunjukkan likuiditas perusahaan tetap terjaga dengan baik.
Meskipun terjadi peningkatan pada liabilitas, dari USD 953,59 juta di akhir tahun 2023 menjadi USD 974,57 juta pada pertengahan tahun 2024, MBMA masih mampu menjaga rasio utang yang sehat, didukung oleh pertumbuhan pendapatan yang kuat.
PT Zhao Hui Nickel, salah satu anak perusahaan MBMA yang beroperasi sejak 2023, menjadi pilar penting dalam pertumbuhan ini. Dengan total aset mencapai USD528,88 juta, perusahaan ini fokus pada produksi nikel, bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik. Keberhasilan Zhao Hui Nickel di pasar menunjukkan bahwa diversifikasi bisnis MBMA ke sektor nikel telah memberikan hasil yang signifikan.
Pada saat yang sama, perusahaan juga terus mengembangkan usahanya di sektor logam dasar di Indonesia, Malaysia, dan berbagai wilayah lain. Beberapa anak usaha, seperti PT Sulawesi Cahaya Mineral dan PT Cahaya Smelter Indonesia, berperan penting dalam menyediakan bahan baku berkualitas tinggi untuk produksi baterai
Ke depan, prospek bisnis MBMA terlihat sangat cerah. Permintaan baterai global akan terus meningkat seiring dengan transisi energi menuju penggunaan kendaraan listrik. Dengan sumber daya yang melimpah dan kemampuan operasional yang kuat, MBMA diperkirakan akan terus memainkan peran penting dalam rantai pasokan global untuk baterai listrik.
Diversifikasi strategi yang kuat, pengembangan teknologi baru, serta penetrasi ke pasar internasional akan menjadi faktor kunci bagi pertumbuhan MBMA di masa mendatang. Selain itu, perusahaan juga berencana untuk lebih fokus pada kehausan dan pengelolaan lingkungan, seiring dengan meningkatnya kesadaran global tentang pentingnya bahan baku ramah lingkungan dalam produksi baterai.
Saham MBMA Hari Ini
Saham MBMA mencatatkan peningkatan harga yang signifikan di awal bulan Oktober, dengan nilai saham naik sebesar 20 poin atau setara dengan 3,00 persen, mencapai level Rp605 per lembar saham pada pukul 09:15 WIB.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, saham MBMA dibuka di harga Rp610, setelah sebelumnya ditutup pada level Rp585. Saham ini menunjukkan volatilitas harga yang positif, dengan mencatatkan harga terendah hari ini di Rp605 dan harga tertinggi mencapai Rp615.
Selama sesi perdagangan, MBMA telah mencatatkan volume perdagangan sebanyak 312.245 lembar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp19.000.000.000. Frekuensi transaksi juga cukup aktif, mencapai 1.631 kali.
Saham MBMA menunjukkan kinerja yang cukup menarik, dengan rasio harga terhadap laba (PE Ratio) yang tercatat sebesar 19.500.000 kali. Meskipun earning per share (EPS) perusahaan masih nol, lonjakan harga ini mencerminkan minat investor yang meningkat terhadap saham MBMA.
Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp66.416.921 M, MBMA berada dalam posisi yang kuat di pasar, menarik perhatian para investor yang mencari peluang dalam kondisi pasar saat ini.
Kenaikan harga saham MBMA di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi ini menandakan adanya optimisme dari para investor. Pergerakan positif ini dapat dihubungkan dengan sentimen pasar yang lebih luas, di mana banyak saham lainnya juga mengalami peningkatan di awal bulan ini. (*)