Logo
>

MedcoEnergi Jual Area 47 Libya 6.182 Kilometer Persegi

Ditulis oleh Syahrianto
MedcoEnergi Jual Area 47 Libya 6.182 Kilometer Persegi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) secara resmi mengumumkan penjualan kepemilikannya dalam kontrak Area 47 kepada Libya National Oil Corporation (NOC). Penjualan tersebut telah disetujui oleh kedua belah pihak dengan transfer seluruh hak partisipasi perusahaan sebesar 50 persen dalam perjanjian bagi hasil eksplorasi dan produksi (EPSA) di lapangan minyak dan gas (migas) yang terletak di Libya.

    Transaksi tersebut juga mencakup penjualan seluruh kepemilikan saham MEDC dalam Joint Operating Company (JOC), Nafusah Oil Operations B.V. Selain itu, penjualan ini juga menyelesaikan semua tuntutan dan gugatan di bawah proses arbitrase antara MEDC dan NOC yang telah disepakati untuk ditarik.

    "Penjualan ini sesuai dengan strategi MedcoEnergi untuk terus memperluas portofolio melalui akuisisi dan divestasi yang dipilih dengan cermat," ujar Direktur Utama MEDC Roberto Lorato, Selasa, 28 Mei 2024.

    Dalam keterbukaan informasinya, Sekretaris Perusahaan MEDC Siendy K. Wisandana mengatakan aksi ini tak akan berdampak terhadap kelangsungan usaha dan operasional perseroan.

    Adapun, berdasarkan resmi perusahaan, lapangan Area 47 memiliki luas wilayah 6.182 kilometer persegi (km2) dan masih berstasus masa eksplorasi dan pengembangan, setelah berhasil ditemukan pada 2007 silam.

    Sementara itu, masa kontrak eksplorasi berakhir di 2020 dan masa kontrak pengembangan dan produksi berakhir di 2045.

    Dalam lapangan ini, MEDC sebelumnya memiliki hak partisipasi eksplorasi sebesar 50 persen, yang sekaligus menjadikannya sebagai operator melalui Medco International Ventures Limited (MIVL). Sedangkan sisanya atua 50 persen, dipegang oleh Libya Investment Authority (LIA).

    Sedangkan, untuk hak partisipasi pengembangan MIVL memegang porsi 25 persen, LIA 25 persen, dan NOC sebesar 50 persen.

    MedcoEnergi Kurangi GRK

    MedcoEnergi mengambil langkah maju dalam pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan mengalihkan pasokan listrik pada fasilitas produksi migas mereka dari gas turbin generator ke listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN).

    Mulai Mei 2024, inisiatif ini diterapkan pada fasilitas Central Processing Plant Blok Lematang di Muara Enim, Sumatera Selatan. Penggunaan listrik PLN di Medco E&P Lematang berhasil memangkas emisi GRK sekitar 14.658 ton CO2e per tahun serta menghemat bahan bakar gas sebesar 0,75 MMSCFD. Langkah ini memastikan keberlanjutan bisnis yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan, ujar VP Relations & Security Medco E&P Arif Rinaldi di Jakarta, Jumat 24 Mei 2024.

    MedcoEnergi, melalui anak perusahaannya Medco E&P Lematang, memanfaatkan listrik PLN berdasarkan nota kesepahaman antara MedcoEnergi dan PLN pada The 4th International Convention on Indonesia Upstream Oil & Gas, September 2023.

    Inisiatif serupa sebelumnya juga diterapkan di Blok South Sumatra (Stasiun Serdang, Gunung Kembang, dan Temelat) di Sumatera Selatan, serta di Blok Bangkanai (Gas Metering, Luwe Hulu, dan Karendan Gas Processing Facility) di Kalimantan Tengah. Total pengurangan emisi GRK dari program konversi Medco E&P mencapai sekitar 18.323 ton CO2e per tahun dengan penghematan bahan bakar gas sebesar 0,94 MMSCFD.

    Konversi ke listrik PLN ini menegaskan kontribusi MedcoEnergi dalam mitigasi perubahan iklim. Pada 2021, perusahaan merilis Strategi Perubahan Iklim dengan target interim untuk 2025 dan 2030 di segmen minyak dan gas serta ketenagalistrikan. Target ini menjadi langkah penting bagi MedcoEnergi menuju emisi net zero.

    Sepanjang 2023, MedcoEnergi mencatatkan beberapa pencapaian dalam peringkat Environmental, Social & Governance (ESG) dari lembaga internasional. Skor Sustainalytics untuk risiko ESG meningkat menjadi 29,6 (risiko sedang) dari 36,7 (risiko tinggi). MedcoEnergi juga mempertahankan Peringkat A dari MSCI ESG dan Peringkat B untuk Skor Perubahan Iklim dari Lembaga Pelaporan Internasional CDP.

    “Kami akan terus fokus meningkatkan kinerja ESG dengan target terukur sesuai strategi perubahan iklim kami. Upaya ini termasuk memperluas portofolio energi terbarukan dan mencapai Net Zero Emission untuk Scope 1 dan Scope 2 pada 2050 serta Scope 3 pada 2060. Langkah ini sejalan dengan program transisi energi pemerintah,” terang Arif.

    Ketahanan Energi Nasional

    Medco E&P Grissik Limited (Medco E&P), kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang mengoperasikan Blok Corridor, terus berkomitmen untuk menjaga ketahanan energi nasional. Mereka melakukan upaya pengembangan sumur-sumur baru di Blok Corridor, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, termasuk Sumur Suban 27.

    Selama dua tahun terakhir, Medco E&P berhasil memenuhi target produksi yang ditetapkan pemerintah. Pada tahun 2023, produksi gas Corridor bahkan melampaui target APBN.

    Senior Vice President Corridor Asset Medco E&P, Tri Laksono, menyatakan komitmen perusahaan untuk mempertahankan produksi gas di Blok Corridor agar dapat memenuhi target produksi gas bumi yang ditetapkan pemerintah. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, 7 Maret 2024.

    Dengan adanya pengembangan Sumur Suban 27, diharapkan produksi gas dari Blok Corridor dapat mencapai target produksi yang ditetapkan pemerintah dalam APBN Tahun Anggaran 2024.

    Pemerintah menargetkan lifting minyak mentah sebesar 635.000 BOPD dan lifting gas bumi sebesar 1.033.000 BOEPD secara nasional.

    Blok Corridor memiliki satu lapangan minyak (Suban Baru) dan tujuh lapangan gas (Suban, Dayung, Sumpal, Gelam, Letang, Tengah, dan Rawa) yang berproduksi di Sumatera Selatan.

    Blok ini dilengkapi dengan dua fasilitas pengolahan gas utama, yaitu Kilang Gas Suban dan Kilang Gas Pusat Grissik.

    Pada akhir 2023, Production Sharing Contract (PSC) Blok Corridor telah menandatangani perjanjian jual beli gas bumi dengan Perusahaan Gas Negara (PGN).

    Perjanjian tersebut menunjukkan komitmen pemerintah, KKKS, dan PGN dalam melayani industri dan ritel di sepanjang Pulau Sumatera, Jawa Bagian Barat, dan Kepulauan Riau.

    Tri menyebutkan bahwa hingga tahun 2023, sekitar 85 persen alokasi gas bumi dari Blok Corridor dikhususkan untuk pasar dalam negeri, sementara sisanya untuk pasar luar negeri.

    Ia berharap Blok Corridor, sebagai pemasok gas bumi terbesar kedua nasional, dapat terus berkontribusi dalam masa transisi energi untuk menjaga ketahanan energi.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.