KABARBURSA.COM - Pada bulan Mei 2024, terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 2,66 persen di Provinsi Jawa Tengah, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,44. Perkembangan harga berbagai komoditas menunjukkan kenaikan yang signifikan.
Berdasarkan pemantauan BPS Provinsi Jawa Tengah di 9 kabupaten/kota, inflasi y-on-y pada Mei 2024 mencapai 2,66 persen. Ini mengindikasikan kenaikan IHK dari 103,68 pada Mei 2023 menjadi 106,44 pada Mei 2024.
Inflasi tertinggi tercatat di Kabupaten Rembang sebesar 3,45 persen dengan IHK 109,12, sedangkan inflasi terendah terjadi di Purwokerto sebesar 2,40 persen dengan IHK 105,66.
Sementara itu, tingkat deflasi month to month (m-to-m) Provinsi Jawa Tengah pada Mei 2024 mencapai 0,22 persen.
Kenaikan inflasi y-on-y disebabkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, antara lain:
- Kelompok makanan, minuman, dan tembakau naik 6,14 persen.
- Kelompok pakaian dan alas kaki naik 1,30 persen.
- Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik 0,22 persen.
- Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,80 persen.
- Kelompok kesehatan naik 1,74 persen.
- Kelompok transportasi naik 0,96 persen.
- Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya naik 1,12 persen.
- Kelompok pendidikan naik 1,92 persen.
- Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 2,33 persen.
- Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 4,12 persen.
Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, turun 0,58 persen.
Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yoy pada Mei 2024 antara lain, beras, emas perhiasan, bawang merah, bawang putih, Sigaret Kretek Mesin (SKM), gula pasir, nasi dengan lauk, cabai merah, daging ayam ras, sepeda motor, tempe, daun bawang, tarif air minum PAM, Sigaret Kretek Tangan (SKT), mobil, tahu mentah, minyak goreng, taman kanak-kanak, pisang, dan akademi/perguruan tinggi.
Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi yoy antara lain: telepon seluler, bensin, cabai rawit, buncis, dan ikan bandeng/ikan bolu.
Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi m-to-m pada Mei 2024 antara lain: beras, daging ayam ras, tomat, angkutan antar kota, cabai rawit, tarif kereta api, bayam, pisang, dan telepon seluler. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi m-to-m antara lain: cabai merah, telur ayam ras, bawang merah, emas perhiasan, dan Sigaret Kretek Mesin (SKM).
Berikut daftar kota dengan tingkat inflasi yoy dan deflasi m-to-m berdasarkan data BPS Jawa Tengah per 3 Mei 2024:
1. Cilacap: 2,53 persen (yoy), -0,16 persen (m-to-m)
2. Purwokerto: 2,40 persen (yoy), -0,15 (m-to-m)
3. Kab. Wonosobo: 3,01 persen (yoy), -0,20 persen (m-to-m)
4. Kab. Wonogiri: 2,57 persen (yoy), -0,38 persen (m-to-m)
5. Kab. Rembang: 3,45 persen (yoy), -0,23 (m-to-m)
6. Kudus: 2,67 persen (yoy), -0,17 (m-to-m)
7. Kota Surakarta: 2,94 persen (yoy), -0,19 persen (m-to-m)
8. Kota Semarang: 2,56 persen (yoy), -0,21 (m-to-m
9. Kota Tegal: 2,54 persen (yoy), -0,44 persen (m-to-m)
10. Provinsi: 2,66 perse n (yoy), -0,22 (m-to-m).
Ajak Pengusaha Bangun Daerah
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, mengajak para pengusaha untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya.
Nana menekankan bahwa keberhasilan pembangunan suatu daerah memerlukan sinergi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong kolaborasi dengan instansi terkait, termasuk sektor swasta, pengusaha, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
"Kita harus menyatu kalau mau Jawa Tengah berhasil," kata Nana dalam keterangannya, Senin, 3 Juni 2024.
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam acara Business Dinner yang dihadiri para pengusaha dan stakeholder terkait di Hotel Tentrem, Kota Semarang, Minggu, 2 Juni 2024 malam.
Nana menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah secara triwulan mencapai 1,79 persen, angka tertinggi secara nasional. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahunan berada pada angka 4,97 persen dan inflasi terkendali sekitar 3,27 persen.
"Dengan pertemuan ini, diharapkan kita bisa kompak dan saling berkomunikasi sehingga pertumbuhan ekonomi kita semakin baik, tumbuh, dan berkembang," jelasnya.
Nana mengungkapkan bahwa Pemprov Jateng terus memberikan fasilitas kepada para pengusaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Ini termasuk kesiapan tata ruang dan pengembangan kawasan industri yang progresif, menciptakan iklim investasi yang baik.
Selain itu, pihaknya juga menghadirkan regulasi berupa peraturan daerah (Perda) yang memudahkan pelaku usaha untuk mengoptimalkan potensi mereka tanpa hambatan birokrasi.
Pemprov Jateng juga menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan siap sesuai kebutuhan industri.
Upaya ini dilakukan melalui peningkatan sekolah vokasi, kerja sama dengan perusahaan, serta ekstensi Balai Latihan Kerja (BLK). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
"Angka pengangguran terbuka di Jawa Tengah per Februari 2024 turun dari 5,24 persen menjadi 4,39 persen. Jika pengangguran dapat ditekan, maka angka kemiskinan juga dapat kita tekan," papar Nana.
Untuk meningkatkan kesejahteraan dan menurunkan angka kemiskinan, Pemprov Jateng menegaskan pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan. Nana berharap CSR dari perusahaan dapat disalurkan secara tepat sasaran.
"Kemiskinan perlu menjadi perhatian kita bersama. Masih banyak masyarakat yang membutuhkan dana CSR," tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno, mengatakan bahwa acara Business Dinner dihadiri oleh sekitar 70 tamu undangan, termasuk puluhan pemilik perusahaan, CEO, direksi, dan general manager (GM) perusahaan di Jawa Tengah. Selain itu, hadir juga perwakilan bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), serta kepala dinas terkait.
Sumarno menilai bahwa pembangunan di Jawa Tengah memerlukan kontribusi dari para pengusaha, salah satunya melalui program CSR. (bay/*)