Logo
>

Melihat Peluang Industri Sepak Bola ketika IPO di BEI

BOLA berhasil mencatatkan pertumbuhan positif masing 4,08 persen (satu minggu), 5,15 persen (satu bulan), dan 12,09 persen (tiga bulan).

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Melihat Peluang Industri Sepak Bola ketika IPO di BEI
Bali United (BOLA) saat melaksanakan IPO di BEI. (Foto: Dok Perusahaan)

Poin Penting :

KABARBURSA.COM - Industri sepak bola Indonesia kembali mencuat ketika klub asal Jawa Barat, Persib Bandung dikabarkan bakal Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Pengamat pasar modal Wahyu Tri Laksono mengatakan, industri sepak bola Indonesia sedang dalam fase transisi menuju profesionalisme yang lebih baik. Hal ini berkaca dari klub Bali United yang sudah mencatatkan sahamnya di BEI.

"Keberanian Bali United untuk IPO menunjukkan adanya potensi pasar modal untuk mendukung pertumbuhan klub, dan ini bisa menjadi dorongan bagi klub-klub lain untuk meningkatkan tata kelola dan keberlanjutan finansial mereka," ujar dia kepada KabarBursa.com, Kamis, 29 Mei 2025.

Seperti diketahui, Bali United atau PT Bali Bintang Perkasa Tbk (BOLA) melakukan IPO pada 17 Juni 2019. Klub berjuluk Serdadu Tridatu ini melepas 33,33 persen saham dan sukses mendapatkan dana senilai Rp350 miliar. 

Wahyu sendiri melihat industri sepak bola Indonesia masih memiliki sejumlah tantangan, seperti mengenai tata kelola dan profesionalisme. 

Menurutnya, saat ini masih ada isu terkait tata kelola yang belum sepenuhnya profesional di beberapa aspek, mulai dari manajemen liga hingga klub. 

"Ini termasuk transparansi keuangan, pengembangan infrastruktur, dan pembinaan pemain muda yang terstandardisasi," kata dia. 

Wahyu menambahkan, masih banyak klub di Indonesia  bergantung pada dana dari sponsor atau pemilik, dan belum memiliki model bisnis yang benar-benar mandiri dan berkelanjutan. Pendapatan dari tiket, merchandise, dan hak siar seringkali belum optimal.

Selain itu, lanjut ia, kualitas stadion dan fasilitas latihan di beberapa daerah masih perlu ditingkatkan agar memenuhi standar internasional.

Meski mempunyai banyak rintangan, Wahyu memandang industri sepak bola Indonesia masih memiliki potensi yang belum sepenuhnya tergali. Seperti basis penggemar yang masif yang bisa menjadi aset terbesar. 

"Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap sepak bola sangat tinggi, yang terlihat dari selalu penuhnya stadion dan tingginya minat terhadap siaran pertandingan," ungkapnya. 

Dengan basis penggemar yang besar, Wahyu menyebut peluang untuk meningkatkan pendapatan dari merchandise, tiket, hak siar, kemitraan sponsor, hingga pengalaman penggemar sangat besar. 

Selain itu, lanjut Wahyu, pemanfaatan platform digital juga bisa dimanfaatkan klub untuk berinteraksi dengan penggemar, menjual tiket atau merchandise.

"Dan juga menyiarkan konten dapat meningkatkan jangkauan dan pendapatan,"pungkasnya.

Kinerja Saham BOLA

Mengutip data Stockbit, Kamis, 29 Mei 2025, saham PT Bali Bintang Perkasa Tbk (BOLA)  mencatatkan performa yang beragam dalam beberapa periode waktu terakhir. 

Dalam kurun waktu satu minggu hingga tiga bulan terakhir, saham BOLA berhasil mencatatkan pertumbuhan positif masing 4,08 persen (satu minggu), 5,15 persen (satu bulan), dan 12,09 persen (tiga bulan). 

Namun, jika ditarik ke periode yang lebih panjang, performa saham BOLA terlihat menunjukkan kinerja kurang memuaskan.

Dalam tiga tahun terakhir, harga saham BOLA telah tergerus hingga -70,69 persen, dan dalam 5 tahun, tercatat penurunan sebesar -43,02 persen.  Namun dalam setahun terakhir, saham ini masih mencatatkan pertumbuhan tipis sebesar 0,99 persen. 

Dari segi rasio profitabilitas, BOLA juga menunjukkan kondisi yang kurang menggembirakan Return on Assets (ROA) tercatat -9,18 persen, Return on Equity (ROE) -11,48 persen, Operating Profit Margin -17,19 persen, Net Profit Margin -45,83 persen. 

Di tengah tekanan profitabilitas, aspek solvabilitas justru terlihat sangat kuat. Rasio lancar (current ratio) berada pada angka 8,06 dan Quick Ratio sebesar 7,91, jauh di atas ambang aman standar industri. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang sangat tinggi dalam jangka pendek.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.