Logo
>

Memahami Usulan Privatisasi Japfa Ltd, Induk dari JPFA

Ditulis oleh Syahrianto
Memahami Usulan Privatisasi Japfa Ltd, Induk dari JPFA

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Japfa Ltd., salah satu perusahaan agribisnis terkemuka di kawasan Asia Tenggara, mengumumkan usulan privatisasi melalui skema pengaturan yang menawarkan premi signifikan kepada para pemegang saham. Usulan ini disampaikan bersama dengan Joint Offerors melalui Pengumuman Bersama pada tanggal yang sama.

    Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis, dalam usulan ini, setiap pemegang saham Japfa Ltd, perusahaan induk yang berbasis di Singapura yang memiliki sejumlah anak perusahaan di berbagai negara, termasuk PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), akan menerima SGF0,620 secara tunai untuk setiap saham mereka. Nilai ini memberikan berbagai keuntungan berupa premi signifikan dibandingkan harga pasar saham sebelumnya.

    • 34,8 persen lebih tinggi dibandingkan harga penutupan pada 15 Januari 2025, Hari Perdagangan Terakhir Tanpa Gangguan.
    • 39,0 persen hingga 93,1 persen lebih tinggi dibandingkan VWAP (Volume Weighted Average Price) selama periode satu bulan hingga 12 bulan terakhir.
    • 12,7 persen lebih tinggi dibandingkan NAV (Net Asset Value) per 30 September 2024.

    Nilai Skema ini juga melampaui harga perdagangan historis saham Japfa Ltd. selama empat tahun terakhir. Pemegang saham diberikan peluang untuk merealisasikan investasi mereka tanpa perlu menanggung biaya broker dan perdagangan.

    Adapun pihak Japfa Ltd. menjelaskan tiga alasan utama yang melandasi privatisasi ini, yakni peluang realisasi investasi, yang berarti privatisasi ini memungkinkan pemegang saham untuk mendapatkan keuntungan dari premi dibandingkan harga pasar saat ini. Hal ini penting mengingat rendahnya likuiditas perdagangan saham perusahaan selama ini.

    Yang kedua adalah fleksibilitas manajemen. Dengan menjadi perusahaan privat, Japfa Ltd. dapat menjalankan strategi bisnis jangka panjang tanpa terikat pada tekanan ekspektasi pasar publik yang seringkali bersifat jangka pendek.

    Terakhir, efisiensi biaya yang pada praktiknya penghapusan status perusahaan terbuka akan mengurangi biaya kepatuhan peraturan, sehingga perusahaan dapat lebih fokus pada pengembangan bisnis inti.

    Beberapa pemegang saham kunci, yang secara kolektif memiliki sekitar 4,44 persen dari total saham perusahaan, telah memberikan komitmen tak dapat dibatalkan untuk mendukung Skema ini. Dukungan tersebut dinilai sebagai sinyal positif dalam mendorong keberhasilan proses privatisasi ini.

    Proses Selanjutnya

    Privatisasi melalui skema ini masih memerlukan persetujuan dari mayoritas pemegang saham, yaitu setidaknya 75 persen dari nilai saham yang hadir dan memberikan suara dalam rapat skema mendatang.

    Setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dan izin pengadilan, dokumen lengkap terkait skema, termasuk rekomendasi direktur independen dan saran dari penasihat keuangan independen, akan didistribusikan kepada pemegang saham.

    Lebih lanjut, DBS Bank Ltd. bertindak sebagai penasihat keuangan bagi Joint Offerors dalam proses ini, sementara W Capital Markets Pte. Ltd. ditunjuk sebagai penasihat keuangan independen untuk memberikan saran kepada Direktur Independen.

    Japfa Ltd. mengimbau para pemegang saham untuk tidak mengambil tindakan apa pun sebelum mempertimbangkan rekomendasi dari Direktur Independen dan nasihat dari penasihat keuangan independen. Bagi pemegang saham yang memiliki keraguan, disarankan untuk berkonsultasi dengan penasihat profesional mereka.

    Privatisasi Japfa Ltd. melalui skema pengaturan ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik bagi perusahaan maupun pemegang saham. Dengan premi signifikan yang ditawarkan dan potensi efisiensi operasional, langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Japfa Ltd. untuk meningkatkan daya saing dan fleksibilitas bisnis di pasar yang semakin dinamis.

    Kinerja JPFA Solid

    Dari dalam negeri, Japfa Comfeed Indonesia atau JPFA mengumumkan kinerja keuangan yang impresif dalam sembilan bulan yang berakhir 30 September 2024.

    Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan, JPFA mampu meraup laba bersih hingga Rp2,09 triliun dengan kenaikan 124,73 persen dari periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp937,25 miliar. Laba per saham JPFA kini menjadi Rp180 dari sebelumnya Rp81.

    Penjualan bersih tercatat sebesar Rp41,27 triliun, naik 9,29 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp37,76 triliun. Beban pokok penjualan mencapai Rp33,33 triliun, meningkat dari Rp31,84 triliun di periode yang sama tahun lalu. Laba kotor terkumpul sebesar Rp7,94 triliun, naik 34,12 persen dari Rp5,92 triliun pada tahun lalu.

    Beban penjualan dan pemasaran tercatat sebesar Rp1,57 triliun, naik sedikit dari Rp1,53 triliun. Beban umum dan administrasi juga meningkat menjadi Rp2,58 triliun dari Rp2,34 triliun.

    Perubahan nilai wajar aset biologis menghasilkan keuntungan sebesar Rp8,39 miliar, berbalik positif dari kerugian sebesar Rp3,22 miliar sebelumnya. Pendapatan lain mencapai Rp148,19 miliar, naik dari Rp104,26 miliar.

    Beban lain-lain tercatat Rp296,01 miliar, meningkat signifikan dari Rp148,55 miliar. Laba usaha melonjak menjadi Rp3,64 triliun dari Rp1,99 triliun.

    Pendapatan keuangan naik menjadi Rp40,61 miliar dari Rp31,8 miliar, sementara biaya keuangan turun menjadi Rp656,38 miliar dari Rp737,1 miliar. Laba periode berjalan mencapai Rp2,24 triliun, tumbuh signifikan dari Rp994,31 miliar.

    Ekuitas bersih terkumpul sebesar Rp16,48 triliun, meningkat dari Rp14,16 triliun di akhir tahun sebelumnya. Total liabilitas berkurang menjadi Rp19,04 triliun dari Rp19,94 triliun pada akhir tahun lalu. Jumlah aset terkumpul sebesar Rp35,53 triliun, sedikit meningkat dari Rp34,1 triliun di akhir tahun lalu. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.