KABARBURSA.COM - Fenomena window dressing kerap muncul ketika akhir tahun tiba. Perlu diketahui, window dressing merupakan cara perusahaan untuk membenahi laporan kinerjanya.
Window dressing bisa memberikan sentimen positif terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hal ini terbukti ketika IHSG mengalami rebound selama dua kali berturut-turut yakni pada , 22 dan 25 November 2024.
Seperti diketahui, pada tanggal 22 dan 25 November tersebut, IHSG ditutup di atas 7,100. Senior Market Analyst Mirae Asset Nafan Aji Gusta, mengatakan posisi tersebut menandakan jika IHSG telah mengakhiri fase corrective wave.
"Selama posisi IHSG berada di atas 7,170, maka itu akan terjadi potensi accumulation phase," ujar Nafan kepada Kabarbursa.com, Selasa, 26 November 2024.
Nafan memandang, catatan positif tersebut tidak lepas dari fenomena window dressing menjelang akhir tahun.
Namun, pandangan berbeda disampaikan Senior Equity Analyst NH Korindo Sekuritas Indonesia Ezaridho Ibnutama. Dia meyakini jika fenomena window dressing tidak akan muncul di akhir tahun ini.
"Kemungkinan window dressing tidak akan ada. Mungkin kita tidak akan mengalami bullish trend untuk tahun ini," kata dia kepada Kabarbursa.com, Selasa, 26 November 2024.
Pria yang biasa disapa Ezar itu justru melihat jika bukan Februari 2025 bakan menjadi kesempatan bagi IHSG untuk rebound. Sebab, di bulan itulah bakal terjadi momen diklaim bisa menjadi sentimen positif.
"Soalnya di Februari memang mendekati Idulfitri dan lain-lain. Jadi that window of time Februari, Maret, dan April, itu kapan ada lebih banyak euphoria and bullish sentiment in the market," pungkas dia.
Begini Hitung-hitung Kejar Cuan Pas Window Dressing
Seperti diberitakan sebelumnya, window dressing saham merupakan fenomena yang menggambarkan kecenderungan kenaikan harga saham-saham perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar (blue chip) menjelang tutup tahun.
Praktik ini sering kali dikaitkan dengan upaya manajer investasi yang ingin mempercantik tampilan portofolio mereka sebelum disajikan kepada investor di akhir tahun.
Lantas, bagaimana cara investor memanfaatkan momen ini untuk meraih keuntungan? Berikut beberapa langkah yang dapat diikuti. Seperti dirangkum Kabarbursa.com di Jakarta, Senin 18 November 2024.
Ada sejumlah trik yang bisa digunakan untuk meraup cuan saat window dressing saham, di antaranya:
- Amati Saham yang Sedang Menunjukkan Tren Naik Saham yang harganya mengalami kenaikan menjelang akhir tahun sering kali menjadi sinyal bahwa saham tersebut sedang diburu oleh manajer investasi untuk mempercantik portofolio mereka. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk mengamati saham-saham yang tengah mengalami tren naik. Hal ini akan memberi peluang untuk membeli saham pada harga yang lebih baik, sebelum harga tersebut melonjak terlalu tinggi.
- Cermati Likuiditas Perdagangan Saham Meski umumnya harga saham akan meningkat saat window dressing berlangsung, tidak semua saham yang mengalami kenaikan merupakan saham yang dibeli oleh broker untuk tujuan tersebut. Oleh karena itu, sebelum membeli saham yang sedang naik, investor harus berhati-hati agar terhindar dari potensi kerugian. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah saham tersebut sedang diburu oleh broker adalah dengan memeriksa likuiditas perdagangan saham tersebut. Saham-saham yang dibeli untuk window dressing umumnya adalah saham dengan likuiditas tinggi, seperti saham blue chip atau saham lapis dua (middle cap) yang aktif diperdagangkan di pasar.
- Perhatikan Harga dan Valuasi Saham Sering kali, investor pemula tergoda untuk membeli saham yang sedang naik pesat, tanpa memperhatikan apakah harga tersebut sudah berada pada level tertinggi. Akibatnya, alih-alih meraih keuntungan, mereka justru mengalami kerugian. Untuk menghindari hal ini, pastikan untuk selalu melakukan analisis fundamental sebelum membeli saham. Pastikan harga saham tersebut masih berada pada level wajar dan tidak overvalued. Hindari membeli saham yang sudah overvalued, dan fokuslah pada saham yang masih undervalued untuk meminimalisir risiko kerugian.
- Evaluasi Prospek Perusahaan Selain melihat valuasi saham saat ini, penting juga untuk menilai prospek perusahaan di masa depan. Proyeksi ini akan sangat mempengaruhi potensi keuntungan yang bisa diperoleh dari saham tersebut.
Potensi Kenaikan Harga
Secara umum, saham perusahaan yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan (growth) menawarkan potensi kenaikan harga yang lebih signifikan dibandingkan saham dari perusahaan yang sudah matang (mature).
Saham-saham dari perusahaan yang sudah mencapai tahap matang umumnya memiliki potensi kenaikan yang terbatas, sehingga cenderung kurang menarik bagi investor yang mengincar capital gain yang besar.
Perhatikan Saham-Saham yang dibeli manajer investasi saham-saham yang naik menjelang akhir tahun sebagian besar adalah saham yang dibeli oleh manajer investasi dalam jumlah besar.
Mereka yang sering kali mendorong harga saham di bursa dengan melakukan pembelian besar. Oleh karena itu, investor disarankan untuk memantau saham-saham yang sedang dikoleksi dan dibeli oleh manajer investasi pada periode ini.
Berdasarkan data yang tersedia, window dressing tercatat terjadi selama 10 tahun berturut-turut di Indonesia, yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki up probability hampir 100 persen pada akhir tahun.
Dengan strategi yang tepat, investor dapat memanfaatkan momen window dressing ini untuk meningkatkan hasil investasi mereka. Namun, seperti biasa, kehati-hatian dan analisis yang mendalam tetap menjadi kunci utama untuk meraih cuan yang maksimal.(*)