KABARBURSA.COM - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menegaskan komitmennya dalam mendukung program literasi dan inklusi keuangan yang didorong oleh pemerintah. Bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BNI aktif berpartisipasi dalam program Edukasi Keuangan Bagi Pengelola Sampah dan Masyarakat Peduli Sampah di Kecamatan Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
Program ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan diri masyarakat dalam mengelola keuangan mereka di masa depan. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk dan layanan perbankan serta risiko-risiko keuangan yang dapat timbul. Acara edukasi dilaksanakan di Gedung Serbaguna Kantor Lurah Sumur Batu, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Jumat, 14 Juni 2024.
Hadir dalam acara tersebut, antara lain Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, Pelaksana Jabatan (PJ) Wali Kota Bekasi Raden Gani Muhammad, Direktur Pengurangan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Republik Indonesia Vinda Damayanti Ansjar, serta Direktur Network and Services BNI Ronny Venir.
Dalam paparannya, Ronny menyampaikan komitmen BNI sebagai bank milik negara untuk aktif memberikan edukasi dan literasi keuangan kepada masyarakat.
"BNI juga berkomitmen untuk memberikan informasi terkait kemudahan akses produk dan layanan perbankan," ungkapnya.
Dalam rangka mendukung komitmen tersebut, BNI menerapkan konsep Sustainable Banking, terutama melalui program Bank Sampah. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat, khususnya dalam pengelolaan sampah.
"Bank Sampah adalah salah satu inisiatif kami yang telah berhasil diimplementasikan di beberapa daerah. Kami ingin model ini dapat menjadi contoh positif bagi pelaku usaha dan UMKM," jelas Ronny.
Keberadaan Bank Sampah memudahkan masyarakat dalam bertransaksi dan menabung. Masyarakat dapat memilah sampah, menyetorkannya secara periodik, dan nilai sampahnya akan dikonversikan menjadi nominal tabungan. Transaksi ini dicatat secara online menggunakan Electronic Data Capture (EDC) Agen46, sehingga konversi sampah langsung tercatat dalam buku tabungan.
BNI juga memberikan peluang kepada pengelola sampah untuk bergabung sebagai BNI Agen46 dengan berbagai keuntungan yang bisa mereka dapatkan. Langkah ini sesuai dengan ketentuan OJK tentang peningkatan literasi dan inklusi keuangan di sektor jasa keuangan untuk konsumen dan masyarakat.
"Kehadiran BNI Agen46 mencerminkan komitmen kami untuk memperluas inklusi keuangan di Indonesia dan memberikan kesempatan kepada UMKM untuk terlibat dalam ekosistem perbankan," tambah Ronny.
Dalam mendukung akses perbankan bagi pengelola sampah, BNI memberikan sertifikasi Agen46 dan Tabungan Bisnis kepada dua peserta yang terpilih. BNI juga memberikan dukungan pembiayaan BNI Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada UMKM lokal yang bergerak di bidang pengelolaan sampah.
"Kami tidak hanya memfasilitasi transaksi keuangan, tetapi juga membantu mengurangi kesenjangan akses layanan keuangan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Ini sejalan dengan komitmen pemerintah dan regulator keuangan dalam memperluas inklusi keuangan di seluruh Indonesia," pungkas Ronny.
Program EDC Agen46 BNI ini sebenarnya sudah diluncurkan sejak 2017. Kala itu, peluncuran "Program Ayo Menabung dengan Sampah" ini digagas BNI bersama Bank Sampah Kerabat Pulo Kambing, yang berlokasi di Kelurahan Jatinegara, Jakarta Timur. Program tersebut menyasar berbagai sekolah dan rukun warga di sana.
Program ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dalam mengelola lingkungan yang bersih, rapi, dan sehat, sekaligus mengubah paradigma masyarakat agar memandang sampah menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis. Edukasi ini juga bertujuan membentuk budaya menabung di tengah-tengah masyarakat melalui media Agen46 BNI, yaitu kepanjangan tangan BNI dalam memberikan layanan perbankan di kawasan-kawasan yang memiliki akses terbatas ke perbankan.
"Pemberdayaan melalui komunitas ini perlu dilakukan untuk mengatasi permasalah rendahnya partisipasi masyarakat. Program ini diharapkan menjadi fondasi bagi sebuah ekosistem positif dari sebuah masyarakat yang memahami pentingnya pengelolaan sampah," kata Corporate Secretar BNI Kiryanto, kala itu.
Tiga nilai tambah yang didapat dari kolaborasi ini adalah collect, save, dan earn. Collect, di mana setiap konversi sampah yang dikumpulkan dicatat secara real time dan menggunakan sistem perbankan. Save, warga akan mendapatkan kemudahan dalam menabung hasil konversi sampah, karena menggunakan rekening dengan fasilitas perbankan.
Dan Earn, karena hasil konversi dikelola menggunakan rekening dan juga diberikan bunga, maka warga akan merasakan dampak konvesi sampah sebagai sumber pendapatan tambahan.(*)