Logo
>

Mendag: Perdagangan Penggerak Wujudkan Indonesia Maju 2024

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Mendag: Perdagangan Penggerak Wujudkan Indonesia Maju 2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebut sektor perdagangan dapat menjadi penggerak ekonomi demi terwujudnya Indonesia Maju 2045. Para pemuda diharapkan berkontribusi dan memperkuat sektor perdagangan agar Indonesia agar memiliki sumber daya yang berkualitas.

    “Perdagangan akan menjadi sektor pendorong agar Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045. Perdagangan ke luar negeri kita gerakkan ekspor, di dalam negeri kita benahi dan lindungi,” kata Zulkifli Hasan, Kamis, 4 Juli 2024.

    Zulkifli Hasan memaparkan, pihaknya telah melakukan sejumlah langkah. Pertama untuk perdagangan luar negeri di antaranya yaitu dengan diplomasi perdagangan agar hambatan perdagangan dengan negara mitra segera diselesaikan.

    “Pemerintah melakukan diplomasi agar hambatan perdagangan bisa diselesaikan dengan baik tapi dengan cara yang setara, tidak direndahkan. Misalnya dengan Uni Eropa, kita harus bernegosiasi karena mereka sangat ketat,” terangnya.

    Selain itu, langkah selanjutnya adalah memperluas ekspor ke pasar nontradisional, selain mempertahankan pasar tradisional.

    Indonesia, kata Zulkifli, diharapkan tidak hanya bergantung dengan ekspor tujuan pasar tradisional. Namun, harus memperluas pasar nontradisional, salah satunya Asean.

    “Di ASEAN kita sudah mempunyai standar yang sama. Oleh karena itu, ASEAN menjadi pasar yang sangat potensial. Selain itu, Asia Selatan juga dikembangkan. Surplus terbesar salah satunya dari India. Pasar yang sangat besar. Begitu juga dengan pasar potensial di Timur Tengah dan Afrika,” jelasnya.

    Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebelumnya mencatat aktivitas perdagangan Indonesia-Kanada periode Januari hingga April 2024 mencapai USD1,1 miliar. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Kanada tercatat sebesar USD466 juta, sedangkan impor Indonesia dari Kanada USD 655 juta.

    Komoditas ekspor andalan Indonesia ke Kanada pada tahun lalu adalah perlengkapan telepon, hasil produksi atau limbah, karet alam, aksesori, dan koper. Sedangkan, komoditas impor utama Indonesia dari Kanada yaitu gandum, pupuk, kedelai, dan serbuk kayu.

    Indonesia dan Kanada telah menegaskan kembali komitmen bersama untuk menyelesaikan perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada (ICA-CEPA) pada akhir 2024. Hal ini dikemukakan dalam sesi pembukaan Putaran Kedelapan Perundingan ICA-CEPA di Ottawa, Kanada, Senin, 24 Juni 2024.

    Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono, mengatakan pihaknya mendorong para ketua isu runding untuk mengintensifkan komunikasi dan dapat bersikap pragmatis sehingga seluruh isu runding dapat terselesaikan.

    “Walaupun terdapat permasalahan yang belum selesai, kami yakin Indonesia dan Kanada dapat mencapai kesepakatan sesuai target dan saling menguntungkan,” jelasnya.

    Dalam putaran ke delapan ini, terdapat 20 Isu Runding dan satu Diskusi Ahli untuk isu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibahas. Selain itu, diselenggarakan untuk pertama kalinya diskusi pembentukan Dialog Mineral Kritis.

    “Indonesia mengusulkan adanya dialog mengenai mineral kritis dalam kerangka ICA-CEPA. Usulan ini diajukan untuk mengeksplorasi keunggulan kedua negara dalam pengolahan sumber daya mineral dan pengembangan teknologi baru dan terbarukan,” ujar Djatmiko.

    Sementara itu, Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Johni Martha mengungkapkan, pada putaran kali ini Indonesia dan Kanada sama-sama berharap agar tercapai keberhasilan untuk sejumlah isu runding.

    “Kami juga berharap agar isu-isu runding lainnya dapat menepati komitmen yang tertuang dalam Program Kerja Akselerasi Perundingan ICA-CEPA yang disetujui kedua negara,” imbuh Johni.

    Diberitakan beberapa waktu lalu, Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar USD3,56 miliar pada April 2024. Hal ini menandakan bahwa neraca perdagangan Indonesia telah mengalami surplus selama 48 bulan berturut-turut, atau setara dengan empat tahun.

    Menurut Deputi Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini, surplus terpanjang yang pernah terjadi selama 152 bulan berturut-turut. Periode surplus terpanjang ini berlangsung dari Juni 1995 hingga April 2008.

    “Dari catatan BPS, tercatat bahwa surplus terpanjang pernah terjadi selama 152 bulan berturut-turut, yaitu dari Juni 1995 hingga April 2008,” ungkapnya dalam konferensi pers pada Rabu, 15 Mei 2024.

    Selain itu, neraca perdagangan juga pernah mengalami surplus berturut-turut selama 18 bulan dari Januari 2016 hingga Juni 2017. “Juga pernah terjadi surplus berturut-turut selama 18 bulan, yaitu dari Januari 2016 hingga Juni 2017,” tambahnya.

    Dengan demikian, meskipun neraca perdagangan Indonesia saat ini mengalami surplus selama 48 bulan berturut-turut, hal ini tidak menjadi yang terpanjang dalam sejarah Indonesia.

    “Pengalaman surplus beruntun ini memang sudah pernah terjadi sebelumnya, dan yang terpanjang adalah selama 152 bulan berturut-turut dari periode Juni 1995 hingga April 2008,” jelasnya. (yog/*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.