KABARBURSA.COM - Paralimpiade Paris 2024 telah dimulai sejak 28 Agustus lalu. Baru empat hari berlalu, beberapa negara sudah mencatatkan perolehan medali. Hingga Sabtu 31 Agustus 2024 sore, China masih memimpin klasemen dengan total 26 medali.
Meskipun Komite Paralimpiade Internasional tidak memberikan hadiah uang tunai langsung untuk atlet yang meraih juara, sejumlah negara memberikan bonus tambahan kepada atlet mereka.
Besaran bonus yang diberikan bagi atlet peraih medali Paralimpiade bervariasi. Beberapa negara memberikan bonus yang setara dengan Olimpiade, sementara yang lain menawarkan besaran berbeda.
Sejarah Paralimpiade
- 1948: Dr. Ludwig Guttmann, seorang ahli saraf asal Jerman yang bekerja di Rumah Sakit Stoke Mandeville, Inggris, mengadakan kompetisi olahraga untuk veteran Perang Dunia II dengan cedera tulang belakang. Kompetisi ini, yang disebut "Stoke Mandeville Games," dianggap sebagai cikal bakal Paralimpiade.
- 1952: Kompetisi ini berkembang menjadi acara internasional dengan partisipasi atlet dari Belanda. Ini adalah pertama kalinya olahraga untuk penyandang disabilitas menjadi ajang internasional.
- 1960: Paralimpiade resmi pertama kali diselenggarakan di Roma, Italia, dan diikuti oleh 400 atlet dari 23 negara. Acara ini diadakan setelah Olimpiade Roma, dan menjadi titik awal dari tradisi penyelenggaraan Paralimpiade yang selalu mengikuti Olimpiade.
- 1976: Paralimpiade Musim Dingin pertama diadakan di Örnsköldsvik, Swedia. Ini memperluas cakupan olahraga untuk penyandang disabilitas, mencakup kompetisi di cuaca dingin seperti ski dan skating.
- 1988: Paralimpiade di Seoul menjadi tonggak sejarah, karena untuk pertama kalinya diadakan di kota yang sama dan menggunakan fasilitas yang sama dengan Olimpiade. Sejak saat itu, Paralimpiade selalu diadakan di kota yang sama dengan Olimpiade, memperkuat hubungan antara kedua acara.
- 2001: Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Komite Paralimpiade Internasional (IPC) menandatangani perjanjian yang memastikan bahwa setiap kota tuan rumah Olimpiade juga harus menyelenggarakan Paralimpiade. Ini menandai pengakuan resmi dan hubungan erat antara kedua ajang olahraga tersebut.
- 2012: Paralimpiade London mencatatkan sejarah dengan menjadi Paralimpiade terbesar dan paling banyak ditonton, dengan lebih dari 4.200 atlet dari 164 negara. London 2012 juga dianggap sebagai salah satu Paralimpiade yang paling inklusif dan sukses secara komersial.
Paralimpiade mencakup berbagai cabang olahraga yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Beberapa cabang olahraga yang menjadi bagian dari Paralimpiade adalah atletik, renang, anggar kursi roda, bola basket kursi roda, dan boccia. Selain itu, kategori disabilitas juga telah diperluas, mencakup atlet dengan disabilitas fisik, intelektual, dan visual.
Paralimpiade telah memainkan peran penting dalam mengubah persepsi masyarakat terhadap penyandang disabilitas, mempromosikan inklusivitas, dan menunjukkan kemampuan luar biasa dari para atlet disabilitas. Ajang ini juga telah mendorong perkembangan teknologi adaptif dan peralatan olahraga untuk penyandang disabilitas, serta meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya aksesibilitas dalam olahraga dan kehidupan sehari-hari.
Seiring waktu, Paralimpiade telah berkembang menjadi ajang internasional yang prestisius dan menjadi simbol keberanian, tekad, dan keunggulan manusia, melampaui batasan fisik atau mental.
Berikut adalah beberapa contoh bonus yang diberikan:
- Kanada
Pada awal tahun ini, Komite Paralimpiade Kanada mengumumkan bahwa peraih medali akan menerima bonus uang tunai yang setara dengan rekan-rekan Olimpiade mereka. Besarannya adalah CAD20.000 (USD 14.786) untuk medali emas, CAD15.000 untuk perak, dan CAD10.000 untuk perunggu.
- Spanyol
Negara yang beribukota di Madrid ini memberikan penghargaan kepada atlet Paralimpiade dengan bonus uang tunai yang setara dengan medali Olimpiade. Besarannya adalah 94.000 euro (USD 105.312) untuk medali emas, 48.000 euro untuk medali perak, dan 30.000 euro untuk medali perunggu.
- Malaysia
Peraih medali Paralimpiade Malaysia akan menerima hadiah uang tunai sebesar 1 juta ringgit Malaysia (USD 228.623) untuk medali emas, 300.000 ringgit untuk perak, dan 100.000 ringgit untuk perunggu. Ditambah lagi, tiga perusahaan swasta sebagai sponsor juga menjanjikan uang tambahan hingga 60.000 ringgit untuk medali emas, 30.000 ringgit untuk perak, dan 15.000 ringgit untuk perunggu.
- Jepang
Di Jepang, bonus untuk peraih medali Paralimpiade berbeda dari Olimpiade, terutama untuk medali emas. Atlet Paralimpiade Jepang akan menerima 3 juta yen (USD 20.780), sementara peraih medali emas Olimpiade mendapatkan 5 juta yen. Untuk medali perak dan perunggu, peraih medali Paralimpiade akan menerima pembayaran yang sama dengan rekan-rekan Olimpiade mereka, masing-masing sebesar 2 juta yen dan 1 juta yen.
- Singapura
Singapura menetapkan kebijakan yang berbeda. Peraih medali emas Paralimpiade Singapura akan menerima 500.000 dolar Singapura (USD 380.000), setengah dari yang diterima rekan-rekan mereka di Olimpiade. Peraih medali perak dan perunggu akan mendapatkan masing-masing USD 300.000 dan USD 150.000.
- Indonesia
Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, menyebutkan bahwa bonus yang diterima peraih medali Paralimpiade dan Olimpiade akan sama. Dengan kata lain, jumlahnya akan sama seperti Vedric dan Rizki yang masing-masing mengantongi Rp 6 miliar untuk medali emas dan Gregoria yang mendapatkan Rp 1,5 miliar untuk medali perak. (*)