KABARBURSA.COM - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) baru saja mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang menghasilkan persetujuan dari para pemegang saham untuk semua agenda yang dibahas. Salah satu keputusan penting yang diambil dalam rapat tersebut adalah mengenai rencana penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD), atau yang dikenal sebagai private placement.
Direktur Utama GoTo, Patrick Walujo, dalam siaran pers pada Jumat, 30 Agustus 2024, menegaskan bahwa perusahaan akan terus berupaya menyeimbangkan pertumbuhan bisnis dengan pengelolaan biaya yang disiplin. "Kami tetap berada di jalur untuk mencapai target EBITDA yang disesuaikan agar mencapai titik impas untuk keseluruhan tahun 2024," ujarnya.
Mengenai rencana private placement, Sekretaris Perusahaan GOTO, Koesoemohadiani, dalam pernyataan resminya pada 24 Juli lalu, menjelaskan bahwa pengajuan rencana tersebut dilakukan setiap tahun untuk mendapatkan persetujuan dari pemegang saham. Hal ini dilakukan agar perusahaan memiliki fleksibilitas dalam mengumpulkan pendanaan sesuai kebutuhan, terutama jika memang diperlukan di masa depan.
Meskipun rencana ini telah disetujui, bukan berarti GoTo akan segera melaksanakan langkah tersebut. "Saat ini, perusahaan belum memiliki rencana spesifik yang memerlukan tambahan dana," tambahnya.
Koesoemohadiani juga menjelaskan bahwa persetujuan dari RUPSLB terkait private placement ini akan menempatkan GOTO pada posisi yang sejajar dengan perusahaan publik global lainnya yang tidak perlu mengikuti proses serupa.
"Dengan adanya persetujuan ini, GOTO memiliki fleksibilitas untuk menggalang dana guna mendukung peluang pertumbuhan atau menghadapi ketidakpastian kondisi makroekonomi," jelasnya.
Per Juni 2024, GoTo mencatatkan kas dan setara kas sebesar Rp23,08 triliun, dengan total ekuitas mencapai Rp33,52 triliun.
Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 22 tahun 2021, pelaksanaan private placement di Indonesia harus mendapatkan persetujuan dari RUPS. Khusus bagi perusahaan dengan saham suara multipel (multiple voting share/MVS, seri B), pelaksanaan PMTHMETD bisa dilakukan satu tahun setelah RUPS.
Hal ini berarti emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti GOTO, perlu secara rutin mendapatkan persetujuan RUPS, berbeda dengan aturan di bursa luar negeri seperti di Amerika Serikat. Di sana, Securities and Exchange Commission (SEC) menetapkan bahwa sejak enam tahun lalu, persetujuan pemegang saham hanya diperlukan jika penerbitan saham baru melebihi 20 persen dari jumlah saham yang beredar.
Hal ini memberikan lebih banyak fleksibilitas bagi perusahaan yang terdaftar di bursa Wall Street, seperti Grab Holdings Ltd di Nasdaq dan Sea Ltd di NYSE, untuk melakukan private placement atau rights issue tanpa perlu mendapatkan izin dari pemegang saham selama persentasenya di bawah 20 persen.
GOTO Ganti Direksi
Dalam RUPSLB juga menyatakan bahwa GOTO resmi mengangkat Simon Tak Leung Ho menggantikan Wei-Jye Jacky Lo sebagai direktur.
Simon juga akan mengisi kursi jabatan Chief Financial Officer (CFO) GOTO. Simon telah melanglang buana selama 25 tahun di bidang finansial, meliputi manajemen keuangan, strategi, pasar modal dan hubungan investor.
Simon mengawali karirnya di bidang konsultan manajemen sebelum beralih ke sektor keuangan. Beliau telah menduduki berbagai posisi senior di perbankan internasional, di antaranya Citigroup dan ABN AMRO.
Simon juga pernah menjabat sebagai CFO di FinVolution Group, platform teknologi finansial di China yang tercatat di Bursa Efek New York (NYSE), sebelum beralih ke jabatan terakhirnya sebagai Chief Financial Officer di Maya.
Komisaris Utama GoTo Agus D. W. Martowardojo bilang pengalaman dan pemahaman mendalam Simon diharapkan semakin memperkuat jajaran direksi untuk mempercepat GOTO mencapai profitabilitas.
Prediksi Kinerja GOTO
Dari sisi kinerja, para analis dari BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis dan Sabela Nur Amalia, mencatat bahwa agresivitas segmen on-demand services (ODS) dapat mendukung pertumbuhan gross transaction value (GTV) dan EBITDA GOTO.
Mereka menyebutkan bahwa penambahan produk di platform GoTo mulai menunjukkan hasil positif, dengan peningkatan jumlah pengguna sebesar 16 persen pada kuartal II 2024. "Peningkatan ini menunjukkan bahwa strategi kami mulai membuahkan hasil," jelas mereka dalam riset yang dirilis.
Lebih lanjut, mereka memperkirakan bahwa setelah lonjakan pengguna ini, biaya akuisisi pengguna yang telah dikeluarkan oleh GOTO akan kembali ke tingkat normal pada kuartal III 2024.
Di sisi lain, segmen teknologi keuangan (fintech) melalui GoTo Financial juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pada paruh pertama 2024, GTV inti GoTo Financial tumbuh sebesar 5 persen secara tahunan, mencapai Rp104,57 triliun.
BRI Danareksa Sekuritas juga menilai bahwa potensi GoTo Financial masih sangat besar, terutama dalam hal penyaluran kredit. Hal ini terlihat dari produk pinjaman dan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) yang tersedia di aplikasi Gojek, yang diproyeksikan akan terus tumbuh dan mendukung kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Dengan berbagai langkah strategis yang diambil, GoTo tampaknya berada pada jalur yang tepat untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan dan efisiensi biaya, sambil tetap menjaga fleksibilitas untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan di masa mendatang. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.