KABARBURSA.COM - Saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) dinilai menarik dikoleksi di tengah sentimen positif sektor kesehatan di awal tahun 2025.
Senior Market Analyst Mirae Asset Nafan Aji Gusta, mengatakan sektor kesehatan telah mengalami kenaikan sejak akhir 2024. Dia bilang, penguatan ini terjadi karena kemunculan virus Human Metapneumovirus atau HMPV di China beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, ada program pemerintah yang memberikan pelayanan pemeriksaan gratis bagi masyarakat yang ulang tahun, yang juga menjadi angin segar bagi sektor kesehatan. Nafan menuturkan, para investor cukup mengapresiasi langkah pemerintah dalam memberikan fasilitas pemeriksaan gratis.
Dengan potensi penguatan sektor kesehatan ini, kepada Kabarbursa.com, di Jakarta, Senin, 6 Januari 2025, Nafan merekomendasikan saham SILO.
Merujuk data perdagangan Stockbit, Selasa, 7 Januari 2025, SILO menunjukkan pergerakan lumayan oke dalam satu bulan terakhir dengan performa positif 0,65 persen. Namun begitu, emiten yang bergerak dalam pelayanan kesehatan ini terpantau berada di zona merah, melemah 20 poin ke level 3,090 pada pukul 11:10 WIB.
Di sisi lain, laporan keuangan terbaru dari SILO menunjukkan performa yang solid dalam aspek solvabilitas, profitabilitas, dan pembagian dividen. Dari sisi solvabilitas, current ratio (quarter) SILO di angka 1,08, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aset lancar yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Sementara quick ratio (quarter) menunjukan 1,02, rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa bergantung pada persediaan. Untuk debt to equity ratio (quarter) SILO memiliki nilai 0,10, tingkat utang terhadap ekuitas yang rendah mencerminkan struktur modal yang sehat.
Dari segi profitabilitas, return on assets (TTM): 8,42 persen, menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba yang baik dari total aset yang dimilikinya. Sedangkan return on equity (TTM) yakni 11,93 persen, angka ini mencerminkan keuntungan yang solid bagi para pemegang saham berdasarkan ekuitas perusahaan.
Untuk gross profit margin (quarter) sendiri sebesar 40,26 persen, margin laba kotor yang tinggi menunjukkan efisiensi SILO dalam mengelola biaya produksi.
Perusahaan juga menunjukkan kemampuan yang baik dalam mengelola biaya operasional yang tergambarkan dengan operating profit margin (quarter) sebesar 14,68 persen. Terakhir, net profit margin (quarter) SILO menunjukkan 10,32 persen, ini mencerminkan bahwa perusahaan mampu menjaga laba bersih yang sehat.
Dengan data tersebut, SILO menunjukkan stabilitas keuangan yang baik, hingga efisiensi operasional.
SILO Tumbuh Positif
Diberitakan sebelumnya, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) telah mengumumkan kinerja keuangan dan operasional untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada September 2024.
Perseroan mencatatkan pertumbuhan yang solid dalam pendapatan dan volume operasional, yang mencerminkan kesuksesan dalam menerapkan strategi bisnis dan mengoptimalkan jaringan rumah sakit secara berkelanjutan.
Pada 9M2024, Pendapatan Bersih Siloam tumbuh 10,8 persen YoY, mencapai Rp7,06 triliun. Kinerja yang meningkat ini didorong oleh kenaikan volume rawat inap dan rawat jalan, serta perbaikan efisiensi operasional di seluruh rumah sakit.
Pencapaian pendapatan ini menunjukkan keberhasilan strategi ekspansi Siloam yang efektif dalam memenuhi kebutuhan pasien dengan dukungan keahlian medis yang mumpuni.
Perusahaan terus fokus pada optimalisasi sumber daya dan pengelolaan biaya yang efisien, yang tercermin dari pertumbuhan Underlying EBITDA sebesar 8,2 persen YoY menjadi Rp2,11 triliun. Selain itu, Underlying Net Profit tercatat naik 10,6 persen YoY menjadi Rp977,8 miliar. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis 7 November 2024.
Hasil finansial ini mencerminkan disiplin perusahaan dalam mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan, sembari memastikan layanan kesehatan berkualitas dan terjangkau di seluruh Indonesia.
Siloam juga mencatatkan pertumbuhan volume pasien yang signifikan, dengan jumlah pasien rawat inap naik 9,8 persen menjadi 244.976 pasien, dan hari rawat inap bertambah 9 persen menjadi 759.695 hari.
Di sisi lain, kunjungan rawat jalan tumbuh 9,7 persen menjadi 3,16 juta kunjungan, menunjukkan bahwa perusahaan mampu mempertahankan tingkat aktivitas yang tinggi, dengan volume kunjungan tetap stabil di atas 1 juta per kuartal.
Melalui inovasi program medis yang berkelanjutan, Siloam berhasil mempertahankan tingkat okupansi sebesar 68 persen, meningkat 3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah tempat tidur operasional kini mencapai 4.097 tempat tidur.
Perusahaan tetap fokus untuk mengoptimalkan cakupan dan kompleksitas layanan medis yang disediakan, terutama pada bidang Kardiologi, Onkologi, Neurologi, Gastroenterologi, dan Ortopedi (CONGO).
Di samping itu, Siloam berhasil menjaga komposisi pembayaran yang sehat, dengan 81,7 persen dari total pendapatan berasal dari pasien swasta, termasuk pasien Out of Pocket, Korporat, dan Asuransi. Sementara itu, 18,3 persen pendapatan berasal dari kelompok pasien BPJS.
Siloam tetap berkomitmen untuk melanjutkan strategi ekspansi, dengan target membuka satu hingga dua rumah sakit baru setiap tahunnya. Rumah Sakit Siloam Makassar, misalnya, sedang mempersiapkan penambahan 80 tempat tidur serta berinvestasi pada Linear Accelerator (LINAC) untuk meningkatkan potensi pendapatan.
Sementara itu, Rumah Sakit Siloam Surabaya Gubeng fokus pada pasar premium di pusat kota Surabaya, dengan rencana ekspansi kapasitas melalui penambahan 162 tempat tidur. Kedua proyek ini diperkirakan akan selesai pada kuartal pertama 2025.
Presiden Direktur Siloam Benny Haryanto, memberikan komentar mengenai hasil kinerja tersebut.
“Siloam terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat dan resiliensi sepanjang tahun 2024. Hasil yang kami capai menunjukkan keberhasilan implementasi strategi yang telah dijalankan. Kami tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien, sambil mengoptimalkan operasional rumah sakit guna memastikan keberlanjutan finansial. Manajemen akan tetap fokus pada keunggulan operasional, seiring dengan ekspansi layanan dan program medis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang," ujar dia.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.