KABARBURSA.COM - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak investasi di sektor pariwisata untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dalam Forum Internasional Investasi Pariwisata 2024 yang berlangsung di Jakarta pada Rabu, 5 Juni 2024, Sandiaga menyampaikan data yang menunjukkan realisasi investasi di sektor pariwisata pada tahun 2023 sebesar USD3.604 juta atau sekitar Rp58,64 triliun.
Namun, ia mencatat bahwa 80 persen dari investasi tersebut terkonsentrasi pada hotel berbintang, restoran, kafe, serta pusat kebugaran.
Pada kuartal pertama 2024, realisasi investasi di sektor pariwisata mencapai USD943,40 juta (sekitar Rp15,35 triliun) dari target USD3.000 juta (sekitar Rp48,91 triliun).
Investasi tersebut sebagian besar dialokasikan pada hotel berbintang, restoran, dan hotel apartemen.
"Kita butuh lebih banyak investasi di ekosistem, termasuk pengembangan produk pariwisata berkelanjutan dan pariwisata berbasis masyarakat yang inklusif," kata Sandiaga.
Ia menambahkan bahwa Indonesia membutuhkan investasi lebih dari USD15 miliar hingga USD20 miliar untuk mendukung pariwisata berkelanjutan.
Menparekraf Sandiaga juga optimistis bahwa Forum Internasional Investasi Pariwisata (ITIF) 2024 dapat menarik lebih banyak investor dari dalam dan luar negeri untuk berinvestasi di sektor pariwisata Indonesia.
Ia menekankan bahwa investasi tidak hanya diperlukan untuk hotel, restoran, dan kafe, tetapi juga untuk infrastruktur pendukung pariwisata.
Indonesia telah diakui sebagai destinasi wisata ramah Muslim terbaik di dunia oleh Global Muslim Travel Index (GMTI) pada tahun 2023 dan 2024.
Selain itu, posisi Indonesia dalam Indeks Pengembangan Pariwisata 2024 meningkat signifikan dari peringkat ke-32 ke peringkat ke-22.
"Kami percaya bahwa kita bisa menciptakan tiga kali lebih banyak investasi di sektor-sektor ini," pungkas Sandiaga.
WWF Bali 2024 Serap 10 Ribu Tenaga Kerja
Penyelenggaraan World Water Forum (WWF) 2024 di Bali beberapa waktu lalu telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian lokal dan nasional, serta membuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, menyatakan bahwa forum ini tidak hanya menggerakkan perekonomian di Bali sebagai tuan rumah, tetapi juga berdampak pada aktivitas ekonomi secara nasional.
Sandiaga menjelaskan bahwa penyelenggaraan WWF ke-10 berhasil menaikkan perekonomian nasional dan membuka sekitar 10.479 lowongan pekerjaan.
"Aktivitas perekonomian nasional naik 0,374 persen selama World Water Forum 2024, dengan total penyerapan tenaga kerja mencapai 10.479 orang," ujar Sandiaga dalam acara The Weekly Brief With Sandi Uno secara daring, Senin, 3 Juni 2024.
Selain itu, WWF 2024 juga memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM di sekitar lokasi penyelenggaraan. Penjualan dan omzet pendapatan UMKM meningkat antara 21 hingga 50 persen.
“Forum ini tidak hanya meningkatkan ekonomi, tetapi juga mempromosikan kearifan dan budaya lokal pengelolaan air di kancah internasional,” papar Sandiaga.
Rata-rata lama tinggal para delegasi selama penyelenggaraan WWF adalah delapan hari, dengan delegasi asing rata-rata tinggal 8,7 hari dan delegasi domestik 7,1 hari.
Sedangkan, pengeluaran rata-rata per kunjungan delegasi mencapai Rp38,8 juta atau sekitar USD2.427, berdasarkan survei Kemenparekraf bersama Pusat Riset Ekonomi Industri, Jasa, dan Perdagangan (BRIN). Pengeluaran tertinggi berada di sektor akomodasi, biaya keikutsertaan, makan-minum, dan penerbangan domestik.
Survei terhadap 446 responden menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen responden berencana untuk kembali berkunjung ke Bali dan merekomendasikan Bali sebagai tujuan wisata dan bisnis.
Sandiaga menambahkan, bahwa WWF ke-10 yang berlangsung pada 18-25 Mei 2024 telah mendatangkan sekitar 50.000 wisatawan, dengan total pengeluaran per delegasi sekitar Rp34 juta. Hal ini menghasilkan lebih dari Rp500 miliar belanja langsung bagi ekonomi Bali dan Indonesia.
Sandiaga juga memperkirakan perputaran ekonomi keseluruhan mencapai Rp1,5 triliun, mengingat delegasi kemungkinan tidak datang sendirian dan terdapat perputaran ekonomi dari berbagai sektor.
Selain dampak ekonomi, Sandiaga menyoroti kepemimpinan Indonesia dalam pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.
"Kami menghitung bahwa proyek lanjutan dari WWF ini bisa memberikan dampak investasi sekitar Rp120 triliun selama lima hingga sepuluh tahun ke depan," jelasnya.
Survei dari 17-25 Mei 2024 terhadap stakeholder, pengunjung, dan delegasi menunjukkan bahwa penyelenggaraan WWF memberikan exposure destination yang efektif untuk Bali.
Pencarian tentang WWF meningkat signifikan, dengan lebih dari 1.800 pencarian harian, dan 45 persen di antaranya berasal dari luar negeri.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, menyatakan bahwa penyelenggaraan WWF berdampak positif pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, terutama di sektor akomodasi dengan tingkat okupansi hotel di kawasan Nusa Dua mencapai 100 persen. Dampak positif ini juga dirasakan oleh hotel-hotel di luar kawasan seperti Jimbaran, Kuta, Sanur, dan Ubud, serta pelaku usaha restoran.
Dengan adanya WWF ke-10, diharapkan Bali dan Indonesia secara keseluruhan dapat menikmati dampak positif jangka panjang, baik dari segi ekonomi, investasi, maupun promosi destinasi pariwisata. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.