KABARBURSA.COM - Kementerian BUMN melakukan perombakan pada jajaran direksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2023.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menyatakan bahwa pihaknya telah merampingkan jajaran direksi dari sebelumnya tujuh orang menjadi enam.
Selain itu, WIKA juga memisahkan jabatan direktur risiko yang sebelumnya digabungkan dengan jabatan direktur keuangan, sehingga kini berdiri sendiri. Adityo Kusumo tetap menjabat sebagai Direktur Keuangan, sementara jabatan Direktur Manajemen Risiko dan Legal dipegang oleh Sumadi.
"Ada perubahan dalam susunan pengurus dan dewan direksi. Intinya, kami memisahkan Direktur Risiko yang sebelumnya digabung dengan Direktur Keuangan agar dapat berdiri sendiri," ungkapnya dalam konferensi pers virtual pada Rabu, 15 Mei 2024.
"Ikhtisar dari perubahan ini adalah penurunan jumlah direksi dari sebelumnya tujuh orang menjadi enam orang. Dua jabatan yang diganti, satu di antaranya diisi oleh Pak Sumadi," sambungnya.
WIKA juga memberhentikan dengan hormat Direktur Operasi III, Rudi Hartono, dan Direktur Quality, Health, Safety, and Environment (QSHE), Ayu Widya Kiswari. Di Instagram, WIKA juga mengucapkan terima kasih kepada Satya Bhakti Parikesit yang sebelumnya menjabat sebagai komisaris.
Berikut adalah susunan terbaru Dewan Direksi WIKA:
- Direktur Utama: Agung Budi Waskito
- Direktur Operasi I: Hananto Aji
- Direktur Operasi II: Harum Akhmad Zuhdi
- Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia dan Transformasi: Hadjar Seti Aji
- Direktur Manajemen Risiko dan Legal: Sumadi
- Direktur Keuangan: Adityo Kusumo.
Komitmen lakukan perbaikan kinerja
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan untuk Tahun Buku 2023 hari ini. Dalam pertemuan ini, Perseroan menerima persetujuan dari para pemegang saham terkait Laporan Perseroan untuk Tahun Buku 2023.
Meskipun Perseroan mengalami kerugian akibat penurunan nilai aset dan beban bunga pinjaman, manajemen Perseroan melihat ini sebagai kesempatan untuk melakukan perbaikan menyeluruh terhadap kinerja masa lalu melalui penguatan tata kelola perusahaan dan manajemen risiko yang baik, sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
Saat ini, Perseroan terus berupaya untuk memastikan bisnis yang berkelanjutan dengan fondasi yang kuat dan sehat, untuk pertumbuhan di masa depan. Langkah-langkah perbaikan dilakukan melalui 8 stream penyehatan keuangan yang sedang diterapkan oleh Perseroan.
WIKA telah mengamankan kontrak senilai Rp5,68 triliun hingga triwulan pertama tahun 2024. Beberapa proyek yang telah disepakati termasuk proyek pengelolaan sampah melalui Refused Derived Fuel (RDF) Plant di Rorotan, Jakarta Utara, serta proyek-proyek lainnya di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
WIKA-JAKON (KSO) telah memulai pembangunan Proyek Refuse Derived Fuel (RDF) Plant di Rorotan, Jakarta Utara, dengan ground breaking pada Senin, 13 Mei 2024. RDF Plant ini akan mengubah sampah anorganik menjadi bahan bakar alternatif dengan emisi karbon yang rendah, menghasilkan energi listrik maupun panas.
Dengan kapasitas pengolahan sampah mencapai 2.500 ton/hari, RDF Rorotan dapat mengurangi sampah yang dikirimkan ke Bantargebang menjadi RDF Baller berukuran 5x5 cm sebanyak 875 ton/hari, atau sekitar 30 persen dari total sampah.
Merger dengan PTPP
Beberapa waktu lalu, Menteri BUMN Erick Thohir sempat berencana melebur PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dengan PT PP (Persero). Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito menjelaskan bahwa rencana tersebut masih dikaji mendalam oleh Kementerian BUMN, dan pihaknya masih menunggu arahan lebih lanjut.
"Sampai saat ini kita masih menunggu arahan yang lebih detail dari Kementerian BUMN, di mana saat ini rencana konsolidasi WIKA dan PP ini masih dikaji secara mendalam oleh Kementerian," katanya dalam konferensi pers RUPST WIKA Tahun Buku 2023 secara virtual, Rabu, 15 Mei 2024.
Ia menduga bakal ada arahan lebih detail dari Kementerian BUMN dalam waktu dekat. Ia juga menyebut pihaknya masih dalam tahap persiapan konsolidasi.
"Mungkin dalam waktu dekat baru akan diberikan arahan lebih detail. Tapi sejauh ini kita baru tahap persiapan saja, menunggu arahan dari Kementerian BUMN," terang dia.
Sebelumnya, Erick Thohir menyebut akan melakukan konsolidasi 7 BUMN Karya menjadi hanya 3 saja. Salah satu di antaranya yang akan digabungkan adalah PT Wijaya Karya (WIKA) (Persero) Tbk dengan PT PP. Erick menyebut kemungkinan yang akan menjadi induk dari penggabungan itu yakni PT PP.
"WIKA sama PP, kemungkinan (yang menjadi induk) PP," kata Erick ditemui di Gedung DPR RI, Selasa, 19 Maret 2024 kemarin.
Selain itu, Erick merinci rencana penggabungannya seperti PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Nindya Karya (Persero), dengan PT Brantas Abipraya (Persero) akan digabungkan. Penggabungan berikutnya PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Waskita Karya (Persero).