Logo
>

Menyisir Fundamental Terbaik Emiten Sektor Ritel di Tengah Tren Deflasi

Ditulis oleh Syahrianto
Menyisir Fundamental Terbaik Emiten Sektor Ritel di Tengah Tren Deflasi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Sejumlah emiten perdagangan ritel telah merilis laporan keuangan periode sembilan bulan tahun 2024, yang berakhir pada 31 September 2024. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) memimpin dengan kinerja fundamental keuangan stabil hingga PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) mengalami kerugian periode ini.

    Beragamnya kondisi para perusahaan terdaftar Bursa Efek Indonesia (BEI) sektor perdagangan ritel ini terpengaruh kondisi perekonomian nasional yang tengah memburuk. Indonesia menghadapi kondisi deflasi selama lima bulan berturut-turut sejak Mei hingga September 2024 yang tercatat naik sebesar 0,12 persen secara bulanan (month to month/mtm). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) secara berurutan deflasi pada Agustus, Juli, Juni, dan Mei adalah 0,03 persen, 0,18 persen, 0,08 persen, dan 0,03 persen.

    Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, kondisi deflasi pada September 2024 berpotensi memengaruhi emiten-emiten ritel, terutama yang berfokus pada segmen menengah ke bawah.

    Menurut Azis, dua kemungkinan dampak yang akan terjadi akibat kondisi tersebut adalah, emiten di segmen menengah ke bawah berpotensi merasakan penurunan pendapatan. Penyebabnya ialah daya beli konsumen yang melemah.

    “Emiten ritel yang cenderung (menyasar) segmen kelas menengah ke bawah (berpotensi) terkena dampak,” kata dia kepada kabarbursa.com.

    Deflasi, kata Abdul Azis, sering kali diikuti oleh perilaku konsumen yang menunda pembelian, mengharapkan harga turun lebih lanjut sehingga ujungnya akan mengganggu permintaan di pasar ritel.

    Ia menambahkan, emiten ritel segmen menengah ke atas dapat pula merasakan akibatnya. Namun, ujar Abdul Azis, mereka cenderung lebih stabil menghadapi kondisi deflasi tersebut.

    Namun demikian, Bank Indonesia (BI) melaporkan inflasi inti pada September 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu 0,16 persen (mtm) dari 0,20 persen (mtm). Sementara secara tahunan, inflasi inti bulan tersebut tercatat naik menjadi 2,09 persen (year on year/yoy) daripada bulan lalu 2,02 persen (yoy).

    Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto memproyeksikan konsumsi domestik Tanah Air akan membaik seiring perbaikan daya beli masyarakat menyusul inflasi yang terkendali. Keberhasilan mengendalikan inflasi, kata Rully, memberikan dampak positif terhadap daya beli masyarakat.

    Berikut ini sejumlah saham yang bergerak di sektor perdagangan ritel yang telah merilis laporan keuangan kuartal III 2024.

    MAPI Memimpin Sektor

    Seperti dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan pada 30 September 2024, MAPI mencatatkan pendapatan bersih Rp27,6 triliun atau tumbuh 16,1 persen pada periode sembilan bulan tahun 2024. Laba kotornya naik menjadi Rp11,8 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp10,9 triliun.

    Adapun margin laba kotor (gross profit margin/GPM) mencapai sebesar 42,8 persen. Lebih lanjut, MAPI berhasil membukukan laba usaha senilai Rp2,4 triliun, EBITDA Rp4,5 triliun, dan laba bersih menembus Rp1,6 triliun pada laporan yang berakhir 30 September 2024.

    Namun jika dibedah lagi pada kuartal III 2024, pendapatan bersih emiten pengelola ritel gaya hidup (lifestyle) ini mencapai Rp9,6 triliun, tumbuh 17,4 persen yoy. Rincian lainnya, laba kotor naik menjadi Rp4,0 triliun dengan GPM 41,9 persen. Yang lainnya, laba usaha mencapai Rp772 miliar, EBITDA menjadi Rp1,5 triliun, serta laba bersih tembus Rp543 miliar.

    Dalam keterangan resminya, Vice President Investor Relation, Corporate Communications, and Sustainability MAP Group Ratih D. Gianda mengatakan, pertumbuhan penjualan tercatat dari hampir semua lini bisnis perusahaan di kuartal III. Hal ini menunjukkan kemampuan MAP Group dalam merespons preferensi pelanggan secara efektif. Adapun periode “Back to School” mampu menopang pendapatan dari MAPI.

    “Ke depan, kami akan terus meningkatkan efisiensi operasional di seluruh aspek bisnis, termasuk manajemen inventori dan dukungan back-end yang lebih baik,” kata Ratih, Rabu, 30 Oktober 2024.

    Lebih lanjut, MAPI menyampaikan fokus pada integrasi digital. Target ini merupakan bagian dari strategi meningkatkan keterlibatan konsumen dan merampingkan operasional. Hasilnya, ujar Raph, platform daring (online) periode September 2024 mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 23 persen yoy. Kontribusinya terhadap total penjualan perseroan mencapai 9 persen.

    Valuasi MAPI menarik karena P/E saat ini 15,39 lebih tinggi dari IHSG (7,21), menunjukkan ekspektasi pertumbuhan yang kuat. Forward P/E 12,51 menunjukkan valuasi berpotensi menarik. Rasio Price-to-Book P/B 2,35 dan Price-to-Cashflow 6,88 menunjukkan perusahaan dinilai lebih tinggi dari asetnya tetapi tetap menghasilkan arus kas operasional yang baik. EPS 102,68 dan revenue per share tinggi (2,237.49) menegaskan kinerja perusahaan yang solid dan likuiditas memadai.

    Sementara itu, pengamat pasar modal Wahyu Tri Laksono melihat ada peluang emiten perdagangan ritel di sektor nonsiklikal mencetak kinerja positif hingga akhir tahun 2024. Ada dua sentimen yang dapat mendongkrak saham-saham sektor ini untuk bangkit, yaitu window dressing dan January effect.

    Window dressing, kata Wahyu, merupakan kegiatan jajaran komisaris dan direksi perseroan memperbaiki portofolio menjelang akhir tahun. Sementara January effect adalah kenaikan harga saham di awal tahun, utamanya pada Januari.

    “Di sisi lain, akhir tahun menjadi peluang bagi konsumen untuk melakukan aksi belanja karena banyaknya diskon yang ditawarkan,” ungkap Wahyu kepada kabarbursa.com.

    Hal ini sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) BI pada September berada pada level optimis sebesar 123,5. Level optimis ini tercatat di angka lebih dari 100. Penopangnya ialah Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang berada pada level optimis.

    Masih merujuk data yang sama, Indeks Penjualan Riil (IPR) September 2024 diperkirakan tumbuh 4,7 persen (yoy) atau mencapai 210,5. Namun secara bulanan, penjualan eceran diprediksi terkontraksi 2,5 persen (mtm) sehingga lebih rendah dibanding Agustus 2024 yang tercatat sebesar 1,7 persen (mtm).

    MAPA Lampaui Ekspektasi

    PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), anak usaha MAPI, mencetak pendapatan bersih sebesar Rp12,4 triliun, tumbuh 29,6 persen hingga periode September 2024. Laba kotor dan laba usaha masing-masing mengalami peningkatan menjadi Rp5,8 triliun dan Rp1,6 triliun.

    EBITDA MAPI tercatat sebesar Rp2,4 triliun. Di periode yang sama, laba bersih peritel yang bergerak dalam bidang sports, kids, and leisure, menanjak 7,3 persen yoy menjadi Rp1,1 triliun.

    Investment Anlyst Stockbit Sekuritas Reynaldo Mulya menyoroti akselerasi pertumbuhan pendapatan pada kuartal III 2024 yang utamanya didukung oleh penjualan di Indonesia. Hasil ini sedikit lampaui ekspektasi karena setara dengan 73 persen dari estimasi konsensus tahun 2024.

    Reynaldo melanjutkan, akselerasi pertumbuhan pendapatan dan operational expenditure (opex) triwulan III yang lebih efisien juga membantu ekspansi signifikan pada margin laba usaha secara kuartalan le level 14,4 persen. Hasil ini juga menandai margin laba usaha tertinggi sepanjang 2024.

    “Efisiensi ini terlihat dari pertumbuhan opex yang sebelumnya cukup tinggi menjadi lebih moderat pada triwulan III 2024. Opex pada kuartal yang sama sendiri tumbuh 23 persen yoy dan 6 persen qoq, sehingga selama sembilan bulan tahun 2024 tumbuh 30 persen yoy,” ungkap dia.

    Laba Bersih ERAA Meroket

    Perusahaan yang terkenal dengan perdagangan ritel perangkat telekomunikasi selular ini berhasil meraup laba bersih Rp268 miliar pada kuartal III 2024 dan Rp791 miliar pada periode sembilan bulan 2024, yang berakhir 30 September 2024. Sebagai perbandingan pada periode sembilan bulan 2023, profit ini tercatat lebih tinggi 60 persen.

    Segmen cellular phones dan tablets menjadi kontributor utama dengan menyumbang 82 persen dari total pendapatan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) di triwulan III tahun 2024 dengan tumbuh 14 persen yoy, meskipun layu 12 persen qoq. Segmen lain yang menunjukkan kinerja solidnya adalah accessories and others yang berandil 12 persen dari total pendapatan.

    Hasilnya, pendapatan Erajaya pada kuartal III 2024 tercatat sebesar Rp15,5 triliun, naik 11 persen yoy, tapi lebih rendah 6 persen secara kuartalan. Adapun hingga 30 September 2024, pendapatan ERAA mencapai Rp48,6 triliun.

    Head of Corporate Communication Erajaya Group Djunadi Satrio menyatakan, ERAA mernerapkan sejumlah langkah untuk melewati kondisi perekonomian yang melambat dan daya beli masyarakat yang melemah. Kuncinya adalah fokus pada inovasi dan adaptasi.

    “Untuk memastikan bahwa kami terus memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan kami,” ujar Djunadi kepada kabarbursa.com.

    Erajaya, sambung Djunaidi, juga memperkuat kemitraan dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas jaringan dan memanfaatkan peluang baru. ERAA berkomitmen pada efisiensi operasional dan pengelolaan biaya yang bijaksana.

    “Selain itu, strategi kami meliputi diversifikasi produk dan layanan, serta memperkuat jaringan kemitraan kami,” ungkap dia.

    Kondisi ini sejalan dengan pernyataan Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer. Menurutnya, perusahaan perdagangan ritel ritel akan segera menemukan momentumnya, yaitu saat menjelang pergantian tahun. Lomba diskon yang diterapkan nantinya sangat menjadi daya tarik bagi konsumen untuk membeli.

    “Saham-saham retail ini cenderung untuk mengeluarkan diskon pada periode tersebut. Ini berpotensi membuat mereka meraih revenue pada akhir tahun,” ujar dia kepada kabarbursa.com.

    Jadi, tutur Khaer, memang secara kuartal-kuartal atau periode, ada kecenderungan saham-saham retail di akhir tahun memiliki potensi penguatan yang cukup besar dibandingkan dengan periode atau sebelumnya.

    Matahari Departement Store Masih Merugi

    Emiten berkode saham LPPF ini membukukan laba bersih Rp622 miliar pada kuartal III tahun 2024, turun 1,30 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp630 miliar. Dari sini, laba bersih per saham LPPF turun menjadi Rp275 per saham dari semula Rp278 per saham.

    Kondisi ini disebabkan pendapatan usaha LPPF yang sedikit lebih rendah 1,27 persen yoy menjadi Rp4,91 triliun. Nilai penjualan konsinyasi Matahari menembus Rp6,64 triliun dengan nilai bersih sebanyak Rp2,10 triliun.

    Adapun, penjualan eceran Matahari  mencapai Rp2,80 triliun, yang telah dipangkas beban pokok, maka tersisa laba kotor Rp3,26 triliun. Tak hanya itu, beban usaha membuat laba operasional LPPF tembus Rp997,92 miliar dengan EBITDA Rp774,37 miliar.

    Simpulan

    Berdasarkan analisis laporan keuangan dan kondisi ekonomi terkini, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) memiliki valuasi saham yang berada pada P/E ratio 15,39 dan forward P/E 12,51 juga memperlihatkan prospek pertumbuhan yang kuat, menjadikannya salah satu emiten ritel dengan potensi terbaik.

    Di sisi lain, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) juga menunjukkan pertumbuhan positif dengan peningkatan laba bersih hingga 60 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, dengan laba bersih yang lebih kecil dibandingkan MAPI dan potensi fluktuasi permintaan perangkat elektronik, saham ERAA menarik sebagai pilihan diversifikasi tetapi mungkin kurang optimal dibandingkan MAPI dalam kondisi pasar saat ini. (*)

     

    Hutama Prayoga berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.