Logo
>

Merger WSKT-Hutama Karya, Begini Kinerja Keuangan Dua Perusahaan

Ditulis oleh Syahrianto
Merger WSKT-Hutama Karya, Begini Kinerja Keuangan Dua Perusahaan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Penggabungan atau merger PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan PT Hutama Karya (Persero) bakal terlaksana kuartal ketiga tahun 2024.

    Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mengungkapkan bahwa merger antara WSKT dan Hutama Karya (HK) diperkirakan akan resmi selesai pada September 2024. Setelah itu, HK akan berperan sebagai holding company untuk Waskita Karya.

    Arya menjelaskan bahwa laporan keuangan WSKT akan secara otomatis digabungkan dengan laporan HK. Meski demikian, hingga saat ini, nama Waskita Karya belum mengalami perubahan meskipun statusnya telah menjadi anak perusahaan Hutama Karya.

    Arya juga menambahkan bahwa setelah merger, Waskita Karya dan Hutama Karya akan memiliki spesialisasi masing-masing dalam sektor yang sama untuk menghindari konflik dalam tender. “Secara sederhana, mereka tidak akan saling bersaing dalam tender. Nanti masing-masing akan memiliki spesialisasi tersendiri. Misalnya, HK dan Waskita sama-sama bergerak di bidang jalan tol, jadi akan ada spesialisasi yang berbeda untuk masing-masing,” kata Arya.

    Selain merger antara WSKT dan HK, Kementerian BUMN juga merencanakan merger BUMN Karya lainnya dalam tiga tahun ke depan, yaitu antara PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

    Seperti Apa Kinerja Keuangan WSKT dan HK?

    Berdasarkan laporan keuangan semester I 2024 yang dipublikasikan oleh perseroan, emiten dengan kode saham WSKT mengalami rugi bersih sebesar Rp2,15 triliun pada periode tersebut. Angka ini mencatatkan peningkatan sebesar 4,18 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan rugi sebesar Rp2,07 triliun pada semester I 2023.

    Di sisi lain, Hutama Karya (HK) menunjukkan performa yang jauh lebih positif pada semester I 2024. Perseroan ini berhasil mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp388,41 miliar, meningkat signifikan dibandingkan capaian laba pada semester I 2023 yang hanya sebesar Rp23,36 miliar. Peningkatan laba ini menandakan kemajuan yang signifikan dalam kinerja keuangan HK.

    Tidak hanya unggul dalam hal laba bersih, HK juga menunjukkan kinerja yang solid dalam aspek pendapatan. Pada semester I 2024, HK meraih pendapatan usaha sebesar Rp12,44 triliun, yang meskipun sedikit turun dari Rp12,48 triliun pada tahun sebelumnya, masih menunjukkan pencapaian yang stabil. Selain itu, HK berhasil menekan beban pendapatan menjadi Rp10,61 triliun, mengalami penurunan sebesar 3,07 persen secara tahunan (yoy).

    Sebaliknya, WSKT hanya mampu mengumpulkan pendapatan usaha sebesar Rp4,47 triliun pada periode yang sama, mengalami penurunan drastis dibandingkan dengan Rp5,27 triliun pada tahun sebelumnya. Sejalan dengan penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan perseroan tercatat menurun 19,42 persen yoy menjadi Rp7,04 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan mayoritas beban pokok yang berasal dari jasa konstruksi, yang merupakan bagian signifikan dari biaya operasional WSKT.

    Secara keseluruhan, perbandingan kinerja keuangan antara WSKT dan HK pada semester I 2024 menunjukkan bahwa HK berhasil menunjukkan perbaikan yang signifikan dan pengelolaan keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan WSKT. Dengan pergeseran ini, terlihat jelas bahwa HK sedang berada pada jalur yang lebih baik dalam hal profitabilitas dan efisiensi operasional, sementara WSKT masih menghadapi tantangan yang mempengaruhi kinerja keuangan mereka.

    Neraca Keuangan

    HK juga menunjukkan kondisi neraca keuangan yang moncer dibandingkan WSKT. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah aset HK selama lima tahun terakhir, yaitu dari Rp93,51 triliun pada tahun buku 2019 menjadi Rp169,73 triliun pada akhir tahun lalu.

    Dari sisi liabilitas, HK juga menunjukkan tren penurunan selama lima tahun terakhir, dari Rp70,442 triliun pada tahun buku 2019 menjadi Rp53,11 triliun pada akhir tahun lalu. Alhasil, ekuitas perusahaan yang lima tahun lalu hanya sebesar Rp23,08 triliun melonjak menjadi Rp116,62 triliun pada tahun buku 2023.

    Sebaliknya, jumlah aset Waskita Karya dalam lima tahun terakhir justru mengalami penurunan signifikan, dari Rp122,58 triliun pada tahun buku 2019 menjadi hanya Rp95,59 triliun pada akhir tahun lalu.

    Di sisi liabilitas, WSKT hanya mencatat penurunan kecil dalam lima tahun terakhir, dari Rp93,47 triliun pada tahun buku 2019 menjadi Rp83,99 triliun pada akhir tahun lalu. Akibatnya, ekuitas perseroan kempes, dari Rp29,11 triliun di lima tahun lalu menjadi Rp11,60 triliun.

    Sementara itu posisi neraca keuangan WSKT pada paruh pertama tahun hampir tidak ada perubahan signfikan, di mana total liabilitas dan aset perseroan masing-masing di level sebesar Rp82,01 dan Rp91,10 triliun.

    Sebaliknya, HK berhasil meningkatkan jumlah asetnya pada paruh pertama tahun ini ke level Rp188,77 triliun, atau melambung 28,79 persen secara tahunan, sementara liabilitasnya tetap stabil di level kisaran Rp53 triliun. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.