KABARBURSA.COM - PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) membidik posisi puncak sebagai pemain terbesar di bidang Data dan AI (Artificial Intelligence) di Indonesia.
Presiden Direktur MTDL Susanto Djaja mengatakan, target tersebut selaras dengan tren digitalisasi nasional dan kebutuhan perusahaan terhadap solusi berbasis data. Menurutnya, saat ini, MTDL sudah berada di posisi top three pasar industri data dan IT Indonesia.
"Kami ingin semakin memantapkan posisi tersebut, dengan target dalam tiga tahun, data dan AI kita adalah yang terbesar di Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu, 2 Juli 2025.
Pencanangan target tiga tahun tersebut telah melalui perhitungan matang dan selaras dengan perkembangan teknologi yang mendukung.
Dalam hal ini, berkembangnya teknologi Cloud, telah mengubah pola penghasilan proyek pengadaan IT dari yang bernilai besar tetapi hanya sekali saja, menjadi meskipun nilainya lebih kecil tetapi merupakan recurring atau penghasilan berulang.
Adapun hingga saat ini, MTDL telah mengembangkan lebih dari 100 use case data & AI dengan dukungan sekitar 100 konsultan, mencatat pertumbuhan data dan AI sebesar 20–30 persen.
Implementasi mencakup machine learning, deep learning, dan generative AI, seperti demand forecasting untuk produk susu dan fashion, serta efisiensi operasional di perusahaan telekomunikasi.
Dari sisi kinerja keuangan, hingga kuartal I tahun ini, emiten teknologi informasi dan komunikasi ini mencatatkan pendapatan Rp5,5 triliun, tumbuh 9,2 persen secara year on year (YoY).
MTDL Bukukan Laba Bersih Rp153,7 Miliar: Penjualan Naik 50 Persen
Sementara untuk laba bersih, MTDL berhasil membukukan sebesar Rp153,7 miliar, meningkat 4,3 persen YoY.
Manajemen menyampaikan, pertumbuhan pendapatan ini tidak terlepas dari adanya tantangan. Dalam unit bisnis distribusi misalnya, beberapa segmen terutama Notebook dan PC permintaannya tidak sebaik tahun lalu.
"Namun, berkat keberhasilan Perusahaan dalam melakukan diversifikasi produk dan segmen bisnis, bisnis distribusi secara keseluruhan terus tumbuh, bahkan di tengah tantangan ini," tulis manajemen dalam keterangannya dikutip, Rabu, 30 April 2025.
Dari sisi smartphone, penjualan pada periode ini tercatat meningkat 50 persen. Sementara itu, unit bisnis solusi konsultasi digital MTDL berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,5 triliun.
"Walaupun tahun ini ada pemotongan anggaran pemerintah dan risiko pelemahan mata uang Rupiah, pendapatan unit bisnis ini tetap bertumbuh 4,1 persen YoY," ungkap manajemen MTDL.
Menurut manajemen, pertumbuhan pendapatan unit bisnis solusi konsultasi digital ini antara lain didukung oleh terus meningkatnya porsi bisnis berlangganan yang membuat perolehan pendapatan berulang dari tahun sebelumnya dapat dipertahankan.
"Selain itu, pendapatan peningkatan penjualan Cloud, Digital business platform, Business Application, dan Cyber security juga menjadi pendorong bagi pendapatan bisnis solusi konsultasi digital Perseroan," tulis manajemen.
Metrodata Bagi Dividen Rp294,6 Miliar
MTDL telah mengumumkan bakal menebar dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 294,6 miliar. Angka ini meningkat 14,3 persen dibanding tahun 2023 atau dengan payout ratio 39,8 persen.
Keputusan pembagian dividen diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) MTDL pada Jumat, 23 Mei 2025. Nantinya, setiap pemegang saham akan mendapat Rp24 per lembar saham.
Susanto Djaja mengatakan, pembagian dividen ini merupakan wujud dari keseriusan komitmen pihaknya kepada para pemegang saham.
"Bahwa manajemen akan selalu mengelola Perusahaan dengan benar sehingga terus berkembang dan menghasilkan keuntungan," kata Susanto dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat, 23 Mei 2025.
Pada tahun 2024, emiten teknologi informasi dan komunikasi ini berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp25 triliun, meningkat 13,9 persen dibandingkan pendapatan tahun 2023.
Dijelaskan manejemen MTDL, angka ini merupakan rekor pendapatan tertinggi dalam 50 tahun sejak berdirinya Perseroan. Adapun setelah dikurangi berbagai biaya, MTDL mencetak laba bersih sebesar Rp 739,8 miliar, tumbuh 13,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.