KABARBURSA.COM - PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) atau Mitra Keluarga melaporkan pertumbuhan pendapatan pada semester pertama tahun 2024 mencapai Rp2,45 triliun, naik 19,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan tahun lalu.
EBITDA atau Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization MIKA mencapai Rp936,2 miliar, meningkat 29,6 persen. Margin EBITDA tercatat sebesar 38,2 persen, dengan pertumbuhan sebesar 3,0 persen dibandingkan tahun lalu.
Pada paruh pertama tahun 2024, volume kunjungan rawat jalan, pasien rawat inap, dan hari rawat terus mengalami pertumbuhan, masing-masing meningkat sebesar 7,2 persen, 14,9 persen, dan 14,6 persen.
Dengan terus meningkatnya jumlah pasien non-Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada paruh pertama tahun 2024, pendapatan dari pasien non-BPJS juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 24,0 persen dibandingkan tahun lalu.
Sebaliknya, pendapatan dari pasien Jaminan Kesehatan Nasioal (JKN) hanya tumbuh sebesar 0,5 persen yoy. Akibatnya, kontribusi pendapatan dari pasien swasta meningkat menjadi 84,9 persen, atau naik sebesar 2,9 persen dibandingkan dengan 82,0 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ARPOP (rata-rata pendapatan rawat jalan per kunjungan) dan ARPID (rata-rata pendapatan rawat inap per hari) terus berlanjut, masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 6,9 persen dan 6,7 persen yoy.
Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan harga yang diberlakukan sejak Januari 2024 serta intensifikasi layanan unggulan Mitra Keluarga yang telah diluncurkan beberapa tahun lalu.
Dalam hal profitabilitas, Mitra Keluarga mencatat pertumbuhan laba kotor sebesar 29,7 persen yoy pada semester pertama tahun ini. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan pendapatan secara keseluruhan dan efisiensi dalam biaya barang yang terjual (COGS).
Laba bersih dan EBITDA perseroan pada semester I juga meningkat sebesar 32,2 persen dan 29,6 persen yoy, yang disebabkan oleh pertumbuhan margin laba kotor, efisiensi beban operasional, serta perbaikan kinerja profitabilitas dari ketiga rumah sakit baru. Hingga akhir Juni 2024, perseroan masih mempertahankan posisi kas sebesar Rp2,3 triliun dan tidak memiliki utang bank.
Selain itu, pertumbuhan jumlah pasien swasta yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien JKN juga berkontribusi pada peningkatan ARPID dan ARPOP. Mitra Keluarga akan terus melanjutkan inisiatif-inisiatif pertumbuhan lainnya.
Pembangunan Rumah Sakit Baru
Lebih lanjut MIKA telah mengalokasikan sekitar Rp379 miliar dari total anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1 triliun untuk tahun 2024.
Dengan sisa anggaran capex sekitar Rp621 miliar untuk tahun ini, MIKA akan memusatkan perhatian pada proyek ekspansi dan pembaruan alat medis sebagai bagian dari strategi pertumbuhan dan pengembangan infrastruktur perusahaan.
Aditya Widjaja, Kepala Hubungan Investor MIKA, mengatakan bahwa sebagian besar anggaran capex tahun ini akan dialokasikan untuk pembangunan rumah sakit baru.
"Saat ini, MIKA tengah menjalankan tiga proyek yang sudah berada dalam tahap groundbreaking. Proyek-proyek ini direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2025, sejalan dengan upaya perusahaan untuk meningkatkan kapasitas layanan kesehatan," kata Aditya dalam paparan publik secara virtual, Jumat, 30 Agustus 2024.
Selain membangun rumah sakit baru, MIKA juga akan menggunakan capex untuk menambah kapasitas tempat tidur di rumah sakit yang sudah ada, dengan target penambahan sekitar 250 hingga 300 tempat tidur tahun ini.
Ekspansi ini merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi layanan di fasilitas yang sudah ada. Penambahan alat medis juga menjadi prioritas, dengan komitmen untuk memperbarui peralatan medis setiap tahun guna memastikan fasilitas medis yang paling mutakhir dan berkualitas.
"Investasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan efisiensi operasional rumah sakit," sambungnya.
Dalam rencana bisnis sebelumnya, MIKA menganggarkan capex sebesar Rp1 triliun untuk tahun 2024. Anggaran ini mencakup pembangunan rumah sakit baru serta renovasi fasilitas yang sudah ada, dengan tujuan untuk memperkuat posisi perusahaan di pasar dan meningkatkan kinerja hingga akhir tahun.
Rencana Bisnis MIKA
Aditya mengungkapkan bahwa perusahaan telah merancang strategi dengan empat fokus utama untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Fokus pertama adalah peningkatan kapasitas, baik secara organik maupun anorganik. Saat ini, MIKA memiliki delapan lahan cadangan (land bank) yang telah direncanakan untuk pengembangan. Pekerjaan pembangunan (groundbreaking) telah dimulai di dua lokasi pada Januari dan Juni tahun ini, dengan target pembukaan pada tahun 2025.
"Lokasi pertama berada di Jawa Timur dan telah mencapai kemajuan sekitar 30 persen pada Juli 2024. Lokasi ketiga saat ini masih dalam tahap perizinan, dengan perkiraan groundbreaking pada kuartal ketiga atau keempat tahun ini," ujar Aditya.
Selanjutnya, perusahaan berupaya meningkatkan intensitas layanan dengan menyediakan fasilitas yang lebih canggih dan kompleks. Saat ini, MIKA memiliki 17 pusat keunggulan (center of excellence), termasuk di bidang vaskular, urologi, ortopedi, serta otak dan tulang belakang.
"Tahun ini, MIKA mulai mengembangkan layanan onkologi dengan membuka dua pusat radioterapi, dan merencanakan penambahan layanan PET-CT dan SPECT-CT scan untuk memperkuat layanan onkologi," lanjutnya.
Selain itu, tambahnya, kami akan meningkatkan layanan stroke center dan menambah peralatan seperti biplane di Mitra Keluarga Surabaya. Perusahaan juga telah menerima penghargaan Diamond Award dari World Stroke Organization untuk layanan stroke, yang merupakan penghargaan tertinggi di bidang ini.
"Kami melihat bahwa pasar untuk layanan stroke cukup terbatas karena pasien harus segera ke rumah sakit ketika mengalami stroke. Oleh karena itu, potensi untuk perawatan di luar negeri cukup minimal, sehingga fokus layanan stroke ini akan tetap berada di dalam negeri atau Indonesia," tambahnya. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.