KABARBURSA.COM - Direktur Utama PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) Ivo Wangarry, optimistis pendapatan Perseroan pada 2025 bisa melampaui pencapaian tahun lalu.
Dalam keterangan resminya, pada 31 Agustus 2024 MINE sukses meraup pendapatan sebesar Rp1,36 triliun, meningkat 40,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp968,05 miliar.
Meningkatnya pendapatan tersebut didorong oleh kenaikan total material movement dari penambangan nikel sebesar 47,0 persen dari 6,7 juta bank cubic meter (bcm) pada tanggal 31 Agustus 2023 menjadi 9,8 juta bcm pada 31 Agustus 2024.
Ivo cukup percaya diri pendapatan pada 2025 bisa melampaui angka tahun lalu. Meski begitu, dia tidak menyebutkan secara detail angka yang dimaksud.
"Target pertumbuhan pendapatan yang pasti bisa lebih baik dari tahun kemarin," ujarnya kepada media setelah acara Initial Public Offering (IPO) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Maret 2025.
Saat ini, MINE tengah menggarap dua proyek pertambangan. Pengerjaan pertama di di Halmahera, Maluku Utara dan kedua di Morowali, Sulawesi Tengah.
Terkait ekspansi proyek, Ivo menyampaikan bahwa MINE belum ada rencana penambahan pengerjaan dalam waktu dekat.
MINE telah mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia pada Senin, 10 Maret 2025. Dalam IPO ini, sebanyak 612.665.300 saham ditawarkan kepada para investor dengan 15 persen dari modal ditempatkan.
Dengan harga perdana saham sebesar Rp216 per saham, Perseoran memperoleh pendanaan sebesar Rp132,3 miliar. IPO Perseroan mendapat antusiasme luar biasa dari investor, terlihat dari besarnya permintaan pada pooling yang mengalami oversubscribe hingga
25x.
MINE akan fokus pada pengoptimalisasian peluang bisnis di sektor pertambangan nikel dengan memperbanyak alat berat yang dapat meningkatkan kegiatan operasional.
Ivo menjelaskan, IPO ini merupakan momentum bagi perusahaan untuk memperbesar bisnis dan meningkatkan kinerja finansial secara berkelanjutan.
Dia bilang, peningkatkan modal melalui IPO bisa membuat perusahaan memiliki kemampuan lebih besar untuk mengoptimalkan peluang bisnis di sektor pertambangan dan mendukung program hilirasasi industri nikel yang kini menjadi salah satu fokus pemerintah.
"Komitmen kami adalah menjalankan rencana bisnis yang telah kami sampaikan dalam prospektus dan menggunakan mayoritas dana IPO ini untuk memperkuat fundamental Perseroan,” ujarnya.
Kinerja Rasio Keuangan
MINE mencatatkan kinerja rasio keuangan yang sangat baik sepanjang tahun 2023. Gross Profit Margin (GPM) meningkat menjadi 18,60 persen YoY, menandakan efisiensi produksi yang lebih baik.
Net Profit Margin (NPM) juga menunjukkan tren positif dengan capaian 12,40 persen, yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengonversi pendapatan menjadi laba bersih secara optimal.
Selain itu, Return on Equity (RoE) dan Return on Assets (RoA) masing-masing tumbuh signifikan hingga 54,53 persen dan 31,62 persen. Pertumbuhan ini mengindikasikan bahwa MINE mampu memaksimalkan penggunaan modal dan asetnya untuk memperoleh laba yang lebih tinggi.
Dari perspektif solvabilitas, PT Sinar Terang Mandiri Tbk tetap berada dalam kondisi keuangan yang sehat. Debt to Asset Ratio (DAR) tercatat pada angka 1,21x, sementara Debt to Equity Ratio (DER) berada di level 0,61x.
Rasio-rasio ini menunjukkan bahwa MINE memiliki struktur permodalan yang seimbang dan masih dalam batas kewajaran untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan di masa mendatang.
Dengan berbagai indikator keuangan yang menunjukkan pertumbuhan positif, PT Sinar Terang Mandiri Tbk berhasil membuktikan diri sebagai perusahaan yang memiliki prospek cerah dalam jangka panjang.
Kinerja yang impresif ini tidak hanya mencerminkan fundamental bisnis yang kuat, tetapi juga memberikan keyakinan bagi para investor terhadap potensi perusahaan dalam menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan.
Seiring dengan strategi ekspansi dan efisiensi operasional yang terus ditingkatkan, MINE berpotensi untuk terus berkembang dan memperkuat posisinya di industri yang digelutinya.
Saham Mentok ARA
Saham PT Merdeka Industri Nickel Tbk (MINE) mencuri perhatian pasar setelah melonjak signifikan dalam sesi perdagangan terbaru. Saham MINE bahkan mencapai auto reject atas (ARA) dengan kenaikan 25 persen ke level 270 sesaat setelah perdagangan dibuka.
Lonjakan harga ini mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek bisnis perusahaan di tengah berkembangnya industri nikel global.
Frekuensi perdagangan saham MINE tercatat sebanyak 500 kali dengan volume transaksi mencapai 2.368 lembar saham senilai Rp63,94 juta. Pergerakan ini menandakan adanya minat besar dari investor yang melihat potensi pertumbuhan jangka panjang perusahaan, terutama dalam kaitannya dengan industri kendaraan listrik (EV).
Dalam pernyataannya, pihak manajemen MINE menegaskan bahwa pesatnya pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik global menjadi katalis utama bagi bisnis mereka.
Dengan meningkatnya kebutuhan bahan baku baterai, permintaan nikel terus meningkat, memberikan peluang bagi perusahaan untuk memperluas bisnis dan meningkatkan profitabilitas. Sebagai bagian dari rantai pasok global, MINE menargetkan posisi strategis dalam mendukung Indonesia sebagai pemain utama dalam industri nikel dunia.
Indonesia sendiri merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia, dengan cadangan mencapai 20 persen dari total cadangan global. Pemerintah terus mendorong hilirisasi industri nikel guna meningkatkan nilai tambah dan memperkuat posisi negara dalam rantai pasok bahan baku baterai kendaraan listrik.
Seiring dengan meningkatnya investasi di sektor ini, kebutuhan akan jasa penambangan nikel di Indonesia terus mengalami pertumbuhan pesat.
Dengan momentum yang kuat dan prospek cerah industri nikel, saham MINE berpotensi tetap menjadi salah satu pilihan menarik bagi investor yang ingin mengambil bagian dalam perkembangan sektor ini.
Dukungan kebijakan pemerintah, pertumbuhan permintaan global, dan posisi strategis Indonesia dalam rantai pasok nikel menjadikan MINE sebagai salah satu emiten yang layak diperhatikan di pasar modal.(*)