KABARBURSA.COM - Misi Dagang Indonesia mendapat respons positif dari para pelaku usaha Maroko yang tertarik menjalin kemitraan dan kolaborasi dengan pelaku usaha Tanah Air.
Dari misi dagang ke Maroko tersebut, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatatkan potensi transaksi USD16,98 juta atau setara Rp276 miliar. Adapun misi dagang ini berlangsung pada 30 April 2024.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Didi Sumedi, mengatakan bahwa misi dagang ke Maroko bertujuan memperkuat penetrasi ke pasar Afrika Utara dan membangun kerja sama bisnis dengan pelaku usaha di Maroko dan negara sekitar.
"Kami hadirkan para pelaku usaha Indonesia ke Maroko untuk bertemu dengan calon mitra dari Maroko dan negara sekitarnya. Antusiasme pelaku usaha di kawasan terlihat dari nilai potensi transaksi hingga Rp276 miliar dari penjajakan kerja sama bisnis (business matching)," ujar Didi dalam keterangannya dikutip Jumat, 3 Mei 2024.
Didi menjelaskan, pada penjajakan kerja sama bisnis, total transaksi potensial senilai Rp276 miliar diperoleh dari sektor pengolahan hasil perikanan, makanan olahan, rempah, briket, dan batu bara.
"Kami harap melalui kegiatan ini, ekspor produk Indonesia akan meningkat cukup signifikan," kata dia.
Pelaksanaan misi dagang ke Maroko merupakan kerja sama antara Kemendag dan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Rabat. Misi dagang juga didukung perwakilan perdagangan di Spanyol. Misi dagang kali ini terdiri atas forum bisnis dan penjajakan kerja sama bisnis.
Didi menambahkan, Maroko memiliki posisi yang penting bagi Indonesia. Utamanya, peran Maroko adalah mitra dagang nontradisional dan hub untuk memasuki pasar Afrika Utara.
Sebaliknya, Maroko juga memiliki potensi untuk memperluas akses pasar ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik.
Dia pun menyampaikan harapannya untuk meningkatkan nilai ekspor dengan memanfaatkan Maroko untuk masuk ke pasar Afrika Utara.
"Potensi kerja sama Indonesia dan Maroko masih memiliki peluang yang sangat terbuka untuk dapat ditingkatkan. Terlebih, saat ini kedua negara masih dalam proses perumusan Preferential Trade Agreement (PTA) yang kami harap dapat memberikan katalis pada nilai perdagangan di kawasan Afrika Utara," pungkas dia.
Sebagai bagian dari agenda kunjungan, delegasi perdagangan Indonesia mengunjungi fasilitas produksi mi instan Indomie di Tiflet, Maroko, yang dikelola oleh PT Salim Wazaran Maghribi. Pabrik ini merupakan hasil investasi dari PT Indofood Sukses Makmur yang bermitra dengan investor lokal di wilayah tersebut.
Pabrik Indomie di Maroko telah beroperasi sejak tahun 2010 dan memproduksi mi instan untuk pasar lokal di Maroko serta negara-negara di sekitarnya seperti Qatar, Tunisia, Mauritania, Lebanon, dan Sierra Leone. Dengan total 400 karyawan, pabrik ini telah memperoleh sertifikasi termasuk sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dan sertifikat halal dari Institut Marocain de Normalisation (IMANOR), lembaga standarisasi Maroko.
Didi memberikan apresiasi terhadap investasi dan operasi PT Indofood Sukses Makmur di Maroko, yang dianggapnya sebagai langkah yang berdampak positif dalam memperkuat reputasi Indonesia sebagai produsen produk berkualitas di pasar global.
“Salah satu keunggulan yang signifikan dari produk makanan Indonesia adalah status kehalalannya, yang dapat meningkatkan daya tariknya di pasar. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, keyakinan pada kualitas produk halal dari Indonesia telah terbukti dan dihargai oleh masyarakat Maroko,” ungkap Didi.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.