KABARBURSA.COM – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat penguatan signifikan pada sejumlah indikator fundamental perbankan hingga kuartal III 2025.
Berdasarkan laporan keuangan tidak diaudit, bank spesialis pembiayaan perumahan ini menunjukkan peningkatan efisiensi, perbaikan kualitas aset, serta rasio permodalan yang tetap kuat.
Per 30 September 2025, rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) BTN tercatat di level 18,00 persen, relatif stabil dibanding 18,70 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Rasio Common Equity Tier 1 (CET1) mencapai 16,73 persen, mencerminkan kapasitas modal yang sangat memadai untuk ekspansi kredit maupun mitigasi risiko.
Dari sisi kualitas aset, BTN berhasil menekan rasio Non Performing Loan (NPL) gross menjadi 2,00 persen, turun dari 2,72 persen pada September 2024. Sementara NPL net juga membaik ke 0,80 persen dari 0,77 persen, menandakan keberhasilan manajemen menjaga portofolio kredit tetap sehat di tengah kenaikan suku bunga sektor properti.
Rasio efisiensi juga menunjukkan tren positif. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun menjadi 88,63 persen, dari 96,04 persen pada tahun sebelumnya, menandakan efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas aset bank. Cost to Income Ratio (CIR) pun menurun ke 47,76 persen, dibanding 59,86 persen pada September 2024.
Sementara itu, Net Interest Margin (NIM) BTN naik menjadi 3,45 persen dari 3,24 persen, menunjukkan kemampuan bank dalam menjaga margin bunga di tengah kompetisi penyaluran kredit yang ketat.
Dari sisi intermediasi, Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di 88,63 persen, menunjukkan komposisi penyaluran kredit yang sehat dengan likuiditas terjaga. BTN juga mencatat Return on Asset (ROA) sebesar 0,80 persen dan Return on Equity (ROE) sebesar 10,46 persen, keduanya meningkat dibanding periode sebelumnya.
Secara agregat, total aset BTN mencapai Rp510,85 triliun, naik sekitar 8,8 persen dari posisi akhir tahun 2024 sebesar Rp469,61 triliun. Kenaikan ini terutama didorong oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp329,92 triliun, serta peningkatan penyaluran kredit dan pembiayaan menjadi Rp329,92 triliun.
Kinerja keuangan BTN juga didukung oleh penguatan arus kas operasi yang mencapai Rp31,39 triliun pada periode Januari–September 2025, berbalik dari arus kas negatif pada periode yang sama tahun lalu.
Unit Usaha Syariah (UUS) BTN turut berkontribusi positif dengan laba Rp591,69 miliar, meningkat dari Rp545,97 miliar pada 2024, dan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) di level 89,81 persen, menunjukkan efisiensi pembiayaan yang tetap tinggi. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.