KABARBURSA.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah dalam pembukaan perdagangan pasar spot pada hari ini, Selasa 2 April 2024. Rupiah spot dibuka di level Rp15.963/US$ pada pukul 09:05 WIB. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah di sektor riil jauh lebih lemah dibandingkan dengan perdagangan di pasar spot. Pantauan di beberapa gerai penukaran mata uang atau Money Changer di kawasan Jakarta Pusat, harga beli per 1 dolar AS mencapai lebih dari Rp16.000/US$.
Money Changer Haji La Tunrung AMC di kawasan Ir. Haji Juanda misalnya, mematok harga beli atau rupiah terhadap dolar AS Rp16.024/US$, sedangkan harga jual dolar AS ke rupiah Rp15.800/US$. Sementara itu, Primatama Money Changer kawasan Gajah Mada mematok harga beli rupiah ke dolar AS Rp15.970/US$, dan harga jual dolar AS ke rupiah Rp15.915/US$.
Money Changer Dolarasia di Gajah Mada menetapkan harga beli rupiah ke dolar AS Rp15.950/US$, sedangkan harga jual dolar AS ke rupiah Rp15.900/US$.
Terakhir, Money Changer Dolarindo Pasar Baru mematok harga beli rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp15.965/US$, sedangkan harga jual yakni dolar AS ke rupiah sebesar Rp15.930/US$.
Menurut karyawan Dolarindo Pasar Baru yang tak ingin disebut namanya, rupiah memang tidak stabil pada beberapa pekan ini, bisa saja saat pembukaan berada di level kuat, tetapi pada penutupan tiba-tiba anjlok.
“Jadi pergerakan dolar AS di minggu ini kadang di pembukaan pagi itu naik, lalu di sore turun, atau sebaliknya di pagi turun di sore naik. Jadi di situasi saat ini di awal april, memang dari penutupan bulan Maret tidak stabil keadaan rupiah kita,” kata karyawan Dolarindo Pasar Baru, Selasa 2 April 2024.
Berdasarkan tren beberapa waktu belakangan, dia memperkirakan nilai tukar rupiah masih akan menurun tipis pada penutupan sore nanti. “Kita kan pasar kurs sesuai dengan bank, masih mengikuti pergerakan dari jam 10.00 sampai jam 15.00 sore, jadi bisa naik bisa turun lagi,” lanjutnya.
Pantauan di VIP Money Changer, Menteng Raya, Jakarta Pusat melalui website perusahaan mencantumkan rupiah dijual Rp15.920/US$ dan dibeli Rp15.895/US$.
Rupiah spot dibuka langsung ambles ke Rp15.963/US$ pada pukul 09:05 WIB, menjadi valuta Asia dengan pelemahan terdalam di kawasan pagi ini, kehilangan 0,42 persen nilai dari posisi penutupan hari sebelumnya. Level itu adalah posisi rupiah terlemah sejak April 2020 ketika pandemi Covid-19 merebak dan akhirnya membawa rupiah melampaui Rp16.000/US$. Level terlemah rupiah sepanjang masa terjadi pada 23 Maret 2020 yaitu di Rp16.310/US$.
Mayoritas mata uang Asia pagi ini tenggelam tertekan oleh penguatan tiba-tiba dolar AS akibat sentimen data manufaktur AS yang mengikis peluang penurunan bunga acuan Federal Reserve tahun ini karena kekhawatiran akan terjadinya lonjakan inflasi lagi di negeri itu. Indeks dolar AS masih bertahan perkasa di 105,039 pagi ini. Sementara di belakang rupiah, mata uang Asia lain juga melemah cukup besar. Ringgit Malaysia turun 0,38 persen, lalu won Korea Selatan dan dolar Taiwan juga melemah 0,29 persen. Disusul oleh baht Thailand yang melemah 0,24 persen, lalu peso Filipina 0,18 persen.
Bank Indonesia sudah angkat bicara menilai pelemahan rupiah beberapa waktu belakangan ini sebagian besar adalah dampak dari pelemahan yuan China. Pada saat yang sama, permintaan valas di pasar domestik tengah meningkat sejurus dengan musim pembagian dividen dan masih kuatnya arus keluar modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN).
"Rupiah lumayan agak tertekan dari kemarin kelihatannya rupiah banyak terdampak dari pelemahan CNY [yuan China]. Sementara dari domestik ada permintaan USD (dolar AS) terkait repatriasi dan masih outflow-nya asing di pasar SBN. Rilis data inflasi Indonesia kemarin yang di atas ekspektasi yang banyak disebabkan oleh volatile food, ikut mendorong pelemahan rupiah," kata Edi Susianto, Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Sekuritas Bank Indonesia, pagi ini, Selasa 2 April 2024.