KABARBURSA.COM - PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) telah mengumumkan bakal menebar dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 294,6 miliar. Angka ini meningkat 14,3 persen dibanding tahun 2023 atau dengan payout ratio 39,8 persen.
Keputusan pembagian dividen diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) MTDL pada Jumat, 23 Mei 2025. Nantinya, setiap pemegang saham akan mendapat Rp24 per lembar saham.
Presiden Direktur MTDL Susanto Djaja mengatakan, pembagian dividen ini merupakan wujud dari keseriusan komitmen pihaknya kepada para pemegang saham.
"Bahwa manajemen akan selalu mengelola Perusahaan dengan benar sehingga terus berkembang dan menghasilkan keuntungan," kata Susanto dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat, 23 Mei 2025.
Pada tahun 2024, emiten teknologi informasi dan komunikasi ini berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp25 triliun, meningkat 13,9 persen dibandingkan pendapatan tahun 2023
Dijelaskan manejemen MTDL, angka ini merupakan rekor pendapatan tertinggi dalam 50 tahun sejak berdirinya Perseroan. Adapun setelah dikurangi berbagai biaya, MTDL mencetak laba bersih sebesar Rp 739,8 miliar, tumbuh 13,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
MTDL Siapkan Perluas Pasar
MTDL sendiri memiliki peluang strategis untuk memperluas pangsa pasar Cybersecurity, Hybrid IT Infrastructure, Data & AI. Manajemen melihat bahwa pasar segmen tersebut memiliki potensi pertumbuhan yang sangat menjanjikan.
Salah satu langkah strategis yang telah diambil Perseroan untuk meningkatkan pangsa pasar di segmen Cybersecurity, Hybrid IT Infrastructure, Data & AI tersebut adalah dengan membentuk perusahaan patungan dengan FPT Information System (FPT-IS), perusahaan IT terkemuka asal Vietnam.
Telah mulai beroperasi pada awal tahun ini, perusahaan patungan bernama PT FPT Metrodata Indonesia (FMI) berfokus pada layanan keamanan siber, yang selanjutnya kerja sama akan dikembangkan untuk penyediaan solusi AI, dan pengembangan perangkat lunak.
Melalui strategi dan langkah-langkah tersebut, serta dengan asumsi bahwa konsumsi IT sudah mulai kembali normal, MTDL menargetkan pendapatan tahun 2025 dapat tumbuh sekitar 10 persen.
Sementara untuk kinerja kuartal I 2025, hingga Metrodata mencatatkan pendapatan sebesar Rp 5,5 triliun, tumbuh 9,2 persen YoY. Sedangkan laba bersih perusahaan pada periode ini sebesar Rp153,7 miliar, meningkat 4,3 persen YoY.
Metrodata Tancap Gas Menuju Rp50 Triliun di 2029
Sebelumnya, MTDL mulai memanaskan mesin untuk mengejar target ambisius lima tahun ke depan. Perusahaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ini membidik pendapatan sebesar Rp50 triliun pada akhir 2029—dua kali lipat dari pencapaian 2024.
Rencana besar ini tak datang tanpa fondasi yang jelas. Setelah sukses menembus rekor pendapatan Rp25 triliun tahun lalu, Metrodata mengatur ulang peta bisnisnya, antara lain dengan memperkuat distribusi, mengembangkan platform digital, dan membuka ruang ekspansi di sektor seperti artificial intelligence (AI), keamanan siber, serta manufaktur perangkat teknologi.
Langkah paling konkret terlihat dari peresmian gudang logistik baru milik anak usaha mereka, PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI). Fasilitas bernama Synnex Metrodata Indonesia Warehouse Phase 2 ini dibangun untuk memperbesar kapasitas penyimpanan dan memperluas jaringan distribusi ke seluruh Indonesia.
Perusahaan menyebut gudang ini sebagai bagian penting dari strategi untuk membangun rantai pasok, memenuhi kebutuhan pelanggan, dan mendukung pertumbuhan industri teknologi nasional secara berkelanjutan.
Presiden Direktur SMI Sur Hang Aiwan mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.
"Warehouse terbaru ini merupakan simbol komitmen kami untuk terus berinovasi dan meningkatkan kemampuan logistik untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat," ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu, 16 April 2025.
Sur Hang Aiwan percaya bahwa warehouse terbaru itu akan menjadi fondasi yang kuat untuk pertumbuhan dan kesuksesan PT Synnex Metrodata Indonesia di masa depan.
Perlu diketahui, Synnex Metrodata Indonesia Warehouse Phase 2 dibangun setelah gudang pertama SMI yang berdiri sejak 2018, telah beroperasi penuh sejak Januari 2019, mencapai tingkat okupansi stabil di kisaran 70–80 persen.(*)