KABARBURSA.COM – Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau MTEL, mengawali perdagangan Senin, 27 Oktober 2025, dengan pelemahan. Harga berada di level 565 dan gagal menambah momentum karena adanya tekanan jual yang signifikan.
Tekanan jual tersebut sangat nampak menguat sisi offer pada harga yang sama. Sejak awal sesi, harga cenderung berfluktuasi sempit di rentang 560-570, sebelum akhirnya ditutup di 565, melemah 5 poin atau 0,88 persen.
Dari transaksi, sesi perdagangan ini jauh lebih tenang dibandingkan dua hari sebelumnya. Ada 9,8 ribu lot yang diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai sekitar Rp553,5 miliar. Sepertinya, pasar sedang memasuki fase pendinginan, di mana para pelaku mencoba menahan diri untuk tidak terlalu agresif membuka posisi baru.
Jika menelusuri orderbook, tampak lapisan pembeli (bid) cukup tebal di kisaran 560–555–550, dengan akumulasi lot terbesar terkonsentrasi pada 550–555. Zona ini menjadi tumpuan utama bagi harga agar tidak jatuh lebih dalam.
Di sisi lain, tekanan jual (offer) paling besar muncul di 570, kemudian menumpuk kembali di area 580. Ini membentuk semacam “plafon harga” jangka pendek yang menghambat upaya harga untuk naik lebih jauh.
Pola seperti ini biasanya menunjukkan fase konsolidasi, di mana pasar sedang menimbang arah berikutnya sambil menguji kekuatan permintaan di bawah dan tekanan jual di atas.
MTEL Cenderung Bergerak Landai: Buy on Support?
Jika melihat historical data beberapa hari terakhir, pola pergerakan MTEL memang cenderung mendatar dalam kanal 560–575. Pada 23 Oktober, harga sempat naik 1,79 persen ke 570 dengan aliran dana asing masuk sebesar Rp831,6 juta.
Namun sehari kemudian, harga stagnan di level 570 meskipun transaksi tetap besar (Rp5,28 miliar) meski harga stagnan di level 570. Di sini aktivitas jual beli terlihat intens, namun belum cukup kuat menggerakkan harga.
Di sisi lain, foreign flow masih bergantian antara masuk dan keluar. Sepertinya belum ada keyakinan arah yang tegas dari investor institusi.
Dalam konteks teknikal, area 560 menjadi titik kunci bagi strategi “buy on support”. Selama level ini bertahan, peluang pantulan ke 565–570 tetap terbuka. Jika tekanan beli menguat dan mampu menembus 570–575 disertai lonjakan volume, potensi kenaikan ke 595 (TP1) bahkan 625 (TP2) akan terbuka lebar. Artinya, akan memberi potensi imbal hasil 6,25 persen hingga 11,61 persen dari posisi saat ini.
Namun, disiplin terhadap stop loss di bawah 525 tetap penting, karena penembusan ke bawah level itu akan menandakan rusaknya struktur “higher low” dan membuka risiko penurunan lebih dalam ke 515–510.
Dari sisi riset, RHB Sekuritas memberikan rekomendasi resmi buy on support terhadap MTEL. Beberapa rumah riset lain untuk periode September–Oktober sempat menyoroti prospek positif MTEL terkait ekspansi jaringan fiber dan rencana buyback saham, dengan target harga rata-rata di kisaran Rp690–Rp700.
Meski asumsi tiap analis berbeda, kisaran ini menggambarkan masih adanya ruang apresiasi jika kinerja operasional tetap solid.
Dengan seluruh gambaran di atas, pergerakan MTEL hari ini kemungkinan besar akan tetap bermain di kanal sempit 560–570, sambil menguji apakah kekuatan beli di level bawah cukup untuk menahan tekanan jual di puncak.
Jika permintaan bertahan di 560 dan arus beli muncul menjelang penutupan, harga berpeluang memantul kembali ke 570 dan menguji 575. Tetapi bila 560 patah dengan volume besar, maka pasar bisa turun cepat ke 555 atau bahkan 550, di mana pembeli berikutnya kemungkinan baru mulai mengumpulkan posisi.
Dalam skenario yang paling ideal, mempertahankan strategi beli di 560 sambil menunggu konfirmasi breakout di atas 570 adalah pendekatan paling taktis untuk memanfaatkan potensi pantulan jangka pendek MTEL.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.