KABARBURSA.COM - PT Metro Realty Tbk (MTSM) mengumumkan rencana pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5. Langkah ini bertujuan meningkatkan likuiditas saham sekaligus memperkuat daya tarik investasi.
Direktur MTSM, Sukardi, menyatakan bahwa stock split ini direncanakan terlaksana pada tahun 2024. “Kami berharap langkah ini dapat meningkatkan likuiditas dan memperkuat kinerja saham, sehingga menarik lebih banyak investor,” ungkap Sukardi.
Saham MTSM telah menunjukkan performa luar biasa dalam enam bulan terakhir. Sejak awal Juni 2024, harga sahamnya melonjak sebesar 701,47 persen, dari Rp68 per lembar menjadi Rp545 per lembar pada penutupan perdagangan Jumat, 6 Desember 2024.
Bahkan, pada 22 November 2024, saham ini sempat mencapai level tertinggi Rp760 per lembar. Meskipun demikian, pada perdagangan terakhir, saham MTSM terkoreksi 9,92 persen, dengan kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp127 miliar.
Selain stock split, MTSM juga merencanakan diversifikasi bisnis ke sektor kesehatan pada 2024. Presiden Direktur MTSM, Rose Merry Maruli, mengungkapkan bahwa perusahaan berencana mengalokasikan dana investasi awal sebesar Rp2 miliar hingga Rp5 miliar untuk memasuki bisnis klinik kecantikan, laboratorium klinik, alat kesehatan, dan rumah sakit.
"Kami melihat peluang besar di sektor ini, terlebih ruang gedung yang kami kelola saat ini telah mencapai tingkat okupansi 85–90 persen," jelas Rose Merry.
Sebagai strategi jangka panjang, MTSM juga merencanakan penawaran umum perdana saham (IPO) untuk salah satu anak perusahaannya. "Langkah ini akan mendukung pengembangan bisnis dan memperkuat struktur permodalan perusahaan," tambah Sukardi.
Dari segi kinerja keuangan, Emiten ini berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp1 miliar, berbalik dari kerugian Rp4 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pencapaian ini mencerminkan keberhasilan MTSM dalam mengoptimalkan pendapatan sekaligus meningkatkan efisiensi operasional.
Selama sembilan bulan pertama 2024, pendapatan usaha MTSM meningkat 16,5 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp21,9 miliar, dibandingkan Rp18,8 miliar pada periode yang sama tahun 2023. Kenaikan ini didorong oleh pengelolaan ruang sewa yang optimal dengan tingkat okupansi mencapai 85–90 persen.
Laba kotor perusahaan naik signifikan sebesar 390,9 persen yoy menjadi Rp5,4 miliar, berkat pengendalian biaya yang lebih baik. Hal ini tercermin pada margin laba kotor yang mencapai 24,7 persen, naik jauh dibandingkan periode sebelumnya. EBITDA, yang menunjukkan kemampuan operasional, juga tumbuh positif ke Rp1,6 miliar, membalikkan posisi rugi sebesar Rp3,4 miliar pada 9M23.
Margin EBITDA sebesar 7,3 persen dan margin bersih 4,6 persen menunjukkan bahwa MTSM mulai memanfaatkan pendapatan untuk menghasilkan profitabilitas yang konsisten. Laba bersih per saham (EPS) tercatat sebesar Rp4,39, meskipun rasio harga terhadap laba (PER) berada di angka 72,89x, mengindikasikan bahwa saham masih diperdagangkan pada valuasi premium dibandingkan laba saat ini.
Dari sisi neraca, total aset perusahaan mencapai Rp51,1 miliar dengan total ekuitas Rp30,3 miliar. Meskipun memiliki utang jangka pendek sebesar Rp12 miliar dan utang jangka panjang Rp8,8 miliar, rasio utang terhadap ekuitas (Debt-to-Equity Ratio) sebesar 0,68 menunjukkan struktur modal yang masih terkendali.
Meskipun mencatatkan laba bersih dan perbaikan kinerja, tantangan utama bagi MTSM adalah menjaga pertumbuhan pendapatan sambil mengendalikan tingkat utang. Rasio utang terhadap EBITDA yang mencapai 13,07 menunjukkan bahwa perusahaan memerlukan upaya lebih dalam meningkatkan arus kas operasional.
Namun, dengan fokus pada diversifikasi usaha dan optimalisasi aset, MTSM berpotensi memperbaiki rasio keuangan di masa depan. Langkah untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) pada anak perusahaan juga menjadi strategi penting dalam memperkuat struktur modal dan mendukung ekspansi.
Kinerja kuartal ketiga 2024 menunjukkan kemampuan PT Metro Realty Tbk dalam membalikkan kerugian menjadi keuntungan, sekaligus memberikan sinyal positif kepada investor.
Dengan strategi bisnis yang jelas dan fokus pada diversifikasi serta optimalisasi aset, MTSM berada pada jalur yang menjanjikan untuk memperkuat posisinya di pasar. Meski tantangan tetap ada, prospek pertumbuhan jangka panjang emiten ini terlihat menjanjikan bagi para pemegang saham.
Saham MTSM
Saham MTSM mencatatkan penurunan tajam pada penutupan perdagangan Jumat, 6 Desember 2024), merosot sebesar 9,92 persen atau 60 poin ke level Rp545 per saham. Penurunan ini membuat saham MTSM menyentuh batas auto reject bawah (ARB) di level yang sama, yaitu Rp545.
Volume perdagangan hari ini tercatat sebanyak 250.800 lot, lebih tinggi dibandingkan rata-rata volume harian selama 20 hari terakhir yang berada di 242.928 lot. Namun, nilai transaksi tercatat sebesar Rp136,7 miliar, menunjukkan minat beli yang melemah seiring dengan aksi jual besar-besaran di pasar.
Meskipun saham MTSM sempat dibuka di level Rp545, tidak ada pergerakan harga ke level lebih tinggi atau rendah sepanjang hari. Dengan frekuensi transaksi hanya mencapai 50 kali, saham MTSM menunjukkan tekanan jual signifikan tanpa ada antusiasme dari pembeli. (*)