KABARBURSA.COM - Muhammadiyah mengakui sedang menciptakan persaingan sehat di industri perbankan. Pernyataan ini disampaikan terkait penarikan dana simpanannya dari Bank Syariah Indonesia (BSI) dan mengalihkannya ke sejumlah bank, seperti Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, bank-bank syariat daerah, dan anak bank-bank lain yang selama ini berkerja sama baik dengan Muhammadiyah.
Keputusan itu tertuang dalam Memo Muhammadiyah Nomor 320/1.0/A/2024 tentang Konsolidasi Dana yang dikeluarkan pada 30 Mei 2024. Keputusan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dengan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) mengenai kondisi keuangan di lingkungan AUM, pada 26 Mei 2024, di Yogyakarta.
Menanggapi ini, Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono, menilai langkah ini membawa pengaruh positif untuk industri perbankan syariah yang lebih sehat dan dinamis.
“Langkah ini menurut saya sangat positif untuk industri perbankan syariah yang lebih sehat dan dinamis. Sejak merger tiga bank BUMN syariah pada 2021, industri perbankan syariah nasional menjadi sangat didominasi oleh BSI,” kata Yusuf kepada KABARBURSA di Jakarta, Minggu, 9 Juni 2024.
Dia, juga mendukung keputusan pimpinan PP Muhammadiyah dengan menyebarkan dananya dari BSI ke beberapa bank syariah lain yang lebih kecil.
“Secara khusus, saya mengapresiasi Muhammadiyah yang memindahkan dana dari BSI ke beberapa bank syariah lain yang lebih kecil seperti Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, hingga BPR Syariah dan bahkan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT),” jelasnya.
Adapun pengalihan dana dari BSI ini sebenarnya sudah mengemuka dilakukan Muhammadiyah sejak 2020 lalu. PP Muhammadiyah sempat mengkaji penarikan dana dari BSI sejak 2020, yang kala itu baru saja terbentuk dari hasil merger bank syariah BUMN.
Pada saat itu, rencana penarikan dana tercetus karena bank dinilai sudah terlalu besar dan kuat dengan keseluruhan aset yang dimiliki mencapai Rp214,6 triliun.
BSI menguasai hingga 40 persen dari total aset perbankan syariah nasional, dengan aset mencapai Rp358 triliun pada kuartal I 2024. Pesaing terdekatnya, Bank Muamalat dan CIMB Niaga Syariah, masing-masing hanya memiliki aset dikisaran Rp65 triliun.
“Langkah Muhammadiyah meski tidak akan mengubah situasi secara signifikan, namun setidaknya akan membuat persaingan di industri perbankan syariah menjadi lebih sehat,” tutupnya.
Muhammadiyah telah mengambil langkah penting dengan memindahkan dana simpanannya dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Anwar Abbas, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal, menyoroti pentingnya dukungan terhadap perbankan syariah dan dampak risiko konsentrasi.
Dalam keterangan tertulis, Anwar menjelaskan bahwa Muhammadiyah memiliki komitmen yang tinggi untuk mendukung perkembangan perbankan syariah. "Untuk itu, Muhammadiyah terus melakukan rasionalisasi dan konsolidasi terhadap masalah keuangannya agar Muhammadiyah bisa berkontribusi bagi terciptanya persaingan yang sehat di antara perbankan syariah yang ada," ujarnya.
Anwar menyoroti risiko konsentrasi yang mungkin timbul akibat terlalu banyaknya dana simpanan yang ditempatkan di BSI. Risiko ini dapat membahayakan kelangsungan usaha bank dan mendorong ketidaksehatan persaingan antar bank syariah.
Lebih lanjut, Anwar menyatakan bahwa bank-bank syariah lainnya belum menerima sejumlah besar dana simpanan, sehingga sulit bersaing dengan BSI dalam hal penempatan dana dan pembiayaan. "Bila hal ini terus berlangsung maka tentu persaingan diantara perbankan syariah yang ada tidak akan sehat dan itu tentu jelas tidak kita inginkan," tambahnya.
Muhammadiyah merasa perlu menata kembali strategi keuangannya, salah satunya dengan melakukan penataan dalam penempatan dana dan pembiayaan yang diterimanya. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat perbankan syariah secara keseluruhan dan menciptakan persaingan yang lebih sehat dalam industri tersebut.
Dengan demikian, langkah pengalihan dana simpanan oleh Muhammadiyah dari BSI menjadi bagian dari strategi untuk mendukung perbankan syariah dan mencegah risiko konsentrasi yang berpotensi merugikan. Langkah ini juga diharapkan dapat memberikan dorongan bagi bank-bank syariah lainnya untuk berkembang dan bersaing secara adil dalam pasar.
Wisnu Sunandar, Corporate Secretary PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), memberikan tanggapannya terkait keputusan pengalihan dana oleh PP Muhammadiyah dari BSI. Wisnu menegaskan komitmen BSI untuk terus melayani dan mengembangkan ekonomi umat.
"Dalam menghadapi pengalihan dana oleh PP Muhammadiyah, BSI berkomitmen untuk tetap menjadi mitra strategis dan siap berkolaborasi dengan seluruh stakeholder," ujar Wisnu seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com.
Dia menambahkan bahwa BSI akan terus fokus dalam mengembangkan sektor perekonomian, terutama dalam mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung ekonomi bangsa.
Selain itu, BSI juga berkomitmen untuk menjadi lembaga perbankan yang inklusif, melayani segala kelompok masyarakat, baik institusi maupun perorangan. "Kami berupaya menjadi bank yang modern serta inklusif dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip syariah," tambahnya.
Wisnu menegaskan bahwa BSI senantiasa akan memenuhi ekspektasi seluruh pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip adil, seimbang, dan bermanfaat sesuai syariat Islam.
Diketahui, BSI telah memfokuskan layanannya terutama kepada segmen UMKM dengan tujuan mengembangkan ekosistem halal yang bermanfaat bagi umat. Hingga Maret 2024, BSI telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp 59,2 triliun, dengan sektor UMKM mendominasi sebesar Rp 46,6 triliun.
Dengan demikian, tanggapan dari BSI ini menegaskan keseriusan dalam mendukung perekonomian umat, terutama melalui sektor UMKM, serta komitmen dalam menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam seluruh layanannya.(ian/*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.