KABARBURSA.COM - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) akhirnya berhasil naik kelas, tidak lagi dijual dengan harga Rp50, tetap mulai diperdagangkan sebesar Rp61, bahkan menyentuh Rp63 di perdagangan bursa, 13 September 2024. Kenaikan ini menunjukkan sentimen positif di pasar, yang berpotensi menarik lebih banyak investor dan memperkuat tren bullish.
Sebelumnya, pada 12 September 2024, saham GOTO mengalami kenaikan sebesar 7,14 persen, yang menjadi indikasi peningkatan minat beli, sehingga saham ini berpeluang melanjutkan tren kenaikannya.
Transaksi besar pada 12 September dan 4 September di pasar nego dengan volume masing-masing 16,2 miliar saham, menunjukkan adanya minat besar dari investor institusional atau pihak tertentu yang melakukan akumulasi saham GOTO. Ini dapat menjadi sinyal kepercayaan investor besar terhadap prospek saham GOTO.
Begitu pula dengan transaksi besar di harga Rp51 dan Rp50, memperlihatkan adanya aktivitas spekulatif atau akumulasi yang dilakukan pada level harga terendah, yang bisa memberi dukungan terhadap harga saham di pasar reguler.
BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rating beli untuk saham GOTO, yang berarti saham ini masih dianggap memiliki potensi pertumbuhan. Namun, target harga diturunkan menjadi Rp90 dari sebelumnya Rp120, yang didasari oleh metode penilaian baru menggunakan pendekatan discounted cash flow (DCF). Meski target harga turun, ini masih menunjukkan adanya potensi upside (kenaikan) sekitar 47,5 persen dari harga saat ini (Rp61).
Sedangkan NH Korindo Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp77, yang juga menunjukkan potensi upside sekitar 26,2 persen.
Meskipun ada potensi kenaikan, investor perlu mempertimbangkan risiko yang disebutkan oleh analis, yaitu:
- Volatilitas pasar yang bisa mempengaruhi harga saham GOTO secara signifikan.
- Persaingan ketat di sektor teknologi dan e-commerce yang mungkin membebani profitabilitas.
- Potensi regulasi yang merugikan bisnis GOTO.
- Kesalahan eksekusi strategi dalam mengintegrasikan ekosistem yang luas, seperti ODS (On-Demand Services) dan GoTo Financial.
Analisis Warren Buffet
Untuk menganalisis Earnings Per Share (EPS) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Kabarbursa.com Minggu, 15 September 2024, menggunakan metodologi Warren Buffett. Perlu dipahami beberapa prinsip inti yang digunakan Buffett dalam mengevaluasi sebuah saham:
- Profitabilitas Jangka Panjang dan Konsistensi Laba: Buffett berfokus pada perusahaan yang memiliki sejarah laba yang stabil dan tumbuh. Dalam kasus GOTO, EPS saat ini dan EPS annualized berada di angka negatif. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan masih mengalami kerugian operasional yang signifikan. Buffett umumnya menghindari perusahaan yang belum menghasilkan laba stabil.
- Margin Keamanan: Buffett mencari perusahaan yang memberikan margin keamanan melalui laba yang stabil dan undervaluation di pasar. EPS negatif GOTO dan valuasi seperti Price-to-Sales (P/S) ratio 4.69 dan Price-to-Book (P/B) ratio 2.04 mungkin menandakan bahwa saham ini sedang overvalued berdasarkan metrik tradisional, terutama karena perusahaan masih merugi.
- Return on Equity (ROE): ROE adalah salah satu metrik utama yang digunakan oleh Buffett untuk menilai efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba dari ekuitasnya. GOTO memiliki ROE negatif sebesar -238.84 persen, yang jauh dari kriteria Buffett untuk perusahaan dengan ROE stabil dan positif.
- Arus Kas dan Pertumbuhan Laba: Buffett juga memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan free cash flow (FCF). Dalam kasus GOTO, FCF juga negatif di angka -7,360 miliar, yang menandakan bahwa perusahaan masih belum menghasilkan arus kas positif dan bisa dianggap berisiko tinggi dalam jangka pendek hingga menengah.
- Debt-to-Equity Ratio (DER): Salah satu poin positif dari GOTO adalah rasio Debt-to-Equity yang cukup rendah di angka 0.13, menandakan bahwa perusahaan memiliki utang yang tidak terlalu besar dibandingkan dengan ekuitasnya. Buffett lebih menyukai perusahaan dengan struktur utang yang renda.
Buffett tidak hanya fokus pada EPS jangka pendek, tetapi juga pada proyeksi pertumbuhan EPS di masa mendatang. Karena GOTO memiliki EPS negatif dan belum mencapai profitabilitas, hal ini menjadi perhatian utama dalam analisis ini.
Meskipun EPS saat ini negatif, penting untuk memperhatikan potensi GOTO dalam meningkatkan profitabilitas. Namun, dengan penurunan target harga oleh beberapa analis seperti BRI Danareksa Sekuritas dan NH Korindo Sekuritas, pertumbuhan EPS mungkin lebih lambat dari yang diharapkan.
Metodologi Buffett juga melibatkan valuasi berdasarkan DCF untuk mengestimasi nilai intrinsik perusahaan. Dengan asumsi cash flow negatif yang besar dan kerugian yang terus berlanjut, valuasi ini akan menunjukkan bahwa GOTO saat ini tidak memiliki nilai intrinsik yang positif.
Berdasarkan pendekatan Warren Buffett, saham GOTO mungkin tidak sesuai dengan kriteria investasi Buffett karena beberapa alasan:
- EPS negatif menunjukkan perusahaan belum mencapai profitabilitas.
- Rasio profitabilitas seperti ROE dan ROA juga sangat negatif.
- Free cash flow negatif dan margin keuntungan yang negatif menunjukkan bahwa perusahaan masih dalam tahap pertumbuhan awal yang berisiko tinggi.
Buffett cenderung menghindari perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah dan volatilitas tinggi, terutama yang belum menunjukkan pertumbuhan laba dan arus kas positif yang konsisten. Dengan demikian, menurut metodologi Buffett, GOTO saat ini lebih berisiko dibandingkan dengan peluang investasi yang lebih stabil dan mapan.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.