Logo
>

Alphabet Pacu Investasi AI di Wall Street, Tesla dan Maskapai Terjungkal

Saham AI dorong Nasdaq dan S&P 500 cetak rekor, tapi koreksi tajam Tesla, IBM, dan American Airlines tekan Dow Jones.

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Alphabet Pacu Investasi AI di Wall Street, Tesla dan Maskapai Terjungkal
Alphabet tingkatkan belanja AI jadi USD85 miliar, saham teknologi naik, tapi Tesla hingga maskapai jatuh tarik indeks turun. Foto: Dok. KabarBursa.

KABARBURSA.COM – Wall Street kembali mencetak rekor baru pada Jumat, 25 Juli 2025, karena ditopang oleh kenaikan saham-saham teknologi, khususnya di sektor kecerdasan buatan (AI). Namun, kejatuhan harga saham Tesla, IBM, dan American Airlines membuat reli tak sepenuhnya mulus.

Dilansir dari Reuters di Jakarta, Jumat, Indeks S&P 500 naik tipis 0,1 persen ke level 6.363,35, memperpanjang rekor tertingginya dari sehari sebelumnya. Nasdaq Composite juga menanjak 0,2 persen ke rekor baru 21.057,96. Namun, Dow Jones justru tergelincir 316 poin (0,7 persen) ke level 44.693,91, terseret koreksi tajam sejumlah saham besar.

Saham Alphabet naik 1 persen usai laporan keuangan kuartalan perusahaan induk Google dan YouTube mencatatkan laba di atas ekspektasi analis. Perusahaan juga mengumumkan peningkatan belanja modal sebesar USD10 miliar untuk chip AI dan infrastruktur terkait, sehingga total investasi AI tahun ini mencapai USD85 miliar (sekitar Rp1.377 triliun).

Langkah Alphabet ini turut mengangkat saham perusahaan-perusahaan chip, termasuk Nvidia yang naik 1,7 persen. Dengan kapitalisasi pasar terbesar di Wall Street, kenaikan Nvidia memberikan dampak signifikan pada pergerakan indeks S&P 500.

Tesla Anjlok, Isu Politik Elon Musk Bayangi Optimisme

Di sisi lain, saham Tesla jatuh 8,2 persen meski hasil keuangannya masih selaras atau sedikit di atas perkiraan. Elon Musk berusaha menekankan ekspansi Tesla ke ranah AI dan taksi otonom, namun perhatian investor tetap tertuju pada kontroversi politik sang CEO yang dinilai bisa menggerus basis konsumen.

Musk juga mengakui bahwa perusahaan memasuki masa transisi sulit dengan proyeksi beberapa kuartal yang berat, terutama karena pengurangan insentif kendaraan listrik di AS.

Pasar juga dibebani oleh koreksi Chipotle Mexican Grill yang anjlok 13,3 persen. Meski laba kuartalannya mengalahkan ekspektasi, pertumbuhan pendapatannya dinilai mengecewakan.

IBM ikut turun 7,6 persen karena pertumbuhan bisnis perangkat lunaknya melambat. Sedangkan American Airlines terkoreksi 9,6 persen, meskipun mencetak laba di atas perkiraan.

Maskapai itu memperkirakan kemungkinan rugi pada kuartal musim panas, dan memberikan proyeksi laba-rugi tahunan yang sangat lebar: antara rugi 20 sen hingga untung 80 sen per saham, tergantung kondisi ekonomi.

Secara umum, pasar saham AS masih berada dalam tren naik yang dipicu optimisme bahwa Presiden Donald Trump akan mencapai kesepakatan dagang yang meredam tarif-tarif tinggi. Namun, laju kenaikan yang terlalu tajam membuat sebagian analis mulai mempertanyakan valuasi harga saham yang dinilai terlalu mahal.

Kondisi ini menempatkan tekanan pada perusahaan untuk terus menunjukkan pertumbuhan laba yang solid demi mempertahankan reli harga saham.

Pergerakan Ekstrem Saham “Meme” Masih Berlanjut

Volatilitas tajam juga masih terjadi pada saham-saham “meme” atau saham yang digerakkan euforia daring. Saham Opendoor Technologies naik 5,7 persen setelah mengalami fluktuasi harian lebih dari 10 persen selama 10 hari berturut-turut. Namun, fluktuasi ini tidak tercermin dalam indeks utama seperti S&P 500 yang tidak bergerak lebih dari 1 persen dalam sebulan terakhir.

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang AS tenor 10 tahun sempat mendekati 4,44 persen, sebelum kembali turun ke 4,40 persen. Stabilnya yield mencerminkan keyakinan bahwa ekonomi AS tetap tangguh, meski menghadapi tekanan tarif dan inflasi.

Data klaim tunjangan pengangguran menurun, menandakan berkurangnya pemutusan hubungan kerja. Sementara survei S&P Global menunjukkan percepatan aktivitas bisnis AS pada Juli, melebihi ekspektasi ekonom.

Situasi ini memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menahan suku bunga pada pertemuan pekan depan, meski Presiden Trump secara terbuka mendorong penurunan bunga. Bank Sentral Eropa juga memilih menahan suku bunga, sambil memantau dampak lanjutan dari kebijakan tarif AS.

Di luar AS, indeks saham di Asia dan Eropa menguat. Bursa Tokyo naik 1,6 persen, sementara London bertambah 0,8 persen, mencerminkan respons positif terhadap stabilnya prospek ekonomi global dalam jangka pendek.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Moh. Alpin Pulungan

Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).