Logo
>

NCKL Tebar Dividen Rp1,91 Triliun, Harita Kantongi Rp1,6 Triliun

Dengan kepemilikan mayoritas, Harita diperkirakan akan mengantongi dividen sekitar Rp1,62 triliun.

Ditulis oleh Yunila Wati
NCKL Tebar Dividen Rp1,91 Triliun, Harita Kantongi Rp1,6 Triliun
Harita Group Pulau Obi Maluku Utara. Foto: Dok Harita Group

KABARBURSA.COM - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) resmi menetapkan pembagian dividen tunai kepada para pemegang saham sebesar Rp1,91 triliun. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Jakarta, Rabu siang, 18 Juni 2025.

Jumlah dividen tersebut setara dengan 30 persen dari laba bersih tahun buku 2024 yang tercatat sebesar Rp6,38 triliun. Bila dihitung per lembar saham, dividen yang dibagikan mencapai Rp30,357.

Dari keputusan ini, sang pemegang kendali, PT Harita Jayaraya, menjadi pihak yang paling diuntungkan. Dengan kepemilikan mayoritas, Harita diperkirakan akan mengantongi dividen sekitar Rp1,62 triliun. Sementara itu, porsi untuk investor publik yang memegang 15,31 persen saham NCKL mencapai Rp291,6 miliar.

RUPST juga menyepakati alokasi dana cadangan sebesar Rp12 miliar. Sisanya akan disimpan sebagai saldo laba ditahan untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan. Strategi ini dinilai sebagai langkah antisipatif yang penting, mengingat sektor nikel masih berada dalam pusaran dinamika harga global.

Saham NCKL Turun Tipis usai RUPST

Menariknya, meskipun pembagian dividen ini tergolong besar dan menyiratkan fundamental keuangan perusahaan yang sehat, respons pasar justru datar. Saham NCKL tercatat turun tipis 0,7 persen dan ditutup di level Rp710 pada sesi pertama perdagangan hari ini. Dengan harga tersebut, dividen yield yang diperoleh investor berada di kisaran 4,28 persen.

Bagi sebagian pelaku pasar, yield di bawah 5 persen mungkin belum cukup menggoda, terlebih di tengah volatilitas harga komoditas dan sentimen global terhadap industri tambang. 

Namun di sisi lain, keputusan NCKL untuk membagikan dividen tetap dipandang sebagai sinyal positif bahwa perusahaan mulai membuka ruang untuk berbagi keuntungan secara rutin.

Dengan laba jumbo, struktur modal yang masih kuat, dan strategi ekspansi yang tetap dijaga, NCKL tampaknya ingin menyeimbangkan ambisi jangka panjang dengan komitmen jangka pendek kepada pemegang saham.

Apakah dividen ini akan menjadi tradisi tahunan baru di NCKL? Investor akan menanti konsistensinya, tak hanya dari sisi kinerja operasional, tapi juga dari bagaimana perusahaan mengelola harapan pasar ke depan.

Laba NCKL Tetap Gendut

Sementara itu, di tengah naik-turunnya harga nikel global, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) berhasil mempertahankan kinerja yang solid sepanjang 2024 hingga kuartal pertama 2025. 

Perusahaan yang dikenal sebagai bagian dari grup Harita ini mencatat pertumbuhan yang stabil, baik dari sisi pendapatan maupun laba, dengan margin yang tetap terjaga.

Sepanjang kuartal I tahun ini, NCKL membukukan pendapatan Rp7,13 triliun. Angka ini naik dari Rp6,59 triliun pada kuartal sebelumnya, dan tumbuh sekitar 18 persen jika dibandingkan dengan kuartal I tahun lalu. 

Laba bersih juga mengalami kenaikan signifikan menjadi Rp2,27 triliun dari Rp1,71 triliun di Q4 2024. Dengan pertumbuhan nyaris dua kali lipat secara tahunan, kinerja ini menunjukkan bahwa strategi operasional perusahaan berjalan pada jalur yang tepat.

Salah satu indikator yang patut diperhatikan adalah laba kotor yang relatif tinggi. NCKL sempat membukukan laba kotor tertingginya di Q3 2024 sebesar Rp2,84 triliun, sebelum kembali ke Rp2,1 triliun di kuartal I tahun ini. 

Konsistensi pada level tersebut menjadi cerminan efisiensi dalam mengelola beban pokok penjualan, yang selama ini menjadi tantangan utama di industri berbasis sumber daya alam.

Dari sisi profitabilitas, kinerja NCKL juga tak mengecewakan. Return on Equity (ROE) di kuartal I 2025 tercatat 5,08 persen, nyaris sama dengan kuartal sebelumnya. Return on Assets (ROA) pun mengalami penguatan ke angka 3 persen, naik dari posisi 2 persen di awal 2024. 

Stabilitas dua rasio ini memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan penggunaan aset dan modal untuk mencetak keuntungan.

Namun di sisi lain, pergerakan Earnings per Share (EPS) masih menunjukkan volatilitas. Setelah mencapai Rp32,22 per saham di kuartal III tahun lalu, EPS sempat turun menjadi Rp24,42 di Q4, sebelum kembali menguat ke Rp26,26 di kuartal I 2025. 

Fluktuasi ini kemungkinan berkaitan erat dengan dinamika harga nikel dan strategi ekspansi perusahaan di sisi hilirisasi.

Konsistensi menjadi kata kunci dalam performa NCKL sepanjang satu tahun terakhir. Perusahaan tidak membukukan lonjakan tajam, tetapi tetap berhasil menjaga ritme pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan. 

Dengan dukungan struktur biaya yang efisien dan neraca keuangan yang kuat, NCKL tampil sebagai salah satu emiten tambang nikel yang relatif tahan banting.

Di tengah gejolak harga komoditas dan ketidakpastian global, pencapaian ini jelas bukan hal sepele. Kombinasi antara pengendalian biaya, optimalisasi aset, dan disiplin keuangan memberi NCKL ruang untuk tetap tumbuh, sambil menjaga kepercayaan investor. 

Dan yang tak kalah penting adalah perusahaan ini sudah mulai memberi sinyal bahwa profit tak hanya berhenti di neraca, tapi juga mengalir ke pemegang saham.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79