KABARBURSA.COM – PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), melalui anak usaha tidak langsungnya, PT Hikari Infra Indonesia (HII), mendirikan entitas baru bernama PT Smart Inspection Indonesia (SII).
Berdasarkan keterbukaan informasi, entitas baru dari emiten infrastruktur ini bergerak di bidang konstruksi, meliputi konstruksi bangunan sipil jalan (KBLI 42101), konstruksi jembatan, jalan layang, flyover dan underpass (KBLI 42102), dan instalasi sinyal dan rambu jalan raya (KBLI 43216).
Komposisi pemegang saham SII terdiri atas HII sebanyak 24.999 lembar dan Sugiono 1 lembar, sehingga total saham mencapai 25.000 lembar.
Dengan struktur tersebut, Nusantara Infrastructure akan menguasai 99,94 persen kepemilikan tidak langsung di SII.
Corporate Secretary Nusantara Infrastructure, Dahlia Evawani, menjelaskan bahwa pendirian SII dilakukan untuk mendukung pengembangan usaha perseroan di bidang infrastruktur.
“Pendirian PT Smart Inspection Indonesia tidak akan memiliki dampak material terhadap operasional, hukum, kondisi keuangan, maupun keberlanjutan usaha Perseroan,” tulis Dahlia dalam keterbukaan informasi, Senin, 15 September 2025.
Dahlia menambahkan, HII sebagai pemegang saham mayoritas SII baru didirikan awal September 2025.
“Perseroan menguasai 99,95 persen kepemilikan tidak langsung di HII, sehingga kendali atas SII otomatis dimiliki Nusantara Infrastructure,” tegasnya.
Dengan langkah ini, META menambah portofolio bisnis di lini konstruksi jalan dan fasilitas penunjang transportasi.
Saham META Digembok BEI Sejak 2023
Perjalanan saham META di bursa tidak mulus. Pada 2 Oktober 2023, BEI menghentikan sementara perdagangan saham META setelah harga mencatat kenaikan kumulatif signifikan.
Suspensi berlaku di pasar reguler dan tunai sebagai langkah cooling down agar investor dapat menilai ulang keputusan investasinya.
Suspensi ini hanya berlangsung singkat, karena pada 4 Oktober 2023 bursa kembali membuka perdagangan META.
Namun pada 7 November 2023, saham META kembali digembok BEI setelah perseroan mengajukan rencana go private dan voluntary delisting.
Langkah ini kemudian dibawa ke Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 19 Desember 2023.
Sejak saat itu, saham META belum kembali aktif diperdagangkan secara normal.
Kinerja Keuangan Nusantara Infrastructure
Di tengah dinamika pasar tersebut, META mampu mencatat pemulihan signifikan.
Laporan keuangan konsolidasian 2024 menunjukkan pendapatan Rp293,6 miliar. Perseroan juga membukukan laba bersih Rp331,4 miliar, berbalik dari rugi Rp235,8 miliar pada 2023.
Ekuitas perseroan ikut menguat, naik menjadi Rp4,03 triliun dari Rp3,69 triliun di tahun sebelumnya.
Perbaikan ini sekaligus memberi sinyal bahwa META masih memiliki fundamental untuk bertahan, meski sahamnya sempat terhenti di lantai bursa akibat keputusan korporasi strategis. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.
 
      