KABARBURSA.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengalihkan perhatiannya pada penguatan ekonomi Amerika Serikat (AS), terutama dalam mengantisipasi kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) ke depan.
Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner OJK, mengungkapkan bahwa AS masih menunjukkan tanda-tanda penguatan ekonomi yang signifikan.
Meskipun pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS melambat menjadi 1,6 persen pada kuartal I 2024, hal ini dianggap akan memperpanjang ekspektasi terhadap tingkat suku bunga yang tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, atau yang dikenal sebagai higher-for-longer.
"Artinya, harapan untuk pemangkasan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat menurun," kata Mahendra dalam Konferensi Pers RDK OJK, Senin, 13 Mei 2024.
Sementara The Fed, OJK memperkirakan Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Inggris (BOE) kemungkinan akan segera memangkas suku bunga acuan mereka.
Mahendra menjelaskan bahwa kedua otoritas tertinggi Uni Eropa tersebut masih menghadapi dilema antara pertumbuhan ekonomi yang lemah dan tingginya tingkat inflasi di kawasan Eropa.
"Pasar mengantisipasi bahwa ECB dan BOE akan memilih untuk menurunkan suku bunga guna mendorong pertumbuhan ekonomi," tambahnya.
Pekan ini, pasar keuangan menantikan pidato Gubernur The Fed Jerome Powell yang dijadwalkan pada Selasa, 14 Mei, malam. Pernyataan Powell akan memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga Fed Fund Rate serta upaya mereka dalam mengendalikan tingkat inflasi.
Data mengenai tingkat inflasi baik CPI maupun PPI AS juga ditunggu oleh pasar. Kabar ini akan menunjukkan seberapa besar pengaruh tingkat suku bunga AS saat ini terhadap tingkat konsumsi dan produksi.