KABARBURSA.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memantau PT Bank Muamalat Indonesia karena masih adanya kekosongan pada posisi komisaris utama baru.
Berdasarkan laman resmi perusahaan, saat ini jabatan komisaris utama diisi oleh pelaksana tugas (plt) dan komisaris independen.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa pihaknya sedang menunggu usulan nama komisaris utama dari bank syariah pertama di Indonesia tersebut. Menurut Dian, Bank Muamalat belum pernah mengajukan nama untuk mengisi posisi komisaris utama.
“Kami akan tunggu, nanti saya akan tanya, yang jelas belum masuk ke kami (nama komisaris utama),” kata Dian di Jakarta, kemarin.
Namun, Dian tidak memberikan penjelasan lebih lanjut apakah terdapat tenggat waktu yang diberikan kepada Bank Muamalat untuk mengisi posisi komisaris utama tersebut.
Di samping itu, OJK juga melakukan pengawasan terhadap kredit bermasalah di Bank Muamalat.
“Itu sedang teman-teman pengawas selesaikan, nanti kami lihat. Kredit bermasalah pasti ada tiap bank,” tambahnya.
Saat ini, Amin Said Husni tercatat sebagai Komisaris Independen yang juga merangkap sebagai pelaksana tugas komisaris utama Bank Muamalat.
Posisi komisaris utama Bank Muamalat kosong sejak akhir 2022. Kala itu, Mardiasmo terpilih sebagai komisaris utama, namun belum menjalani proses fit and proper test.
Seiring dengan pemantauan terhadap posisi komisaris utama, OJK juga berfokus pada pengawasan kredit bermasalah di Bank Muamalat. Upaya ini dilakukan untuk memastikan stabilitas dan kesehatan perbankan syariah di Indonesia, mengingat tantangan yang dihadapi setiap bank dalam mengelola portofolio kredit mereka.
OJK berkomitmen untuk terus mengawasi dan memberikan arahan yang diperlukan agar Bank Muamalat dapat segera mengisi posisi penting tersebut dan meningkatkan kinerja serta tata kelola perusahaan.
Tabungan Payroll Tumbuh 369 Persen
Meski begitu, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mengklaim pertumbuhan signifikan pada volume tabungan iB Hijrah Payroll, yang meningkat sebesar 369 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal I-2024.
SEVP Retail Banking Bank Muamalat, Dedy Suryadi Dharmawan, menjelaskan bahwa peningkatan ini berkat strategi bisnis yang berfokus pada akuisisi nasabah payroll, khususnya di segmen Aparatur Sipil Negara (ASN). Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa 21 Mei 2024.
Strategi fokus pada bisnis payroll ini telah dijalankan sejak tahun lalu dan menunjukkan hasil yang sangat baik, menandakan tingginya kepercayaan nasabah institusi dan individual kepada Bank Muamalat.
Dedy menambahkan, “Dengan meluasnya bisnis payroll ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi produk lain seperti pembiayaan untuk ditawarkan kepada nasabah Bank Muamalat.”
Peningkatan tabungan payroll turut mendorong pertumbuhan dana murah (current account and saving account/CASA) sebesar 11,7 persen yoy.
Hingga akhir Maret 2024, jumlah nasabah payroll baru atau new to payroll (NOP) di Bank Muamalat tercatat meningkat sebesar 346 persen yoy. Bank Muamalat menargetkan akuisisi nasabah payroll baru sebanyak lebih dari 70.000 pada tahun ini.
Segmen lain yang dibidik selain ASN meliputi BUMN, pendidikan, dan rumah sakit. Pada kuartal I 2024, sudah ada lebih dari 1.000 nasabah instansi untuk segmen non-ASN dan 40 satuan kerja dari segmen ASN.
Bank Muamalat telah resmi ditunjuk sebagai bank penyalur gaji (BPG) bagi ASN berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Nomor 50 pada 16 Juni 2023.
Dedy menyatakan bahwa payroll di Bank Muamalat adalah “pintu gerbang” bagi nasabah pemilik rekening untuk mengakses produk dan layanan lainnya, seperti tabungan haji, pembiayaan kepemilikan rumah (KPR), multiguna, serta pembiayaan haji khusus dan umrah.
Tabungan iB Hijrah Payroll Bank Muamalat dirancang untuk memudahkan nasabah dalam mengelola gaji dan transaksi finansial. Tabungan syariah ini menggunakan akad wadiah, bebas biaya administrasi, dan menawarkan promo transaksi yang menarik.
Catat Pertumbuhan DPK
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, atau Bank Muamalat, mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 1,3 persen secara year on year (YoY) pada tiga bulan pertama tahun 2024, mencapai Rp46,1 triliun per 31 Maret 2024 dari Rp45,5 triliun per 31 Maret 2023.
Menurut Direktur Utama Bank Muamalat, Indra Falatehan, dana murah (current account and saving account/CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan, dengan pertumbuhan sebesar 11,7 persen YoY. Giro merupakan penyumbang pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 39,4 persen YoY.
“Dana murah, terutama dari rekening giro, menjadi fokus utama sejalan dengan strategi perusahaan yang proaktif dalam menyediakan layanan manajemen keuangan berbasis internet atau Cash Management System (CMS) kepada nasabah,” ungkapnya.
Indra mencatat, peningkatan DPK pada kuartal I 2024 mencerminkan tingkat kepercayaan nasabah kepada Bank Muamalat yang tetap terjaga dengan baik.
Menurut dia, kehadiran layanan CMS dari Bank Muamalat yang diberi nama MADINA membuat penempatan giro untuk kebutuhan transaksi nasabah turut meningkat.
Dari sisi intermediasi, Bank Muamalat juga mencatatkan pertumbuhan pada penyaluran pembiayaan sebesar 10,2 persen YoY menjadi Rp21,4 triliun per akhir Maret 2024.
Hasilnya, catat perseroan, financing to deposit ratio (FDR) Bank Muamalat juga ikut meningkat dari 42,47 persen pada akhir Maret 2023 menjadi 46,32 persen pada akhir Maret 2024.
Sedangkan laba sebelum pajak Bank Muamalat tercatat senilai Rp5,0 miliar per 31 Maret 2024. Adapun aset Bank Muamalat tercatat sebesar Rp64,9 triliun, meningkat 5,4 persen YoY dari sebelumnya sebesar Rp61,6 triliun.
Perseroan mencatat, Bank Muamalat berhasil menjaga kualitas aset yang terlihat dari rasio non-performing financing (NPF) sebesar 1,17 persen (nett).
Indra menambahkan bahwa total modal Bank Muamalat per 31 Maret 2024 tercatat sebesar Rp6,9 triliun. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank tersebut juga berada jauh di atas ambang batas ketentuan regulator, yakni sebesar 30,93 persen per akhir Maret 2024.
Optimalisasi Jaringan Kantor
Perseroan menyampaikan, Bank Muamalat terus melakukan optimalisasi jaringan kantor cabang dan ATM. Jumlah kantor cabang bank tersebut hingga akhir Maret 2024 tercatat sebanyak 235 yang terdiri dari 80 kantor cabang termasuk satu kantor cabang di Kuala Lumpur, Malaysia, serta 155 kantor cabang pembantu.
Dari sisi layanan digital, jumlah pengguna aplikasi untuk nasabah perorangan yang disebut Muamalat Digital Islamic Network (MDIN) telah mencapai angka setengah juta dengan jumlah fitur sebanyak 205 mulai dari transfer hingga tarik tunai.
Adapun pembukaan rekening secara daring (online) melalui Muamalat DIN hingga saat ini telah mencapai rata-rata 350 rekening per hari atau meningkat lebih dari tiga kali lipat.