Logo
>

Pakar Ekonomi Sorot Dampak Konser Taylor Swift di Singapura

Ditulis oleh Syahrianto
Pakar Ekonomi Sorot Dampak Konser Taylor Swift di Singapura

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pakar ekonomi Universitas Airlangga Gancar C. Premananto menilai konser musik The Eras Tour Taylor Swift di Singapura pada Maret merupakan guncangan ekonomi bagi Asia Tenggara.

    Namun Gancar mengaku tidak terkejut dengan hal tersebut. Alasannya, bintang pop industri musik Hollywood itu gemar membuat kontrak eksklusif dengan pihak tertentu.

    "Singapura dikabarkan memberikan subsidi dua sampai tiga dolar AS per konser kepada Taylor Swift sebagai bagian dari kesepakatan," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu, 25 Februari 2024.

    Singapura, kata Gancar, akan sangat diuntungkan dalam kontrak eksklusif tersebut. Sebaliknya, negara-negara di Asia Tenggara seperti Indonesia akan menerima efek negatif dari konser itu.

    "Dengan adanya kontrak tersebut, tentu yang pertama akan menimbulkan scarcity effect atas kemunculan Taylor Swift di Asia Tenggara," jelasnya.

    Yang jelas, sektor pariwisata Singapura akan terdongkrak berkat positioning icon Taylor Swift di Singapura sehingga value Negeri Singa sebagai tujuan wisata meningkat.

    "Singapura sebagai negara tujuan wisata berbasis passion, sepertu slogannya, 'Passion Made Possible,'" ungkapnya.

    Lebih lanjut, Gancar menilai bahwa perjanjian ini dapat menjadi investasi yang sangat menguntungkan bagi perekonomian Singapura. Ini tercermin juga pada konser Coldplay sebelumnya.

    "Coldplay dalam enam kali pertunjukkan diproyeksikan menghasilkan 96 juta dolar SG atau setara Rp1,5 triliun pada perekonomiannya," tuturnya.

    "Tentunya hal ini juga akan berimbas pada aspek pariwisata, akomodasi, kuliner, dan belanja ritel karena para pengunjung konser tidak akan langsung pulang setelah acara," sambung pakar ekonomi Unair itu.

    Tak hanya itu, Gancar juga menyoroti dampak konser Taylor Swift itu terhadap negara di ASEAN. Akan tetapi negara lain di Asia Tenggara perlu belajar dari Singapura dalam mempersiapkan konser artis dunia itu.

    Adapun Singapura memiliki kesiapan fasilitas dan infrastruktur serta memiliki keunggulan secara kompetitif dibandingkan negara lain. Selain itu, perizinan dan penerimaan masyarakat juga memengaruhi.

    "Maka penting bagi negara lain yang ingin melakukan exclusive deal untuk menyediakan hal serupa. Penolakan masyarakat terhadap LGBTQ+ jadi soal berikutnya," ucap dia.

    "Sedangkan Taylor Swift sendiri jelas menduking LGBTQ+ dengan berbagai donasi dan karyanya," tandas Gancar. (ary/prm)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.