KABARBURSA.COM - Pasar Asia diperkirakan bakal memiliki pergerakan yang solid pada perdagangan Selasa, 20 Agustus 2024.
NH Korindo Sekuritas Indonesia (NHKSI) menyampaikan saat ini selera investor terhadap risiko mulai meningkat akibat Dollar yang lebih rendah, volatilitas yang tenang, dan S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor kemenangan terpanjang mereka tahun ini.
Menurut laporan harian bisnis Nikkei yang disampaikan NHKSI, pengecualian utama mungkin adalah pasar Jepang, yang dapat kembali tertekan berkat kenaikan Yen terhadap Dollar.
"Apalagi ditambah dengan wacana pemerintah Jepang berencana untuk menaikkan estimasi suku bunga jangka panjang yang digunakan untuk menyusun anggaran negara menjadi 2,1 persen untuk tahun fiskal berikutnya dari 1,9 persen tahun berjalan," tulis NHKSI dalam laporannya kepada Kabar Bursa, Selasa 20 Agustus 2024.
Menurut NHKSI, rencana tersebut mencerminkan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah karena Bank of Japan menaikkan suku bunga dalam peralihan dari program stimulus selama satu dekade.
Sebelumnya, indeks Nikkei 225 ditutup turun 1,77 persen pada 37.388,62, menghentikan tren kemenangan 5 hari yang mendorongnya naik 8,7 persen minggu lalu.
Sementara dari negara tetangga Negeri Tirai Bambu, saham blue chip China ditutup sekitar 0,3 persen lebih tinggi; merangkak naik untuk hari ketiga di hari Senin, menjauh dari level terendah 6 bulan Kamis lalu, karena investor mengalihkan perhatian mereka ke keputusan suku bunga terbaru People’s Bank of China pada hari Selasa ini.
"Meskipun ekonomi CHINA mungkin masih membutuhkan lebih banyak stimulus, PBOC diperkirakan tidak akan memberi kejutan pemotongan suku bunga lagi seperti yang terjadi bulan Juli lalu dan memilih mempertahankan biaya pinjaman tetap di tempat," tulis NHKSI.
Adapun di benua Eropa, pasar saham in general bergerak sekitar 0,6 persen lebih tinggi, menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 3 minggu dalam kenaikan pasar yang luas, sementara indeks unggulan FTSE 100 naik 0,55 persen. Para investor menantikan data Purchasing Managers' Index (PMI) untuk Inggris, Perancis, Jerman, & Eurozone yang akan dirilis minggu ini.
IHSG-Rupiah Melonjak
Sebelumnya diberitakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah berhasil mencatatkan performa positif pada perdagangan hari ini, Senin, 19 Agustus 2024. IHSG tidak hanya berhasil menunjukkan penguatan, tetapi juga mencetak rekor baru dengan menyentuh level all time high (ATH).
Pencapaian ini menunjukkan kepercayaan investor yang semakin kuat terhadap prospek pasar saham Indonesia, didorong oleh kinerja perusahaan yang solid dan sentimen positif dari pasar global.
Di sisi lain, rupiah juga mengalami apresiasi yang signifikan. Mata uang Garuda ini merespons positif langkah-langkah strategis yang diambil oleh Presiden Joko Widodo, yang dipandang sebagai upaya efektif dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global. Kebijakan-kebijakan tersebut, seperti penguatan investasi infrastruktur dan insentif bagi sektor industri, telah meningkatkan kepercayaan pelaku pasar terhadap ekonomi Indonesia.
Kombinasi antara penguatan IHSG dan apresiasi rupiah ini mencerminkan optimisme yang terus berkembang di pasar keuangan domestik, sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia berada pada jalur yang tepat dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
IHSG ditutup pada level 7.466,83 atau naik 34,7 poin (0,47 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya pada level 7.432,09. Mengutip RTI, sebanyak 318 saham melaju di zona hijau dan 216 saham di zona merah. Sedangkan 207 saham lainnya stagnan. Adapun jumlah transaksi sore ini mencapai Rp 9,2 triliun dengan volume 15,6 miliar saham.
Adapun level ATH IHSG sebelumnya tersentuh pada penutupan perdagangan Rabu, 14 Agustus 2024 dengan menguat 79,4 poin atau 1,08 persen ke level 7.436,039. Posisi itu melampaui rekor sebelumnya yang terjadi pada 14 Maret 2024 di posisi 7.433,315.
Kenaikan IHSG kemarin didukung oleh delapan indeks sektoral. Sektor barang konsumsi nonprimer mencatat kenaikan tertinggi dengan lonjakan 3,32 persen. Disusul sektor perindustrian yang naik 1,18 persen, sektor barang baku naik 0,66 persen, dan sektor keuangan naik 0,65 persen. Sektor transportasi dan logistik naik 0,41 persen, sektor barang konsumsi primer naik 0,05 persen, sektor teknologi naik 0,03 persen, dan sektor properti serta real estat yang naik tipis 0,01 persen.
Top gainers yang mendorong laju IHSG yakni, HM Sampoerna (HMSP) yang melonjak 15,7 persen ke level Rp 770 per saham. Kemudian, Barito Renewables Energy (BREN) yang bertambah 5,4 persen ke level Rp 9.200 per saham. Dilanjutkan oleh BFI Finance (BFIN) yang naik 4,2 perse ke level Rp 990 per saham.
Picu Gelombang Volatilitas
Pada perdagangan kemarin, saham-saham Jepang mengalami penurunan terbesar kedua yang pernah terjadi, memicu gelombang volatilitas yang sering kali terkait dengan krisis besar.
Hal yang membingungkan adalah tidak ada penjelasan tunggal atau jelas untuk aksi jual yang begitu signifikan, baik di Jepang maupun secara global. Meskipun benar bahwa trading dengan leverage dan carry yen mungkin telah mencapai titik jenuh, dan Bank of Japan (BOJ) mungkin terlalu hawkish, seperti Federal Reserve (The Fed) yang gagal menurunkan suku bunga minggu lalu.
Serta gelembung teknologi yang diperbesar oleh AI di Wall Street, apakah hal tersebut cukup untuk menjelaskan penurunan saham Jepang sebesar 12 persen, penurunan yang hanya dilampaui oleh penurunan 15 persen pada 20 Oktober 1987 setelah Black Monday, atau lonjakan indeks volatilitas VIX AS ke level 65,0, yang merupakan level tertinggi sejak krisis pasar 2008 dan 2020?(*)