KABARBURSA.COM - Pasar saham Eropa diperkirakan bergerak fluktuatif pada pembukaan perdagangan Rabu, di tengah sentimen yang masih tertekan oleh gejolak di pasar China. Sentimen positif tampak rapuh setelah pergerakan bursa regional berakhir di zona merah pada penutupan Selasa, dengan seluruh indeks utama dan mayoritas sektor tertekan sepanjang sesi perdagangan. Pelemahan ini melanjutkan tren awal pekan yang juga dibayangi oleh respons investor terhadap perlambatan reli stimulus ekonomi dari China.
Tekanan di pasar Asia kian terasa ketika saham-saham China mengalami aksi jual besar-besaran pada perdagangan yang kacau, ditandai dengan anjloknya indeks CSI 300 daratan hingga 6 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng di Hong Kong memperpanjang tren pelemahannya dengan penurunan 2,5 persen. Pada Selasa, Hang Seng mencatat rekor terburuknya dalam 16 tahun, ditutup merosot hingga 9,41 persen. Seperti dikutip di Jakarta, Rabu 9 Oktober 2024.
Di sisi lain, saham berjangka Amerika Serikat cenderung stabil pada Selasa malam setelah sesi perdagangan yang menguntungkan bagi mayoritas indeks utama. Wall Street menikmati kenaikan yang dipimpin oleh sektor teknologi, didukung oleh penurunan harga minyak dari level tertingginya. Hal ini memberikan dorongan sementara bagi sentimen pasar AS di tengah bayang-bayang kekhawatiran global.
Perhatian investor di Eropa pada hari ini tertuju pada beberapa agenda penting, termasuk prakiraan ekonomi terbaru dari pemerintah Jerman serta pertemuan menteri pertahanan NATO di Belgia. Kedua agenda tersebut dinilai dapat memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan pasar ke depan.
Dari Amerika Serikat, Presiden Bank Sentral AS wilayah Boston, Susan Collins, menyampaikan pada Selasa bahwa ia memprediksi akan ada lebih banyak pemangkasan suku bunga seiring dengan meredanya inflasi serta mendinginnya pasar tenaga kerja. "Keyakinan saya terhadap jalur disinflasi telah menguat," ujar Collins dalam pidatonya di hadapan komunitas perbankan di Boston. "Namun, risiko perlambatan ekonomi yang lebih dalam dari yang diperlukan untuk menstabilkan harga juga meningkat," lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa penyesuaian kebijakan moneter lebih lanjut kemungkinan besar masih akan diperlukan. Pernyataan tersebut mengacu pada dot plot Federal Reserve setelah pertemuan bulan September, yang menunjukkan potensi tambahan pemangkasan sebesar 50 basis poin—setara dengan setengah persen—hingga akhir tahun. Meski demikian, Collins tidak secara eksplisit menyatakan apakah ia sejalan dengan proyeksi tersebut atau memiliki pandangan berbeda.
Kondisi pasar yang terombang-ambing dan ketidakpastian kebijakan moneter AS membuat investor global terus memantau dengan cermat perkembangan situasi, baik di bursa Asia maupun Eropa, yang kini terpengaruh oleh dinamika di China dan pergerakan di Wall Street.
Perkembangan Konflik Di Timur Tengah
Bursa saham Eropa diprediksi akan dibuka dengan pergerakan bervariasi pada hari Selasa ini. Hal ini disebabkan oleh memburuknya sentimen regional setelah awal minggu yang bergejolak. Investor kini memperhatikan dengan seksama perkembangan konflik di Timur Tengah serta potensi dampaknya terhadap pasar minyak, rantai pasokan, dan perekonomian global.
Sementara itu, bursa berjangka AS menunjukkan perubahan minimal setelah penurunan yang terjadi di Wall Street pada hari Senin. Kenaikan harga minyak dan imbal hasil obligasi menjadi beban bagi pasar. Seperti dikutip di Jakarta, Selasa 8 Oktober 2024.
Di kawasan Asia-Pasifik, awal yang kuat pada pasar Tiongkok mulai mereda. Arahan dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional memberikan sedikit rincian mengenai stimulus lebih lanjut, yang membatasi optimisme. Indeks CSI 300 Tiongkok, yang sebelumnya melonjak lebih dari 10 persen setelah pembukaan kembali dari liburan Golden Week, akhirnya mengurangi kenaikannya di sesi berikutnya.
Beberapa rilis penting yang akan mempengaruhi pasar minggu ini mencakup risalah Federal Reserve AS dan data perdagangan Jerman pada hari Rabu. Selanjutnya, inflasi AS dijadwalkan rilis pada hari Kamis, dan pertumbuhan ekonomi Inggris akan diumumkan pada hari Jumat.
Indeks FTSE 100 Inggris diperkirakan akan dibuka lebih rendah sebesar 47 poin pada level 8.302. Sementara itu, DAX Jerman diproyeksikan turun 181 poin menjadi 18.915, CAC Prancis berkurang 77 poin menjadi 7.501, dan FTSE MIB Italia naik 220 poin ke angka 33.814, berdasarkan data dari IG.
Laporan pendapatan yang dinantikan berasal dari OMV, dengan rilis data lain termasuk laporan penjualan ritel BRC, produksi industri Jerman, serta neraca perdagangan terbaru Prancis.
Ketegangan Geopolitik Timur Tengah
Pasar saham Eropa ditutup dengan pergerakan yang bervariasi pada perdagangan Rabu, 2 Oktober 2024, di tengah meningkatnya kekhawatiran investor terhadap ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Konflik yang semakin memanas antara Israel dan Iran telah membuat investor berhati-hati, sementara mereka juga terus mencermati perkembangan data ekonomi terbaru dari Zona Euro.
Indeks saham Eropa regional, Stoxx 600, hampir tidak mengalami perubahan signifikan di sesi penutupan. Beberapa sektor mencatatkan pergerakan yang berlawanan. Sektor utilitas menjadi yang paling tertekan, dengan penurunan sebesar 1,8 persen, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap penurunan permintaan dan tekanan dari ketidakpastian pasar energi.
Sebaliknya, saham di sektor minyak dan gas mengalami kenaikan tajam, naik 1,5 persen. Lonjakan ini dipicu oleh kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan minyak dari Timur Tengah, salah satu wilayah penghasil minyak terbesar di dunia. Dengan meningkatnya konflik antara Israel dan Iran, para investor khawatir ketegangan dapat mengganggu aliran pasokan energi global.(*)