KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat sebesar 38 poin atau naik 0,54 persen ke level 7,209 pada perdagangan Selasa, 21 Januari 2025.
Merujuk data perdagangan RTI Business, sebanyak 179 saham mengalami penguatan, 64 saham melemah, dan 252 saham terpantau stagnan.
Mengutip Stockbit, saham DATA (24,90 persen) berada di posisi teratas peringkat top gainer. Diikuti BRRC (10,67 persen) , PYFA (9,40 persen) , JSPT (8,29 persen), dan WOOD (5,92 persen).
Di sisi lain, saham INDO (11,11 persen) masuk peringkat teratas jajaran top loser. Diikuti GRPM (9,09 persen), OLIV (9,09 persen), JECC (8,86 persen), dan RCCC (8,72 persen).
Sementara itu Reliance Sekuritas memproyeksikan IHSG akan bergerak pada kisaran support pada level 7,072 dan resistance pada level 7,242 dengan kecenderungan melemah.
"Secara teknikal, candle IHSG membentuk inverted hammer, masih di atas MA5 dan MA20, serta indikator Stochastic dan MACD golden cross. Ini mengartikan IHSG akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan melemah," tulis Reliance dalam risetnya kepada Kabarbursa.com.
Adapun, Reliance melaporkan terdapat sejumlah saham yang bisa menjadi pilihan hari ini untuk para investor, seperti MLPL, SMGR, dan EMTK, TOBA.
Pelantikan Trump: Saham Eropa Tetap Datar, FTSE 100 Cetak Rekor
Diberitakan sebelumnya, saham-saham Eropa ditutup mendatar pada Senin, 20 Januari 2025, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi tiga bulan dengan harapan Donald Trump tidak akan langsung menaikkan tarif pada mitra dagang Amerika Serikat (AS) segera setelah ia dilantik sebagai presiden.
Seperti dikutip dari Reuters, indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup mendatar di 523,87 poin, setelah naik lebih dari 2 persen selama pekan lalu.
Sektor otomotif, yang sangat sensitif terhadap berita tentang tarif, naik 1,1 persen.
Donald Trump diperkirakan akan mengeluarkan memorandum perdagangan luas pada Senin yang mengarahkan badan-badan federal untuk mengevaluasi hubungan dagang AS dengan China, Kanada, dan Meksiko, daripada langsung menerapkan tarif pada hari pertamanya menjabat, menurut seorang pejabat pemerintahan Trump yang baru.
Sebagai tanggapan, dolar AS melemah 1 persen, sementara euro naik 1,2 persen.
“Ada rasa bahwa pendekatan Trump akan lebih terukur, dan ini menjadi kabar baik bagi pasar. Inilah yang kami butuhkan setelah berbulan-bulan kekhawatiran tentang seberapa agresif ia akan menerapkan tarif perdagangan,” kata Fiona Cincotta, analis pasar senior di City Index.
Namun, kenaikan itu tidak bertahan lama karena kehati-hatian muncul saat Trump mengucapkan sumpah jabatan pada Senin, 20 Januari 2025.
Saham-saham Eropa sebelumnya mengalami volatilitas akibat kekhawatiran bahwa kebijakan proteksionis Trump dapat memicu inflasi di AS dan Eropa.
“Masih ada unsur ketidakpastian,” tambah Cincotta.
Jerman menjadi salah satu negara yang rentan terhadap tarif. Menteri Keuangan Jerman Joerg Kukies mengatakan Berlin akan mengadopsi pendekatan menunggu dan melihat terhadap tindakan presiden AS yang baru.
Indeks saham acuan Jerman naik 0,4 persen.
Indeks perbankan zona euro naik 1,2 persen, kenaikan tertinggi di antara semua sektor, diikuti oleh kenaikan 1,2 persen pada sektor sumber daya dasar.
Sebaliknya, sektor utilitas turun 1,1 persen, penurunan tertinggi di antara sektor-sektor lainnya.
Di antara saham-saham lainnya, Nemetschek melonjak 10,4 persen setelah pengembang perangkat lunak asal Jerman tersebut melaporkan hasil tahunannya.
Siemens Energy turun 3,4 persen, dengan pedagang menunjuk pada penurunan peringkat oleh UBS menjadi “jual.”
Dari sisi makroekonomi, harga produsen Jerman naik lebih rendah dari perkiraan pada Desember, meningkat 0,8 persen secara tahunan.
Pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) Robert Holzmann mengatakan bank sentral dapat merusak kredibilitasnya jika memotong suku bunga saat inflasi naik lebih cepat dari perkiraan, bahkan jika itu hanya sementara.
ECB diperkirakan secara luas akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 30 Januari.
Pertemuan tahunan para pemimpin politik, bisnis, dan keuangan dunia di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, menjadi agenda yang juga diawasi ketat minggu ini.
Pelantikan Donald Trump bisa Guncang Volatilitas Pasar Saham
Momen pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang rencananya akan dilaksanakan pada Senin, 20 Januari 2025 waktu setempat, diyakini akan berdampak besar terhadap pasar saham Indonesia.
Founder Stocknow.id Hendra Wardana, mengatakan, para investor perlu mencermati pelantikan Donald Trump karena kondisi ini berpotensi mengguncang volatilitas pasar saham.
“Sentimen yang perlu dikhawatirkan oleh investor adalah pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang nantinya berpotensi mengguncang volatilitas pasar saham,” ujar dia kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Senin, 20 Januari 2025.
Hendra menuturkan, Trump ingin mengutamakan Amerika (American First), sehingga, hal ini dapat menjadi sentimen negatif bagi ekonomi negara lainnya yang terdampak, termasuk Indonesia dan China.
Namun di satu sisi, Hendra memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak menguat secara terbatas pada minggu ini, periode 20-24 Januari 2025.
“Dengan menguji level Resistance Classic di 7.258 dan Supportnya di 6.983,” ungkap dia.
Hendra menjabarkan, penguatan IHSG ini berpotensi dipengaruhi oleh keputusan Bank Indonesia (BI) pada 15 Januari 2025 yang menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen.
“Diharapkan memberikan sentimen positif bagi pasar saham dalam jangka pendek,” pungkasnya. (*)