KABARBURSA.COM - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah berhasil mendapatkan mandat untuk menerbitkan surat utang (obligasi) korporasi senilai Rp 53,17 triliun dari 48 penerbit hingga akhir Maret 2024.
Menurut Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto, sektor perbankan dan tambang menunjukkan rencana penerbitan terbesar. Lima perusahaan di sektor perbankan berencana menerbitkan surat utang korporasi sebesar Rp 7,65 triliun. Sementara itu, perusahaan tambang memiliki rencana penerbitan sebesar Rp 5,6 triliun dari lima perusahaan.
Disusul oleh perusahaan sektor jasa konstruksi dan multifinance yang juga berencana menerbitkan surat utang senilai Rp 4,5 triliun dari masing-masing empat penerbit. Selain itu, dua perusahaan pembiayaan non-multifinance akan menerbitkan surat utang senilai Rp 4 triliun.
Dari segi jenis surat utang, penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi mendominasi dengan nilai sebesar Rp 21,67 triliun, diikuti oleh obligasi sebesar Rp 19,12 triliun, PUB Sukuk mencapai Rp 8,25 triliun, dan sukuk Rp 1,59 triliun.
Suhindarto mengungkapkan bahwa Pefindo telah memeringkat sekitar 82,4 persen dari total surat utang yang diterbitkan pada kuartal pertama 2024.
Meskipun masih ada tantangan, prospek penerbitan surat utang korporasi masih cukup baik hingga kuartal I-2024. Aktivitas sektor riil yang terjaga dan kampanye politik seperti Pilpres hingga Pilkada turut mempengaruhi permintaan surat utang.
Di samping itu, adaptasi korporasi terhadap suku bunga yang tinggi dan prospek penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) di masa mendatang menjadi sentimen positif untuk penerbitan obligasi korporasi tahun ini.
Namun, tantangan seperti suku bunga yang tinggi hingga risiko geopolitik di Timur Tengah dapat berdampak negatif terhadap penerbitan surat utang korporasi. Suhindarto menyebut bahwa jika suku bunga tinggi dipertahankan, premi risiko bagi perusahaan juga akan meningkat, mengingat leverage keuangan perusahaan cenderung naik akibat bunga yang lebih tinggi.