KABARBURA.COM - PEFINDO telah menurunkan peringkat Obligasi I/2018 yang diterbitkan PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) dari idCCC menjadi idD.
Secara bersamaan, peringkat korporasi ZINC juga direvisi menjadi idD dari sebelumnya idSD. Langkah ini diambil menyusul ketidakmampuan ZINC untuk melunasi pokok dan bunga obligasi yang telah direstrukturisasi senilai total Rp1,45 miliar pada 13 Agustus 2024.
Kami memproyeksikan Perusahaan tidak akan dapat memenuhi kewajiban tersebut dalam periode perbaikan, mengingat kondisi likuiditas yang sangat ketat. Hal ini diperparah oleh penjadwalan ulang pembayaran transaksi ekspor yang tertunda, keterbatasan modal kerja akibat penonaktifan Trust Receipt oleh bank, serta minimnya dukungan dari pemegang saham. Dalam waktu dekat, Perusahaan diperkirakan akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) guna mengusulkan skema restrukturisasi baru atas obligasi mereka.
PEFINDO dapat mempertimbangkan untuk meninjau kembali peringkat ZINC jika Perusahaan mampu menyelesaikan permasalahan kewajiban finansialnya terhadap kreditur.
Didirikan pada 2005, ZINC fokus pada eksplorasi dan produksi logam industri seperti seng (Zn), timbal (Pb), perak (Ag), serta bijih besi (Fe). Saat ini, ZINC mengelola tiga blok tambang bawah tanah yang bernama Gossan, Karim, dan Ruwai di Lamandau, Kalimantan Tengah.
Tercatat sebagai perusahaan publik sejak 2017, komposisi pemegang saham ZINC per 30 September 2023 terdiri dari Sim Anthony (14,42 persen), Kioe Nata (12,33 persen), Budimulio Utomo (10,15 persen), PT Sarana Inti Selaras (9,78 persen), Haroen Soedjatmiko (9,57 persen), William (9,16 persen), dan publik (34,59 persen).
Butuh Perhatian Pemerintah
Anggota Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga, mendesak agar PT Kapuas Prima Coal (KPC) Tbk mendapat perhatian khusus dari pemerintah untuk menjadikan kawasan industri smelternya sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Langkah ini dinilai penting mengingat PT KPC merupakan satu-satunya industri di Indonesia dan ASEAN yang mengoperasikan dua smelter sekaligus, yakni Smelter Timbal (Pb) dan Seng (Zinc).
“KPC adalah pelopor dalam menjalankan program hilirisasi pemerintah. Sebagai satu-satunya industri di ASEAN yang menjalankan dua smelter, KPC layak mendapat perhatian khusus dan dukungan penuh dari negara untuk menjadi PSN,” kata Lamhot dalam kunjungan kerja spesifik ke Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Kamis, 4 Juli 2024 lalu.
Kinerja Perusahaan
Mengutip RTI Business, sahan PT Kapuas Prima Coal Tbk pada perdagangan hari ini stagnan di harga Rp15 per saham, sama seperti harga penutupan sebelumnya. Perusahaan dengan kode emiten ZINC ini dibuka pada harga Rp15 dan bergerak dalam rentang yang sempit, yakni Rp15 – Rp15 sepanjang hari.
Volume perdagangan tercatat mencapai 2,04 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp30,54 miliar. Aktivitas perdagangan saham ZINC melibatkan 71 transaksi, menunjukkan likuiditas yang cukup tinggi.
Rata-rata harga saham ZINC berada pada Rp15,00 per saham. Dari sisi valuasi, Price to Earnings Ratio (PER) saham ini berada di angka -4,76, mengindikasikan kerugian perusahaan atau hasil negatif dalam perhitungan laba bersih per saham. Sementara itu, Price to Book Value Ratio (PBVR) tercatat sebesar 0,52, menunjukkan bahwa harga saham ZINC diperdagangkan di bawah nilai bukunya.
Kapitalisasi pasar PT Kapuas Prima Coal Tbk mencapai Rp378,75 miliar, menjadikan perusahaan ini salah satu pemain penting di sektor pertambangan Indonesia.
Meskipun pergerakan harga saham ZINC hari ini cenderung stagnan, aktivitas perdagangan yang cukup aktif mengindikasikan adanya minat dari investor untuk terus memantau perkembangan perusahaan ini.
Profil PT Kapuas Prima Coal
PT Kapuas Prima Coal, perusahaan yang bergerak dalam sektor pertambangan dan perdagangan, telah berdiri sejak tahun 2005. Awalnya menghasilkan bijih besi, namun sejak 2014, perusahaan beralih fokus ke produksi Galena (PbS) mengingat kondisi pasar bijih besi yang menurun drastis.
Galena (PbS) ini kemudian diolah menjadi konsentrat Timbal (Pb), Zinc (Zn), dan Perak (Ag) dengan teknologi terbaik untuk memastikan hasil yang optimal. Wilayah penambangan mereka memiliki izin seluas 5,569 Ha dengan potensi besar dalam penambangan Galena (PbS).
Kunci keberhasilan operasional perusahaan meliputi menjaga biaya rendah, meningkatkan cadangan dan produksi, serta alokasi modal yang efisien. Perusahaan juga menekankan komitmen terhadap kesejahteraan dan keselamatan para pekerja, berkontribusi kepada komunitas lokal di sekitar tambang, serta berkomitmen pada pelestarian lingkungan.
Kapuas Prima Coal telah menunjukkan kinerja keuangan yang kuat sejak go public di Bursa Efek Indonesia pada 2017. Perusahaan terus meningkatkan produksi dan penjualannya, serta berfokus pada efisiensi operasional untuk menjaga profitabilitas.
Dengan permintaan global untuk mineral yang terus meningkat, Kapuas Prima Coal berada di posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang pasar. Perusahaan berencana untuk memperluas operasinya dan meningkatkan kapasitas produksinya untuk memenuhi permintaan yang terus berkembang. Selain itu, dengan fokus pada keberlanjutan, Kapuas Prima Coal berkomitmen untuk terus menerapkan praktik penambangan yang bertanggung jawab, yang akan memastikan kelangsungan operasionalnya dalam jangka panjang.(*)