Logo
>

Peluang Besar Pertumbuhan TSPC di Tengah Isu Downtrading

Ditulis oleh Yunila Wati
Peluang Besar Pertumbuhan TSPC di Tengah Isu Downtrading

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Tempo Scan Pacific (TSPC) merupakan salah satu perusahaan consumer health terkemuka di Indonesia yang memproduksi dan menjual berbagai produk farmasi, nutrisi, konsumen, dan kosmetik.

    Pada tahun ini TSPC diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan signifikan dalam core profit, yang diperkirakan mencapai Rp1,35 triliun (+49 persen YoY) pada 2024 dan Rp1,54 triliun (+14 persen YoY) pada 2025. Pertumbuhan ini terutama akan didorong oleh perubahan perilaku konsumen, yaitu tren downtrading dan gerakan boikot terhadap produk luar negeri.

    Mengutip Stockbit Sekuritas, Rabu, 18 September 2024, perubahan perilaku konsumen sangat mempengaruhi pertumbuhan TSPC. Dua tren utama yang mendorong kinerja perusahaan adalah downtrading dan gerakan boikot. Kondisi daya beli masyarakat yang belum pulih sepenuhnya mendorong konsumen untuk beralih ke produk dengan harga lebih terjangkau (value-conscious).

    TSPC dengan strategi harga yang kompetitif telah menjadi pilihan utama bagi konsumen yang memilih produk dengan nilai lebih baik. Produk-produk TSPC, terutama pada segmen farmasi dan kosmetik, menawarkan harga yang lebih murah sekitar 10-50 persen dibandingkan dengan produk kompetitor.

    Boikot terhadap produk luar negeri juga menjadi faktor penting yang memengaruhi preferensi konsumen terhadap produk lokal. Berdasarkan survei Snapcart, 49 persen di Indonesia memutuskan untuk bergabung dengan gerakan boikot, dengan 71 persen di antaranya mengurangi pembelian produk yang diboikot. Sebagai perusahaan lokal, TSPC mendapat manfaat dari tren ini karena konsumen semakin cenderung memilih produk domestik.

    Kinerja Segmen Bisnis TSPC

    TSPC membagi bisnisnya ke dalam tiga segmen utama: Farmasi, Konsumen & Kosmetik, dan Distribusi. Kontribusi masing-masing segmen terhadap total pendapatan TSPC pada paruh pertama 2024 adalah sebagai berikut:

    • Farmasi (35 persen): Segmen farmasi mencakup produk obat-obatan dan vitamin (18 persen) serta nutrisi (17 persen). Segmen ini diproyeksikan tumbuh solid, didukung oleh meningkatnya kesadaran kesehatan dan preferensi konsumen terhadap produk farmasi lokal.
    • Konsumen & Kosmetik (32 persen): Segmen ini berkontribusi secara signifikan terhadap pendapatan perusahaan. Produk kosmetik dan perawatan pribadi yang diproduksi oleh TSPC berada pada segmen value, yang sangat cocok untuk konsumen yang beralih dari produk-produk premium.
    • Distribusi (33 persen): Segmen distribusi masih menghadapi tantangan, namun TSPC mampu mengkompensasi lemahnya kinerja segmen ini melalui pertumbuhan di segmen farmasi dan kosmetik.

    Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kinerja TSPC adalah perubahan komposisi produk (product mix). Produk farmasi serta kosmetik yang memiliki margin lebih tinggi dibandingkan dengan segmen distribusi, akan memberikan dampak positif terhadap margin keseluruhan perusahaan.

    Pergeseran ke arah produk dengan margin lebih tinggi ini diproyeksikan akan meningkatkan margin laba kotor TSPC secara signifikan, yang pada gilirannya akan memperkuat profitabilitas perusahaan.

    Dividen Yield Menarik

    Sejak 2019, pengendali TSPC telah meningkatkan kepemilikan saham mereka dari 80,4 persen menjadi 88,4 persen per Agustus 2024. Kenaikan ini memberikan sinyal positif terhadap prospek bisnis perusahaan.

    Sejalan dengan kenaikan laba bersih, TSPC diharapkan akan meningkatkan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) hingga 55 persen, dengan estimasi dividen per saham (DPS) sebesar Rp176 untuk 2024 dan Rp188 untuk 2025. Dengan demikian, TSPC menawarkan dividend yield yang menarik, masing-masing sebesar 6,6 persen dan 7,1 persen, berdasarkan harga saham pada Rp2.660 per lembar.

    Secara historis, valuasi TSPC diperdagangkan dengan diskon P/E yang besar dibandingkan dengan rata-rata perusahaan sejenis. Namun, sejak akhir 2023, diskon tersebut mulai menyempit.

    Saat ini, TSPC diperdagangkan pada P/E 8,9x, namun seiring dengan peningkatan profitabilitas dan semakin terkonsentrasinya kepemilikan saham, ada potensi re-rating valuasi menjadi 10x P/E. Dengan asumsi ini, harga saham TSPC dapat mencapai Rp3.420 per saham dalam 12 bulan ke depan, menawarkan upside sebesar +29 persen. Bahkan tanpa re-rating, TSPC tetap menawarkan potensi kenaikan harga saham sebesar +14 persen menjadi Rp3.040 per saham.

    Risiko-risiko Utama

    Meskipun prospek pertumbuhan TSPC terlihat cerah, terdapat beberapa risiko yang perlu diperhatikan, antara lain kenaikan harga bahan baku, pelemahan daya beli yang signifikan, dan likuiditas perdagangan saham.

    Jika harga bahan baku meningkat, margin keuntungan perusahaan dapat tertekan. Jika daya beli masyarakat melemah lebih dari yang diperkirakan, dampak positif dari downtrading mungkin tidak cukup untuk menjaga pertumbuhan. Volume perdagangan saham TSPC lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan sejenis, dengan nilai transaksi harian rata-rata sebesar Rp12 miliar dalam 3 bulan terakhir.

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa TSPC berada dalam posisi yang sangat baik untuk memanfaatkan tren perubahan perilaku konsumen seperti downtrading dan gerakan boikot. Dengan positioning sebagai perusahaan lokal yang menawarkan produk bernilai lebih, serta didukung oleh prospek pertumbuhan core profit yang kuat, TSPC diproyeksikan akan terus mencatatkan kinerja positif.

    Kombinasi peningkatan margin, peningkatan kepemilikan pengendali, serta potensi re-rating valuasi, menjadikan TSPC sebagai salah satu pilihan investasi yang menarik dengan potensi upside yang signifikan.(*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79