KABARBURSA.COM - Beberapa aksi korporasi para emiten yang akan membagikan dividen pekan ini tidak memberikan angin segar untuk peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG), justru tercatat dari pekan lalu hingga awal pembukaan pekan ini IHSG justru mengalami penurunan.
Pada pembukaan IHSG melemah 27 poin atau 0,39 persen di level 7.061, pada pembukaan perdagangan Senin, 13 Mei 2024. Hingga pukul 11.27 IHSG hanya meningkat 0,04 persen dan berada pada level 7. 086.
Reza Priyambada, Investment Consultant PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk menerangkan kondisi global yang kurang mendukung membuat pelaku pasar cenderung menjauhi market untuk sementara waktu sambil menunggu fluktuasi market mereda.
"Pergerakan market itu tergantung dari sentimen yang ada, fund flow, banyaknya pihak yang melakukan transaksi, dan sentimen lainnya. Jadi, klo kita sebagai pelaku pasar tentunya juga harus melihat kondisi lainnnya dibandingkan hanya laporan riset saja, " tutur Reza kepada Kabar Bursa, Senin 13 Mei 2024.
Selain itu berbagai kondisi dan sentiment mempengaruhi market dalam 3 hari perdagangan pekan lalu, baik global maupun dalam negeri. Meski di dalam negeri terdapat sentimen positif dari rencana para emiten untuk membagikan dividen namun, kondisi global yang kurang mendukung membuat pelaku pasar cenderung menjauhi market untuk sementara waktu sambil menunggu fluktuasi market mereda.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Analis fixed income, Maximus Nico Demus menerangkan sejauh ini memang pasar tidak bisa menutup mata dari situasi dan kondisi yang terjadi. Tensi geopolitics yang meningkat memberikan kekhawatiran ditambah lagi dengan kehadiran data ekonomi Amerika yang terus menguat sehingga membuat harapan pemangkasan tingkat suku bunga The Fed menjadi hilang.
"Beberapa waktu lalu, data inflasi dan ketenagakerjaan di Amerika membaik yang mendorong pasar bereaksi positive. Namun sayang hanya direspon pelaku pasar dan investor global tidak Asia yang masih khawatir karena data tersebut hanya baik untuk sesaat, " tegas Maxi.
Maxi menuturkan pekan ini ada beberapa data penting menjadi penentu seperti data inflasi Amerika dan penjualan ritel Tiongkok.
Selain itu, Chief Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto menjelaskan bahwa pelemahan IHSG pekan lalu dipengaruhi oleh masih tingginya arus modal asing keluar di pasar saham.
"Hal ini lebih dipengaruhi oleh sentimen global, terutama sentiment high for longer. Sementara dari dalam negeri sendiri belum banyak perkembangan positif yang bisa menopang kinerja pasar saham, " tuturnya.
Sebagai informasi, lima emiten yang akan membagikan dividen pada Mei 2024 yaitu Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), Semen Indonesia Tbk (SMGR), Astra International Tbk (ASII), Segar Kumala Indonesia Tbk (BUAH), dan Garudafood Putra Jaya Tbk (GOOD).
Neraca Dagang Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode 6 hingga 8 Mei 2024 lalu ditutup melemah 0,64 persen ke level 7.088,79 dari 7.134,72.
Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menjelaskan pelemahan IHSG terdampak 2 top losers IDX FINANCE dan IDX TRANS, meski masih tertahan oleh 2 top gainers yakni IDX HEALTH dan IDX TECHNO.
Angga menambahkan ada tiga sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada perdagangan pekan lalu yang hanya berlangsung selama 3 hari tersebut yakni PDB Indonesia, Dividen BUMN Mining dan USD-IDR yang di bawah Rp16.000.
Terkait sentimen PDB Indonesia, pada Triwulan 1-2024 tumbuh sebesar 5,11 persen YoY sedangkan secara QoQ menurun 0,83 persen. Tiga sektor dengan pertumbuhan paling besar secara YoY merupakan administrasi pemerintahan (18,88persen), jasa kesehatan (11,64persen), serta jasa perusahaan (9,63persen).
“Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan PDB Indonesia secara YoY adalah peningkatan konsumsi LNPRT (24,29persem), konsumsi pemerintah (19,90persen), dan konsumsi rumah tangga (4,91persen),” jelasnya di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Selanjutnya terkait dividen BUMN mining, ANTM dan PTBA membagikan dividen dengan yield besar, semisal ANTM akan membagikan dividen sebesar 100 persen dari laba bersih tahun buku 2023. Sementara itu terkait sentimen USD-IDR di bawah Rp16.000, hal ini terjadi berkat kenaikan suku bunga dan cadangan devisa yang digelontorkan oleh BI, sehingga menyebabkan cadangan devisa Indonesia turun menjadi 136,2 Miliar USD dari sebelumnya 140,40 Miliar USD.
Sedangkan jika berbicara tentang prospek market pada minggu ini 13-17 Mei 2024, Angga mengimbau para trader memerhatikan 2 sentimen ini yang diprediksi akan memengaruhi pergerakan sejumlah saham. Kedua sentimen tersebut adalah neraca dagang Indonesia dan inflasi AS yang sama-sama rilis pada Rabu mendatang.
Terkait sentimen neraca dagang Indonesia, terang Angga, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo meyakini cadangan devisa Indonesia akan kembali naik ditopang oleh aliran dana asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia dan surplus neraca perdagangan yang tinggi.