KABARBURSA.COM - Pembangkit listrik apung, Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1, dengan kapasitas 60 megawatt (MW), telah resmi beroperasi sebagai penyedia listrik di Ambon, Maluku. Pengelolaannya ditangani oleh PLN Indonesia Power.
Menurut Direktur Utama PLN IP, Edwin Nugraha Putra, kehadiran BMPP Nusantara 1 memperkuat kehandalan pasokan listrik di Ambon dengan menyediakan sekitar 50 persen dari total kebutuhan listrik di sana.
"Dengan masuknya BMPP Nusantara 1 ke dalam fase commercial operation date (COD), pasokan listrik ke Ambon akan lebih terjamin dari pembangkit apung PLN IP," jelasnya dalam pernyataan tertulis, Sabtu, 15 Juni 2024.
BMPP Nusantara 1 merupakan bagian dari proyek strategis nasional (PSN) sebagai pembangkit apung pertama di Indonesia yang menjadi prestasi anak bangsa.
Ini juga merupakan langkah inovatif PLN untuk meningkatkan kemandirian energi, khususnya di wilayah Indonesia Timur.
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Maluku dan Maluku Utara, Awat Tuhuloula, menambahkan bahwa BMPP Nusantara 1 menjadi pilar utama dalam sistem kelistrikan Ambon.
"Kami berharap BMPP Nusantara 1 menjadi tonggak dan teladan untuk pembangunan BMPP Nusantara 2, 3, dan proyek selanjutnya," tambahnya.
Di sisi lain, PLN IP juga menerapkan sistem digitalisasi pada BMPP Nusantara 1 melalui reliability and efficiency optimization center (REOC).
REOC adalah sistem digital yang terpercaya dan efisien, yang memungkinkan pemantauan real-time lebih dari 20 GWh dari berbagai teknologi pembangkit listrik untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi operasional.
Kemenlu Dukung Maluku jadi Pusat Distribusi Perikanan Regional
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengambil langkah maju dalam memajukan sektor kelautan dan perikanan di Maluku dengan mengorganisir forum “Sustainable Fisheries in Ambon: Coaching Clinic and Business Matching” di Kota Ambon pada 12 Juni 2024.
Dalam forum ini, tercapai kesepakatan Letter of Intent (LoI) antara Kemlu dengan President Ocean Policy Research Institute (OPRI) Jepang.
Surat uraian kerjasama bisnis ini melibatkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon.
LoI tersebut menjadi salah satu hasil nyata dari kegiatan “Sustainable Fisheries in Ambon: Coaching Clinic and Business Matching" yang diinisiasi oleh peserta Sekolah Dinas Luar Negeri (Sesdilu) ke-76 Pusdiklat Kemlu, bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Maluku dan Bappeda Maluku.
OPRI menyatakan bersedia menjadi mitra pengetahuan dalam pengembangan perikanan berkelanjutan di Maluku, antara lain melalui program riset bersama terkait ekonomi biru di Indonesia Timur.
Kepala Pusdiklat, Duta Besar Mohammad Koba, menegaskan bahwa diplomasi Indonesia harus dirasakan secara langsung oleh masyarakat, dan kegiatan seperti coaching clinic dan business matching ini adalah bagian dari upaya konkret untuk mendukung pengembangan perikanan di Maluku.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM KKP I. Nyoman Radiarta, melihat potensi besar Maluku sebagai pusat distribusi perikanan regional berkat posisi geografisnya yang strategis.
Pendekatan sinergis antara pemerintah, lembaga keuangan seperti Bank Indonesia Maluku, dan sektor swasta diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Maluku melalui sektor perikanan.
Kegiatan Coaching Clinic juga melibatkan ahli terkait sertifikasi dan ketelusuran produk perikanan dari Jepang serta langkah-langkah untuk memasuki pasar Eropa.
Business matching membawa para pemimpin usaha dari Jepang dan Jerman bersama eksportir dan pelaku usaha perikanan di Ambon untuk membangun kemitraan bisnis yang berkelanjutan.
Sebagai dukungan lanjutan, PT ORIX Indonesia Finance bersedia untuk membiayai peralatan dan kendaraan guna mendukung distribusi ekspor produk perikanan dari Maluku.
Komitmen dukungan juga disampaikan oleh Konsul Jenderal Australia di Makassar dan Economic Minister Kedutaan Besar Jepang di Jakarta.
Kerjasama antara Kemlu, lembaga terkait, dan mitra internasional menunjukkan komitmen bersama untuk mengembangkan sektor kelautan dan perikanan di Maluku, dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. (*)