KABARBURSA.COM - Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, menilai bahwa dukungan pemerintah terhadap pemerataan digital di seluruh Indonesia dapat membuka peluang bisnis yang positif bagi emiten telekomunikasi, terutama dalam pengembangan jaringan dan peningkatan jumlah pelanggan.
Emiten besar seperti PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) diproyeksikan akan merasakan dampak dari inisiatif ini.
“Pemerintah yang mendorong pemerataan digital akan berdampak positif karena berpotensi meningkatkan pertumbuhan pelanggan bagi perusahaan telekomunikasi. Telkom, yang merupakan BUMN, kemungkinan besar akan mendapatkan prioritas, sehingga potensi pertumbuhan pelanggan bagi TLKM sangat besar,” ujar Sukarno kepada Kabarbursa.com, Kamis, 14 November 2024.
Sukarno menilai bahwa dukungan pemerintah dapat memperkuat posisi TLKM, ISAT, dan EXCL dalam pasar telekomunikasi Indonesia, terutama di daerah-daerah yang selama ini masih kekurangan akses digital. Potensi pertumbuhan ini diharapkan meningkatkan pendapatan dan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
Lebih lanjut, Sukarno menyebut ketiga emiten tersebut sebagai layak untuk dikoleksi oleh investor, mengingat fundamental mereka yang cukup baik.
Meski harga saham mereka saat ini sedang dalam tren penurunan, ia menyarankan agar investor memperhatikan sinyal teknikal sebagai momentum aksi beli.
"TLKM, ISAT, dan EXCL secara fundamental memiliki kinerja yang baik dan cocok untuk dikoleksi. Kondisi harga yang cenderung turun justru bisa menjadi peluang akumulasi bagi investor yang mencari keuntungan jangka panjang,” tutupnya.
Investasi AI untuk Ekosistem Digital
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Prabu Revolusi, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia secara aktif mendorong kolaborasi strategis antara perusahaan teknologi informasi (TI) global dan lokal untuk memperkuat ekosistem digital dalam negeri.
Langkah ini sejalan dengan upaya Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, yang menyambut baik minat investasi dari perusahaan-perusahaan global di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di Indonesia.
“Kami ingin membuka peluang kolaborasi dan investasi seluas-luasnya dengan perusahaan teknologi yang dapat membawa nilai tambah atas tiga hal yaitu bagi ekonomi nasional, meningkatkan talenta digital, serta mendorong transfer teknologi,” ungkap Prabu kepada Kabarbursa.com, Kamis, 14 November 2024.
“Namun, kedaulatan digital nasional tetap menjadi prinsip utama dalam strategi ini,” tambahnya.
Prabu menekankan bahwa tujuan utama dari kebijakan ini adalah agar kehadiran perusahaan TI global di Indonesia tidak sekadar mengejar pangsa pasar, tetapi juga membawa dampak nyata bagi pengembangan kapabilitas digital lokal.
Lebih lanjut, Prabu menjelaskan bahwa kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan domestik menjadi sangat penting untuk mendorong inovasi dan membangun ekosistem AI yang inklusif di Indonesia.
Dari sisi regulasi, Komdigi telah menerbitkan Surat Edaran Menteri Nomor 9/2023 yang mengatur Etika Penggunaan AI, sebagai pedoman awal yang menekankan pentingnya aspek keamanan, etika, dan inovasi dalam pemanfaatan AI.
Prabu juga menambahkan bahwa kementerian saat ini tengah mengkaji regulasi yang lebih komprehensif untuk menyeimbangkan antara keamanan dan kebutuhan inovasi teknologi.
“Dengan kajian regulasi yang tepat, kami ingin memastikan bahwa AI di Indonesia berkembang secara aman dan etis, sambil tetap menjadi daya tarik bagi investor,” tutur dia.
Adapun pemerintah Indonesia telah memetakan lima sektor utama sebagai fokus penerapan kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung transformasi digital nasional.
Sektor-sektor ini dipilih berdasarkan potensi besar yang dimilikinya untuk meningkatkan daya saing serta efisiensi di berbagai bidang.
Menurut Prabu, kelima sektor prioritas ini sejalan dengan Strategi Nasional Kecerdasan Buatan 2020-2045, yaitu layanan kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, ketahanan pangan dan energi, serta mobilitas dan kota pintar.
“Kami memilih sektor-sektor ini karena potensinya untuk memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat,” ujar Prabu.
Dalam sektor kesehatan, Prabu menjelaskan bahwa teknologi AI dapat memainkan peran penting untuk mempermudah akses layanan kesehatan, meningkatkan akurasi diagnosis, dan mendukung perawatan jarak jauh, terutama untuk masyarakat di daerah terpencil.
Di bidang reformasi birokrasi, AI diharapkan dapat meningkatkan transparansi sekaligus mempercepat pelayanan publik dengan standar yang lebih efisien.
Adopsi AI dalam sektor pendidikan dan riset, lanjut Prabu, juga menjadi prioritas untuk memperkaya metode pembelajaran dan mempercepat pengembangan inovasi.
“Dalam pendidikan, kami ingin membangun sistem pembelajaran yang lebih adaptif serta mendukung penelitian berkelanjutan agar dapat mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) digital yang berkualitas,” tambahnya.
Ketahanan pangan dan energi juga menjadi sektor yang diprioritaskan, mengingat teknologi AI dapat membantu meningkatkan produktivitas pertanian dan efisiensi pengelolaan sumber daya energi.
“Dengan penerapan AI, Indonesia dapat memperkuat ketahanan pangan dan mengelola energi secara lebih berkelanjutan,” jelas Prabu.
Sektor kelima, yaitu mobilitas dan kota pintar, bertujuan untuk mewujudkan sistem transportasi perkotaan yang lebih terintegrasi dan efisien. Penggunaan AI di sektor ini diyakini mampu membantu mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas hidup di kota-kota besar.
Prabu menyambut baik minat dari perusahaan teknologi global untuk berinvestasi dalam pengembangan AI di Indonesia. Namun, ia menekankan bahwa investasi ini harus membawa nilai tambah bagi perekonomian nasional, termasuk peningkatan talenta digital serta transfer teknologi yang nyata.
“Kami membuka peluang kolaborasi yang luas, tetapi prinsip kedaulatan digital nasional tetap menjadi dasar utama. Kami ingin memastikan bahwa investasi ini tidak hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar, tetapi juga memperkuat ekosistem teknologi nasional,” tegasnya. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.