KABARBURSA.COM - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan Harga Indeks Pasar (HIP) untuk Bahan Bakar Nabati, yakni biodiesel dan bioetanol, untuk bulan Agustus 2024.
Untuk biodiesel, harga yang ditetapkan adalah Rp12.382 per liter, sementara untuk bioetanol adalah Rp15.010 per liter.
Menurut informasi yang dipublikasikan melalui akun Instagram Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM pada Selasa, 30 Juli 2024, harga biodiesel sebesar Rp12.382 per liter belum termasuk biaya angkut.
Biaya angkut tersebut akan ditambahkan ke harga dasar yang telah ditetapkan.
Perhitungan Harga Indeks Pasar (HIP) untuk biodiesel dilakukan dengan rumus sebagai berikut: HIP = (Harga CPO KPB rata-rata + USD85/ton) x 870 kg/m³ + ongkos angkut.
Dalam perhitungan ini, harga CPO KPB rata-rata untuk periode 25 Juni 2024 hingga 24 Juli 2024 adalah Rp12.848 per kilogram.
USD85 per ton merupakan nilai konversi dari bahan baku CPO menjadi biodiesel, sedangkan 870 kg/m³ adalah faktor konversi dari kilogram ke liter. Ongkos angkut dihitung sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 3.K/EK.05/DJE/2024.
Sementara itu, untuk perhitungan HIP bioetanol, digunakan rumus: HIP = (Harga tetes tebu KPB rata-rata periode 3 bulan x 4,125 kg/L) + USD0,25/L.
Dalam hal ini, harga tetes tebu KPB rata-rata untuk periode 15 Februari hingga 14 Juli 2024 adalah Rp2.647 per kilogram. Faktor 4,125 kg/L digunakan untuk konversi dari kilogram ke liter, dan USD0,25/L merupakan nilai konversi bahan baku menjadi bioetanol.
Pertamina Batal Akuisisi Perusahaan Bioetanol Brasil
Diberitakan sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengumumkan rencana akuisisi perusahaan bioetanol Brasil oleh Pertamina dibatalkan. Ia menegaskan tidak akan ada akuisisi oleh Pertamina.
Sebagai gantinya, pemerintah akan fokus pada penggunaan sumber bioetanol dari produksi dalam negeri untuk bahan bakar ramah lingkungan rendah sulfur.
“Tidak, tidak ada akuisisi. Kita akan gunakan sumber dalam negeri saja,” kata Arifin usai mengikuti rapat internal tentang bioetanol di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 10 Juli 2024.
Namun, Arifin menyebutkan bahwa pemerintah tidak menutup kemungkinan untuk membeli bioetanol dari Brasil jika diperlukan.
“Kalau itu (bioetanol) bisa, kita bisa membeli barangnya,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah masih mengkaji rencana akuisisi perusahaan bioetanol di Brasil. “Masih kita kaji,” ujarnya.
Airlangga juga menjelaskan bahwa pemerintah sudah membuat roadmap atau peta jalan produksi bioetanol di Merauke, Papua, di mana terdapat rencana pengembangan food estate tebu.
“Kita sudah punya roadmap untuk memproduksi etanol dari pengembangan etanol di Papua, Merauke,” ungkap Airlangga.
Rencana akuisisi perusahaan Brasil ini awalnya diusulkan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut pernah mengatakan bahwa pemerintah mengarahkan Pertamina untuk mengakuisisi perusahaan Brasil yang dapat membantu produksi bioetanol sebagai bahan baku bahan bakar ramah lingkungan.
“Presiden (Jokowi) juga sudah memutuskan bahwa Pertamina akan melakukan akuisisi perusahaan di Brasil yang dapat mensuplai gula dan etanol,” kata Luhut dalam acara HUT HIPMI ke-52 di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Senin, 10 Juni 2024.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik rencana ini, menyatakan bahwa sebagai perusahaan multinasional, ekspansi ke luar negeri adalah hal biasa, terutama jika langkah tersebut dapat menguntungkan perusahaan dan negara.
Ekspansi yang direncanakan Pertamina sejalan dengan masa depan ekonomi dan bisnis yang sedang bergerak menuju ekonomi hijau.
“Ini juga untuk melihat masa depan ekonomi dan bisnis, di mana saya kira proses yang dilakukan Pertamina sekarang menuju ke sana,” jelas Jokowi di tempat yang sama.
Jokowi juga menekankan bahwa langkah akuisisi oleh Pertamina harus dikalkulasi dengan matang, termasuk menghitung seberapa besar keuntungan yang bisa diperoleh negara, mengingat Pertamina adalah perusahaan milik negara.
Biotanol akan Gantikan Pertalite
Sebelumnya, PT Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) berencana mengembangkan bioetanol sebagai pengganti bahan bakar Pertalite dan Pertamax mulai tahun 2027, dengan memanfaatkan kolaborasi dengan Brasil.
CEO PNRE, John Anis, mengakui Brasil sebagai produsen bioetanol terbesar di dunia saat ini. Karena itu, Pertamina ingin mengambil pelajaran dari negara tersebut sebelum memulai produksi massal di Indonesia.
“Kita lihat dari bioetanol, produsen terbesar ada di Brasil. Jadi kita harus belajar, mereka sudah memproduksi sejak tahun 1970-an. Jadi, kita harus belajar dari mereka karena kita sedang mencoba menjalin kerja sama,” ujar John, Selasa 30 April 2024.
John menjelaskan bahwa kerja sama tersebut penting karena pengembangan bioetanol memiliki tantangan, terutama dalam ketersediaan bahan baku (feedstock). Oleh karena itu, kerja sama dengan Brasil diharapkan dapat membantu Indonesia belajar dan memproduksi etanol secara efisien.
Selain itu, John menyebut bahwa PNRE belum memutuskan tingkat Research Octane Number (RON) dari bioetanol Pertamax Green yang dihasilkan dari sumber daya di Merauke. Bioetanol tersebut nantinya akan menggantikan Pertalite atau Pertamax.
“Pemerintah berharap akan ada campuran dengan etanol, dan etanol akan disuplai oleh kami. Kami masih mempertimbangkan, apakah RON 95 atau 92 yang lebih baik. Namun, yang pasti, akan ada campuran. Kami masih mempertimbangkan persentasenya, apakah 10 persen, 15 persen, atau 20 persen,” jelas. (*)