Logo
>

Pendapatan Negara Per Mei 2025 Bikin Pasar Resah, IHSG Pun Anjlok

Adapun per kemarin, IHSG ditutup melemah hampir 2 persen atau turun sebanyak 139 poin ke level 6.968

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Pendapatan Negara Per Mei 2025 Bikin Pasar Resah, IHSG Pun Anjlok
Hall Bursa Efek Indonesia. Foto: KabarBursa.com/Abbas

KABARBURSA.COM -KABARBURSA.COM - Catatan pendapatan negara per Mei 2025 ternyata disambut negatif oleh pasar. Hal ini pun berdampak pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Diketahui, per Mei 2025 Kementerian Keuangan mencatat pendapatan negara hanya Rp995,3 triliun, atau 33,1 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang sebesar Rp3.005,1 triliun.  

Analis dan Founder Stocknow.id, Hendra Wardana mengatakan catatan pendapatan negara itu merupakan biang kerok anjloknya IHSG pada Kamis, 19 Juni 2025.

Adapun per kemarin, IHSG ditutup melemah hampir 2 persen atau turun sebanyak 1,96 persen ke level 6.968.

Hendra memandang pasar dibuat resah setelah data pendapatan negara per Mei 2025 hanya mencapai 33,1 persen dari target APBN. Menurutnya, capaian ini lebih buruk dibandingkan periode pandemi Covid-19.

"Angka ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang potensi lonjakan defisit fiskal dan keberlanjutan pembiayaan program-program ambisius pemerintahan baru, mulai dari makan siang gratis, subsidi pupuk dan BBM, hingga pembangunan IKN," ujar dia dalam risetnya kepada Kabarbursa.com, Kamis, 19 Juni 2025.

Hendra menilai minimnya kejelasan dan transparansi arah fiskal membuat pelaku pasar mengantisipasi risiko krisis fiskal terselubung. Kondisi ini pun mendorong aksi jual agresif pada sektor-sektor defensif seperti perbankan dan telekomunikasi.

Keadaan diperparah dari situasi global. Menurut Hendra, pasar diguncang oleh eskalasi konflik Iran–Israel, menyusul laporan serangan rudal Iran ke rumah sakit militer di Israel. 

Dia bilang, ketegangan geopolitik ini langsung berdampak pada melonjaknya harga minyak dan emas, serta memicu kekhawatiran dunia terhadap potensi stagflasi dan disrupsi jalur distribusi energi internasional. 

"Bursa-bursa Asia pun mengalami aksi koreksi serempak, dengan Hang Seng terkoreksi hampir 2 persen," katanya.

Di sisi lain, Hendra mencatat penutupan kemarin merupakan koreksi harian terdalam dalam lima bulan terakhir karena kembali menembus di bawah level psikologis 7.000 serta support teknikal MA200. 

Ia menambahkan dari sisi teknikal, IHSG kemarin menguji support kuat di area MA50 (6.935). Meskipun indikator stochastic telah memasuki area oversold, potensi pemantulan teknikal masih sangat bergantung pada stabilitas sentimen jangka pendek. 

"Jika support ini bertahan, maka rebound jangka pendek berpeluang terjadi dengan resistance terdekat berada di area 7.175–7.240," ujarnya. 

Namun jika tekanan jual berlanjut, kata Hendra, IHSG berpotensi meneruskan penurunan ke support berikutnya di 6.812. Sementara untuk jangka pendek, area 6.935 menjadi penentu arah pasar, dengan outlook mingguan yang masih rentan volatilitas.

Menkeu Bilang Defisit APBN Mei 2025 Terkendali

Sebelumnya diberitakan, setelah sempat mencatatkan surplus di bulan April posisi APBN kembali berada di zona defisit pada Mei 2025. Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan, defisit fiskal pada bulan kelima ini mencapai Rp21 triliun, berbalik arah dari surplus Rp4,3 triliun sebulan sebelumnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai defisit tersebut masih dalam batas yang sangat moderat dibandingkan dengan proyeksi anggaran tahun ini. 

Ia menjelaskan bahwa defisit APBN per Mei 2025 baru sebesar 0,09 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), jauh di bawah batas maksimal yang ditetapkan dalam APBN 2025.

"APBN Kita posisi akhir Mei 2025 mengalami defisit Rp21 triliun. Tahun ini, UU APBN menetapkan defisit Rp616,2 triliun. Jadi, Rp21 triliun masih sangat kecil dan kami akan tetap pantau pelaksanaan APBN," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita yang digelar pada Selasa, 17 Juni 2025.

Di sisi lain, pengeluaran negara telah mencapai Rp1.016,3 triliun, sehingga menciptakan selisih belanja yang mendorong defisit. belanja pemerintah pusat telah direalisasikan sebesar Rp694,2 triliun, dan dana yang ditransfer ke daerah mencapai Rp322 triliun. 

Komposisi ini mencerminkan masih berjalannya fungsi-fungsi utama fiskal dalam menjaga momentum pembangunan dan mendukung daerah.

Mengenai posisi keseimbangan primer, Sri Mulyani menyampaikan bahwa angka tersebut berada di Rp192,1 triliun. Sedangkan untuk pembiayaan anggaran telah menyentuh Rp324,8 triliun hingga akhir Mei.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.