Logo
>

Pendapatan Turun, RSCH Alokasikan Capex Rp46 Miliar

Peruntukannya antara lain Rp12 miliar alat kesehatan (alkes) dan bahan habis pakai (BHP), serta sisanya untuk operasional.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Pendapatan Turun, RSCH Alokasikan Capex Rp46 Miliar
Gedung PT Charlie Hospital Semarang. (Foto: Dok Perusahaan)

KABARBURSA.COM – PT Charlie Hospital Semarang mengumumkan pendapatan perseroan per 31 Maret 2025 tercatat menurun menjadi Rp11,9 miliar, dari sebelumnya Rp12,5 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. 

Direktur Utama RSCH Junianto menjelaskan, penurunan tersebut terjadi karena periode awal 2025 masih dalam masa transisi sebelum operasional penuh rumah sakit. 

Walau begitu, Direktur Keuangan RSCH Sri Mulyaningsih, membeberkan bahwa anggaran belanja modal (capex) tahun 2025 mencapai Rp46 miliar. Adapun peruntukannya antara lain Rp12 miliar alat kesehatan (alkes) dan bahan habis pakai (BHP), serta sisanya untuk operasional. 

Sumber pendanaan capex berasal dari pendapatan operasional dua rumah sakit.

"Memang untuk dana Rp100 miliar dari Mandiri sudah kami maksimalkan tahun ini untuk pengembangan rumah sakit Demak dan pendirian anak usaha konstruksi. Sementara untuk capex operasional kami gunakan dana dari internal," ujar Sri.

Ia juga memaparkan langkah perusahaannya memperkuat jaringan layanannya di Jawa Tengah melalui dua entitas rumah sakit tipe C, yakni Charlie Hospital Kendal dan Charlie Hospital Demak. 

Kedua rumah sakit tersebut menargetkan pertumbuhan signifikan baik dari sisi okupansi tempat tidur hingga peningkatan pendapatan sepanjang 2025, seiring dengan kerja sama strategis bersama BPJS Kesehatan dan perusahaan-perusahaan di kawasan industri.

Transformasi Charlie Hospital: Dari Tipe D Menjadi C

Charlie Hospital Kendal yang semula merupakan rumah sakit tipe D kini telah bertransformasi menjadi rumah sakit tipe C sejak 2024. Rumah sakit ini memiliki kapasitas 100 tempat tidur dengan dukungan 15 dokter spesialis. 

Per 31 Maret 2025, tingkat utilitas tempat tidur (bed occupancy rate) tercatat mencapai 65,5 persen, mencerminkan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap layanan rumah sakit. Adapun rata-rata lama rawat pasien hanya dua hari.

Sementara itu, Charlie Hospital Demak yang mulai beroperasi pada September 2024 kini telah berkapasitas 105 tempat tidur dan dapat ditingkatkan hingga 150 tempat tidur. Meski bed occupancy rate saat ini baru mencapai sekitar 0,65, manajemen optimistis capaian tersebut akan meningkat setelah resmi bermitra dengan BPJS per Juni 2025.

“Dengan kerja sama BPJS dan fasilitas modern yang kami miliki, kami yakin penetrasi pasar akan meningkat,” ujar Sri.

Charlie Hospital Demak menawarkan keunggulan pada kenyamanan pasien dengan kamar kelas 3 yang hanya berisi tiga tempat tidur dan kamar kelas 2 yang hanya terdiri dari dua tempat tidur, lebih lega dibanding rumah sakit lain di sekitarnya yang umumnya menampung 4 hingga 6 pasien dalam satu kamar.

Manajemen rumah sakit juga telah menyusun strategi bisnis untuk 2025 dengan fokus utama pada optimalisasi kerja sama BPJS, kolaborasi dengan fasilitas kesehatan tingkat pertama, dan perusahaan di kawasan Demak. 

Wilayah Demak dipandang memiliki potensi pasar yang besar karena karakteristik aglomerasinya yang ditopang oleh banyak perusahaan industri.

“Jika strategi berjalan sesuai harapan, maka kunjungan pasien dan perbaikan operasional keuangan akan menyusul,” tambah Sri Mulyani.

Kunjungan Pasien RSCH Naik 13 Persen

Dari sisi kunjungan pasien, Charlie Hospital Kendal mencatatkan total kunjungan sebanyak 83.000 pasien sepanjang 2024, naik 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Peningkatan ini memberikan optimisme bagi pengelola rumah sakit untuk mendorong performa Charlie Hospital Demak ke level yang lebih tinggi, terlebih dengan kapasitas gedung yang hampir dua kali lipat lebih besar dibanding unit di Kendal.

Dari aspek keuangan, total aset perseroan per 31 Maret 2025 mencapai Rp288,5 miliar, terdiri dari aset lancar sebesar Rp60,5 miliar dan aset tidak lancar Rp228 miliar. Peningkatan aset terutama berasal dari proyek dalam penyelesaian senilai Rp35 miliar oleh anak usaha Charlie Kontruksi Indonesia.

Liabilitas perseroan naik signifikan setelah memperoleh fasilitas pendanaan perbankan baru sebesar Rp100 miliar dari Bank Mandiri untuk pengembangan jaringan rumah sakit. Di sisi lain, ekuitas menurun menjadi Rp141 miliar karena adanya kerugian tahun berjalan.

Dari sisi pendapatan, pada 2024 perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp48,5 miliar, naik dari Rp42,2 miliar pada 2023. Namun hingga kuartal I 2025, perseroan masih membukukan rugi usaha akibat tekanan dari beban penyusutan dan beban keuangan yang cukup besar.

Manajemen menargetkan EBITDA tetap positif pada akhir tahun, sejalan dengan optimisme terhadap kontribusi kerja sama BPJS dalam mendorong perbaikan keuangan grup rumah sakit.

Menilik data perdagangannya saat ini RSCH harga sahamnya berada dikisaran Rp418 per lembarnya pada 10 Juni 2025. (*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Desty Luthfiani

Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".