Logo
>

Penerbitan Obligasi I INPP Oversubscribed

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Penerbitan Obligasi I INPP Oversubscribed

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Indonesia Paradise Property Tbk (INPP) Perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan, komersial, dan penjualan properti menerbitkan Obligasi I Tahun 2025.

    Dalam keterangan resminya, manajemen INPP menyampaikan obligasi I ini kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga hampir dua kali lipat pada akhir masa bookbuilding.

    Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek pertumbuhan INPP yang didukung oleh beberapa faktor utama seperti arus kas yang solid sebagai perusahaan yang memiliki pendapatan berulang INPP yang stabil, posisi pasar yang baik dengan kualitas aset yang baik.

    Presiden Direktur INPP Anthony Susilo bersyukur atas keberhasilan proses penerbitan Obligasi I Tahun 2025. Menurutnya, pencapaian ini menggarisbawahi kepercayaan yang kuat dari investor terhadap prospek Paradise Indonesia di masa mendatang.

    "Hasil dari penerbitan obligasi ini, setelah dikurangi biaya penerbitan, akan diarahkan untuk memperkuat struktur permodalan dan mendorong pertumbuhan bisnis di masa mendatang kami," kata Susilo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 9 November 2024.

    Dengan fondasi keuangan yang kuat ini, lanjut dia, pihaknya yakin akan kemampuan untuk meningkatkan skala bisnis yang lebih jauh dan memberikan nilai yang berkelanjutan bagi para pemegang saham dan investor.

    Adapun penawaran umum obligasi I INPP Tahun 2025 senilai Rp500 miliar dengan tujuan untuk refinancing utang serta penyertaan modal pada Perusahaan anak yang sedang membangun proyek di Semarang.

    Obligasi ini diterbitkan dengan total jumlah pokok obligasi sebesar Rp500 miliar yang terbagi menjadi dua seri yaitu Seri A sebesar Rp12.500.000.000, dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,05 persen tahun berjangka waktu tiga tahun.

    Sedangkan Seri B sebesar Rp487.500.000.000, dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,30 persen per tahun berjangka waktu lima tahun terhitung sejak tanggal emisi.

    Obligasi ini dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Januari 2025. Dengan alternatif sumber pendanaan ini, INPP juga memiliki ruang gerak yang lebih luas untuk memperluas portofolionya melalui sejumlah proyek strategis, termasuk Antasari Place di Jakarta, 23 Paskal - Extension di Bandung, 23 Semarang, serta properti mixed-use di Balikpapan dan Makassar.

    Komersial Jadi Andalan Utama

    Sebelumnya diberitakan, INPP menyatakan akan mengupayakan kinerja optimal di semua lini bisnisnya, dengan fokus utama pada sektor hospitality (perhotelan) dan komersial seperti pusat perbelanjaan.

    Berdasarkan laporan kinerja hingga September 2024, segmen perhotelan menyumbang 48 persen dari total pendapatan, diikuti oleh segmen komersial sebesar 42 persen, dan sektor properti sebesar 10 persen.

    Chief Corporate Services Officer INPP, Diana Solaiman, menyebutkan bahwa dua segmen utama tersebut masih menjadi pilar utama pendapatan meskipun proyek hunian campuran seperti Antasari Place direncanakan mulai diserahterimakan pada 2025.

    “Target pasar kami adalah kelas menengah atas, sehingga gejolak ekonomi tidak terlalu berdampak, terutama pada segmen komersial, karena pembayaran di muka biasanya mencapai 20 persen,” ujar Diana dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu, 21 Desember 2024.

    Untuk mencapai target pertumbuhan 10-20 persen, INPP mendorong pengelola pusat perbelanjaan untuk lebih kreatif dalam mengadakan promosi dan kegiatan berskala besar.

    Di sisi lain, segmen perhotelan diharapkan dapat memanfaatkan momen Natal dan Tahun Baru untuk meningkatkan tingkat hunian.

    Diana juga menekankan bahwa pendapatan berulang (recurring income) perseroan terdiri dari 48 persen kontribusi segmen hotel, 42 persen dari sektor komersial, dan sisanya 10 persen dari properti.

    Dari sisi pertumbuhan pendapatan hingga September 2024, segmen perhotelan mencatatkan peningkatan tertinggi sebesar 24 persen secara tahunan (yoy), sementara sektor komersial tumbuh 6 persen, dan penjualan properti mengalami penurunan hingga 61 persen yoy.

    Kinerja Keuangan INPP

    INPP mencatatkan kinerja impresif pada kuartal ketiga 2024 dengan laba bersih sebesar Rp281,6 miliar, meningkat signifikan sebesar 201,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp93,4 miliar. Hal ini membuat laba bersih per saham INPP mencapai Rp25,15 per lembar, menjadikan saham perusahaan sebagai perhatian utama investor.

    Pendapatan perseroan selama sembilan bulan pertama 2024 mencapai Rp878,1 miliar, tumbuh 5,6 persen dari Rp831,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Kinerja pendapatan ini diikuti oleh penguatan margin keuntungan, dengan gross margin tercatat di level 67,9 persen, EBITDA margin sebesar 42,5 persen persen, dan net margin mencapai 32,1 persen.

    Gross profit INPP naik 9,2 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp596,1 miliar, sementara EBITDA tumbuh pesat sebesar 53,7 persen menjadi Rp373,3 miliar, mencerminkan efisiensi operasional yang berhasil dilakukan perseroan.

    Secara kuartalan (qoq), pendapatan INPP pada kuartal III 2024 meningkat sebesar 9,4 persen menjadi Rp262,6 miliar dari kuartal sebelumnya. Namun, EBITDA mencatat penurunan tajam sebesar 50,3 persen dibandingkan kuartal kedua, dari Rp273,3 miliar menjadi Rp72,2 miliar. Meski demikian, secara tahunan, capaian laba bersih menunjukkan peningkatan yang luar biasa.

    Dengan margin keuntungan yang solid dan laba bersih yang terus melonjak, saham INPP diproyeksikan tetap menarik bagi investor yang mencari emiten dengan pertumbuhan stabil dan potensi keuntungan besar. Keberhasilan menjaga tingkat efisiensi operasional juga memberikan keyakinan bahwa perseroan mampu menghadapi tantangan ekonomi di masa mendatang. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.