Logo
>

Pengadilan Tolak PKPU terhadap ADHI, Saham Turun 1,42 Persen

Ditulis oleh Syahrianto
Pengadilan Tolak PKPU terhadap ADHI, Saham Turun 1,42 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Majelis Hakim Pengadilan Niaga Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menolak permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang diajukan terhadap PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI).

    Berdasarkan keterbukaan informasi, Rozi Sparta Sekretaris Perusahaan ADHI menjelaskan, Ketua Majelis Hakim Budi Prayitno membacakan putusan tersebut dalam sidang pada Kamis, 3 Oktober 2024.

    Majelis hakim menilai bahwa permohonan yang diajukan tidak memenuhi syarat formal, sehingga syarat materiil dalam perkara ini tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut.

    "Oleh karena itu, majelis hakim menyatakan permohonan PKPU tersebut ditolak," ungkap Rozi.

    Rozi pun mengapresiasi keputusan pengadilan dan menyatakan bahwa mereka menghormati proses hukum yang telah berlangsung secara obyektif dan adil.

    Dengan penolakan permohonan ini, ADHI dapat melanjutkan kegiatan operasionalnya tanpa gangguan dari proses hukum terkait PKPU ini.

    Perkara ini menjadi sorotan karena melibatkan salah satu BUMN konstruksi terbesar di Indonesia, yang selama ini telah berperan penting dalam berbagai proyek infrastruktur nasional.

    Untuk diketahui, permohonan PKPU tersebut diajukan oleh Ir. Machfud Suroso sebagai Pemohon PKPU-1 dan PT Dutasari Citralaras sebagai Pemohon PKPU-2 dalam Perkara No. 271/Pdt.Sus-PKPU/2024/PN Niaga Jkt Pst.

    Lebih lanjut, dari lantai bursa, saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk kembali mengalami penurunan dalam sesi perdagangan hari ini.

    Pada penutupan perdagangan pukul 15:23 WIB, saham ADHI tercatat turun 1,42 persen atau sebesar 4 poin, menjadi Rp278 per lembar.

    Volume perdagangan mencapai 11,86 juta saham, masih berada di bawah rata-rata volume tiga bulanan yang mencapai 67,24 juta saham.

    Pergerakan harga saham hari ini dimulai dengan harga pembukaan Rp282, sedikit lebih tinggi dari penutupan hari sebelumnya di level yang sama.

    Sepanjang hari, harga saham sempat menyentuh titik tertinggi di Rp284, namun juga menyentuh titik terendah di Rp276. Frekuensi perdagangan mencapai 119.000 lot dengan total nilai transaksi sebesar Rp3,3 miliar.

    Meski mengalami penurunan harian, kinerja saham ADHI dalam tiga bulan terakhir menunjukkan peningkatan positif dengan kenaikan sebesar 24,11 persen. Namun, dalam periode satu bulan terakhir, saham ini mencatatkan penurunan sebesar 9,74 persen, mengindikasikan fluktuasi harga yang cukup tinggi.

    Dalam kinerja jangka panjang, ADHI masih menghadapi tekanan, dengan penurunan harga saham sebesar 36,82 persen dalam satu tahun terakhir.

    Fluktuasi harga saham ADHI ini mencerminkan tantangan yang dihadapi emiten konstruksi BUMN di tengah ketidakpastian ekonomi dan proyek-proyek infrastruktur yang masih berjalan.

    Meski mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir, saham ADHI tetap menunjukkan potensi rebound seiring dengan perkembangan sektor konstruksi dan infrastruktur di Indonesia.

    Sementara itu, dari kinerja operasional perusahaan, ADHI mengumumkan telah memperoleh kontrak sebesar Rp13,6 triliun hingga Agustus 2024.

    Menurut keterangan resmi perusahaan, kontrak pada Agustus 2024 diperoleh dari pekerjaan proyek gedung sebesar 43 persen, sumber daya air sebesar 31 persen, hingga  jalan dan jembatan, properti, manufaktur, serta EPC sebesar 26 persen.

    “Sedangkan jika diurai dari sumber pendanaan bersumber dari pemerintah sebesar 56 persen, loan sebesar 7 persen, BUMN/D sebesar 19 persen dan swasta sebesar 18 persen,” tulis manajemen ADHI.

    Menurut manajemen, 90 persen perolehan kontrak masih didominasi lini engineering & konstruksi, 4 persen property & hospitality, 4 persen lini manufaktur, dan investasi & konsesi sebesar 2 persen.

    Selain itu, ADHI juga sukses mendapatkan kontrak besar antara lain EPCC Jetty & Propylene Storage Tank, Tol IKN Paket 1B Segmen Bandara Sepinggan-Tol Balsam hingga Agustus 2024.

    “Perseroan kembali menegaskan komitmennya dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan melalui penandatanganan tiga kontrak strategis di bidang konstruksi air yaitu CWP-IDG Wulan River Improvement works package i and satreyan river works, Kuta-Legian-Seminyak Beach Conservation Works Package 2, dan peningkatan kapasitas Sungai Veteran Kota Banjarmasin Tahap I,” tulis manajemen.

    Menurut manajemen, penandatanganan tiga kontrak tersebut merupakan pencapaian penting bagi perusahaan, yang terus memperkuat posisinya dalam sektor konstruksi air.

    Perolehan kontrak baru hingga Juli 2024 berasal dari pekerjaan proyek gedung sebesar 50 persen, sumber daya air 29 persen, proyek jalan & jembatan sebesar 9 persen.

    “Sedangkan sisanya diperoleh dari proyek properti dan manufaktur,” ujarnya dikutip dari laman Keterbukaan Informasi BEI.

    Apabila dilihat dari sumber pendanaan, pemerintah (pemerintah, BUMN/D, loan) paling mendominasi raihan kontrak baru dengan 81 persen, dan sisanya dari swasta 19 persen.

    Kemudian dari lini bisnis, perolehan kontrak baru masih didominasi 90 persen dari engineering & construction. Diikuti property & hospitality 4 persen, manufacture 4 persen, serta investment & concessions 2 persen.

    Sampai dengan Juli 2024, ADHI berhasil memperoleh beberapa kontrak besar, antara lain Sarana & Prasarana Tambak Udang Sumbawa KKP RI, Istana Wakil Presiden, EPCC Jetty & Propylene Storage Tank, serta Jembatan Pulau Balang Bentang Pendek Fase II. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.