KABARBURSA.COM - Kendaraan listrik (electric vehicle/EV) ditargetkan membanjiri pasar otomotif Indonesia pada 2030. Namun, pemerintah diminta melakukan berbagai cara agar bisa menarik minat masyarakat.
Pengamat Otomotif, Yannes Martinus Pasaribu, mengatakan untuk mencapai target yang dipasang, pemerintah harus mensosialisasikan mengenai keunggulan kendaraan listrik berbasis baterai dibandingkan kendaraan konvensional dengan bensin kepada masyarakat.
"Kampanye dan edukasi yang gencar mengenai keunggulan kendaraan listrik juga diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat," jelasnya kepada Kabar Bursa, Selasa, 28 Mei 2024.
Yannes menuturkan, kegiatan sosialisasi itu bisa dilakukan dengan memanfaatkan media massa, media sosial, hingga kegiatan daring atau offline.
Nantinya dalam sosialisasi itu, kata dia, pemerintah bisa memberi edukasi kepada masyarakat contohnya, mengenai biaya kendaraan listrik yang lebih rendah dibandingkan kendaraan konvensional.
"Termasuk biaya perawatan yang lebih murah, serta menggunakan kendaraan listrik dalam armada pemerintah dan transportasi publik untuk menunjukkan komitmen dan manfaat langsung dari penggunaan kendaraan listrik juga dapat membantu," katanya.
Selain itu, Yannes menyarankan pemerintah perlu membangun infrastruktur, seperti pengisian daya yang merata ke seluruh wilayah di Indonesia.
"Pemerintah perlu mempercepat pembangunan infrastruktur pengisian daya yang merata di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah-daerah terpencil," terang dia.
Lebih lanjut Yannes juga mengharapkan bahwa pemerintah untuk dapat memberikan insentif menarik. Contohnya seperti subsidi pembelian yang lebih besar, pembebasan pajak yang lebih lama, atau diskon tarif listrik untuk pengisian daya.
Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu melanjutkan, pemerintah juga perlu mendorong industri otomotif dalam negeri agar harga kendaraan listrik terjangkau.
"Untuk memproduksi kendaraan listrik secara massal sehingga harga kendaraan listrik dapat lebih terjangkau," ucap dia.
Sementara itu pengamat otomotif lainnya, Bebin Djuana melihat, kendaraan listrik di Indonesia sudah banyak yang sesuai dengan harapan konsumen.
Akan tetapi, Bebin mengakui tidak mudah untuk memuaskan harapan mayoritas masyarakat. Sebab, lanjutannya, masyarakat memiliki konsumen yang bervariasi segmen.
"Tapi memang belum banyak karena konsumen yang bervariasi segmen tentu variable ekspektasinya juga beragam, belum lagi beda daerah beda maunya," imbuh dia.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah menargetkan 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit sepeda motor listrik mengaspal di jalan raya pada tahun 2030.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengungkapkan bahwa pemerintah telah menetapkan target yang ambisius untuk penerapan kendaraan listrik.
“Tujuan kami adalah memiliki 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit sepeda motor listrik di jalan pada tahun 2030,” ujar Dadan dalam keterangan resmi yang diterbitkan pada Rabu 22 Mei 2024 lalu.
Meskipun demikian, Dadan mengakui bahwa masih ada kesenjangan harga antara kendaraan listrik dan kendaraan konvensional. Untuk mengatasi perbedaan harga tersebut, pemerintah memberikan insentif pajak dan subsidi untuk mobil listrik, mobil hibrida, dan sepeda motor listrik.
Untuk mendukung pembentukan ekosistem kendaraan listrik, pemerintah terus membangun stasiun pengisian kendaraan listrik (SPKLU). Diproyeksikan bahwa pada tahun 2030, diperlukan sekitar 32.000 unit SPKLU untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Selain pengembangan stasiun pengisian publik, ketersediaan pengisian daya di rumah juga sangat penting. PT PLN menawarkan insentif seperti harga khusus untuk peningkatan sistem kelistrikan dan potongan tarif untuk pengisian daya semalaman.
Langkah-langkah ini bertujuan untuk mendorong adopsi kendaraan listrik dengan membuat pengisian daya menjadi lebih nyaman dan ekonomis. Selain itu, pemerintah juga sedang mengembangkan standar penghematan bahan bakar untuk kendaraan berat sebagai langkah strategis untuk menurunkan emisi CO2 dalam jangka pendek dan menengah.
Jumlah SPKLU PLN
PLN juga mengumumkan sudah membangun 54 unit stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) selama 2023. Menurut Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, meningkatnya jumlah SPKLU tersebut dapat menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat untuk beralih menggunakan kendaraan listrik.
Selama tahun 2023, PLN juga mencatat jumlah transaksi di SPKLU meningkat signifikan dengan total jumlah mencapai 119.600 kali transaksi. Jumlah itu meningkat sebanyak 404 persen dibandingkan 2022 sebanyak 29.627 kali transaksi.
Hingga Desember 2023, telah lebih dari 900 SPKLU yang beroperasi di 411 lokasi di seluruh Indonesia. Dari total tersebut sebanyak 624 SPKLU yang dikelola oleh PLN. Rinciannya, di Banten 26 SPKLU, Jakarta 113 SPKLU, Jawa Barat 150 SPKLU, Jateng dan DIY 50 SPKLU, Jawa Timur 62 SPKLU, Bali 63 SPKLU, Sumatera 62 SPKLU, Kalimantan 37 SPKLU, Sulawesi 27 SPKLU, Nusa Tenggara 25 SPKLU, Maluku lima SPKLU, dan Papua dua SPKLU.
PLN juga mencatat pertumbuhan ekosistem EV juga terlihat dari peningkatan jumlah konsumsi listrik di SPKLU. Pada 2023, totalnya mencapai 2.464.825 kilowatt hour (kWh) atau meningkat 564 persen dibandingkan 2022 sebesar 436.656 kWh.
Animo masyarakat terhadap kendaraan listrik yang meningkat pada 2023 senada dengan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Hingga Oktober 2023, terdapat 74.988 unit motor listrik dan 20.414 mobil listrik yang telah beroperasi di Indonesia.
Untuk mengakselerasi pertumbuhan SPKLU, PLN juga membuka kolaborasi dengan berbagai pihak, khususnya para pelaku usaha, perbankan, mal, kantor-kantor, swasta, operator jasa transportasi, dan lain-lain.
Sejauh ini sudah ada 42 SPKLU di 26 titik lokasi yang dibangun dengan skema kemitraan. "Dengan skema kerja sama yang dikembangkan ini dapat mengajak korporasi, kelompok usaha bahkan masyarakat bisa ikut serta bersinergi karena keterlibatan berbagai pihak akan mempercepat transformasi penggunaan kendaraan listrik di Tanah Air," pungkas Darmawan.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.