Logo
>

Pengamat Usul Pemerintah Lakukan Hal ini untuk LRT Bali

Ditulis oleh Syahrianto
Pengamat Usul Pemerintah Lakukan Hal ini untuk LRT Bali

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sedang fokus pada proyek LRT Bali setelah menyelesaikan studi kelayakan. Pembangunan LRT di pulau tersebut menjadi semakin penting untuk memenuhi kebutuhan transportasi yang meningkat seiring dengan pertumbuhan masyarakat dan sebagai respons terhadap lonjakan kendaraan bermotor, terutama di destinasi wisata utama seperti Bali.

    Menurut data Pemprov Bali, jumlah sepeda motor dan mobil pada tahun 2023 mencapai 4,8 juta unit, meningkat 4 persen dibandingkan dengan tahun 2020. Selain itu, panjang jalan juga mengalami penurunan sebesar 4 persen, dari 9.800 km pada tahun 2020 menjadi 8.700 km pada tahun 2023. Risal Wasal, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, menyatakan bahwa studi kelayakan untuk proyek LRT Bali telah selesai.

    “Rencananya jalur LRT Bali akan dibangun di bawah tanah atau underground,” kata Risal, dikutip Minggu, 9 Juni 2024.

    Risal mengatakan, nilai investasi proyek ini kurang lebih sekitar USD876 juta atau setara dengan Rp14,2 triliun. LRT Bali tahap 1A rencananya akan memiliki lintasan sepanjang 6,04 kilometer.

    Jalur LRT rencananya akan membentang dari Bandara I Gusti Ngurah Rai ke kawasan Sunset Road. Pada tahap awal ini, LRT Bali akan memililki 5 stasiun pemberhentian, yakni Bandara Ngurah Rai, Kuta, Pura Desa Adat, Central Park, dan Sunset Road.

    Risal tidak dapat memperinci target peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek ini. Dia menuturkan, target ini bergantung pada kesiapan Pemprov Bali dalam menyelesaikan perencanaan, termasuk lelang atau tender proyek tersebut.

    LRT Bali adalah salah satu bagian dari Bali Urban Rail yang merupakan rencana pengembangan angkutan massal di Bali. Implementasi Bali Urban Rail selanjutnya akan dilaksanakan dengan skema business to business (B2B) dan dapat dimulai dari perpanjangan LRT Bali ataupun koridor lainnya di luar koridor LRT Bali.

    Usulan Pengamat untuk LRT

    Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) merespons proposal pemerintah untuk memperkenalkan sistem transportasi umum massal berupa LRT di Bali. MTI menyarankan agar pemerintah fokus terlebih dahulu pada pengembangan transportasi berbasis jalan sebelum memulai pembangunan jenis moda transportasi lainnya.

    Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota MTI Pusat, Aditya Dwi Laksana, mengungkapkan pentingnya adanya layanan transportasi publik di Bali, mengingat minimnya opsi angkutan umum di sana. Ia menyoroti pertumbuhan populasi yang cepat serta meningkatnya kunjungan wisatawan ke Bali sebagai faktor penting. Aditya juga menekankan tingginya mobilitas wisatawan di Bali karena statusnya sebagai destinasi wisata utama bagi baik penduduk lokal maupun turis mancanegara.

    Meski demikian, dia menyebut pengembangan angkutan umum berbasis jalan akan lebih optimal dibandingkan moda kereta. Hal tersebut karena budaya penggunaan angkutan umum oleh masyarakat Bali belum terbentuk secara optimal.

    “Angkutan umum berbasis jalan seperti Bus Rapid Transit, mikrobus dan bus ulang alik (shuttle) sebenarnya lebih baik untuk dikembangkan lebih optimal di Bali. Seharusnya pemerintah lebih fokus dulu mengembangkan moda-moda ini,” kata Aditya.

    Selain mengembangkan angkutan berbasis jalan, pembentukan budaya penggunaan kendaraan umum massal juga dapat dilengkapi dengan pembatasan penggunaan kendaraan. Aditya menyarankan, pembatasan tersebut dapat dilakukan pada beberapa kawasan tertentu sebelum diperluas.

    Setelah budaya penggunaan angkutan umum terbentuk, pembangunan transportasi publik jenis lain seperti LRT atau MRT baru dapat dikaji secara matang. Dia menuturkan, pembangunan moda angkutan berbasis rel memakan waktu relatif panjang dan biaya investasi yang sangat tinggi.

    Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan kajian mendalam tentang kebutuhan awal tujuan (origin destination) perjalanan masyarakat. Hal tersebut agar moda transportasi berbasis rel yang dibangun nantinya dapat memenuhi mobilitas masyarakat secara optimal.

    “Ini agar menghindarkan moda transportasinya dari minimnya minat sehingga okupansinya rendah, contohnya bus Trans Sarbagita dan Trans Metro Dewata,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkap perkembangan terbaru terkait proyek LRT Bali yang nilai investasinya ditaksir mencapai USD876 juta atau setara dengan Rp14,2 triliun. Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kemenhub, Arif Anwar, mengatakan, proses studi kelayakan (feasibility study) LRT Bali telah rampung. LRT Bali tahap 1A rencananya akan memiliki lintasan sepanjang 6,04 kilometer dari Bandara I Gusti Ngurah Rai ke kawasan Sunset Road.

    Dia mengatakan, LRT Bali tahap 1A akan memiliki 5 stasiun pemberhentian. Pembangunan proyek ini rencananya akan dilakukan di bawah tanah atau underground.  "Untuk nilai investasinya kurang lebih sekitar USD876 juta," jelas Arif. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.