KABARBURSA.COM - Pemerintah Indonesia bersiap untuk menjalin kerja sama dalam sektor pertanian dengan Tiongkok.
Kesepakatan ini merupakan hasil pertemuan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam Pertemuan ke-4 High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) RI-Republik Rakyat Tiongkok (RRT) baru-baru ini. Tiongkok berkomitmen untuk mentransfer teknologi, termasuk benih, serta melakukan penanaman padi di Kalimantan Tengah.
Pengamat dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, menyoroti bahwa penerapan teknologi padi dari Tiongkok tidak selalu dapat diterapkan dengan sempurna di Indonesia. "Penggunaan benih dari Tiongkok bukanlah solusi yang selalu tepat dan langsung bisa diterapkan, karena memerlukan adaptasi yang cermat untuk mengurangi risiko kegagalan," katanya Jumat 26 April 2024.
"Perbedaan kondisi cuaca antara Tiongkok yang memiliki empat musim dengan Indonesia yang hanya memiliki dua musim juga dapat mempengaruhi kesuksesan implementasi teknologi tersebut di Indonesia," tambah Khudori.
Khudori juga mengingatkan bahwa upaya transfer teknologi pertanian dari Tiongkok pernah dilakukan pada tahun 2007 oleh Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, namun upaya tersebut gagal mencapai hasil yang diharapkan. "Masalah utama dalam industri pertanian di Indonesia lebih terkait dengan biaya produksi yang tinggi, terutama biaya sewa lahan dan tenaga kerja," jelasnya.
Menurutnya, kebijakan yang lebih efektif dalam pengelolaan biaya usaha tani bisa menjadi langkah yang lebih berdampak dalam memperbaiki produktivitas pertanian di Indonesia.
Menko Luhut mengungkapkan bahwa kerja sama ini direncanakan akan dimulai pada Oktober 2024 dan akan dilakukan secara bertahap dengan evaluasi berkelanjutan.
Dia juga menekankan pentingnya melibatkan mitra lokal dalam proyek ini serta menunjuk Perum Bulog sebagai lembaga yang akan mengelola hasil produksi.
Luhut menyoroti kebutuhan akan peningkatan produksi beras nasional untuk mengurangi ketergantungan pada impor, dan dia berharap kerja sama dengan Tiongkok dapat membantu mengatasi masalah ini.
Dia menekankan pentingnya untuk menjalankan program ini dengan sukses guna mencapai kemandirian pangan yang diinginkan oleh Indonesia.